I. Pendahuluan
Tugas
seorang peneliti tidak hanya sampai pada selesainya penelitian, tetapi ia
mempunyai tugas selanjutnya yaitu mengolah data, menganalisis data,
menginterpretasikan data, yang kemudian menulisnya dalam bentuk laporan penelitian,
mempresentasikan dan mempublikasikan penelitian. Tugas ini sangat mulia, karena
karena dengan dipublikasikan hasil penelitiannya, akan bermanfaat bagi
masyarakat luas.
Setelah
selesai penelitian, data (kasar) yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu.
Pilihlah data yang menjawab hipotesis, permasalahan dan tujuan penelitian,
sedangkan data lainnya dapat disimpan untuk keperluan lain. Data kasar
dapat disederhanakan, ditabulasikan atau bentuk-bentuk lain agar
mudah dianalisis. Data yang telah diolah dan disederhanakan kemudian
dianalisis. Analisis data yang dipilih tentunya jenis analisis yang mampu
menjawab hipotesis, permasalahan dan tujuan penelitian. Data yang telah
dianalisis kemudian disajikan bisa dalam bentuk tabel, gambar, ilustrasi atau
bentuk-bentuk lainnya.
Dalam
penelitian sosial, data yang diperoleh pada umumnya berupa data kualitatif,
sehingga dalam pengolahannya sedikit berbeda dengan penelitian eksakta. Data
atau informasi yang diperoleh dipilih. Data atau informasi yang dipilih adalah
data atau informasi menjawab hipotesis, perumusan masalah, pertanyaan
penelitian atau tujuan penelitian. Pilih analisis data yang tepat untuk
menjawab hal di atas.
II. Analisis
Data
Analisis
data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna
dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1988). Data mentah yang telah
dikumpulkan selama penelitian perlu dipecah-pecah dalam kelompok-kelompok,
diadakan katagorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian rupa
sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat
untuk menguji hipotesis. Manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data
mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan
mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena.
Proses analisis data
dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu
wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak
sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya adalah
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan
pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.
Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan
itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya.
Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari
analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap
ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi
teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
Sehubungan
dengan uraian tentang proses analisa dan penafsiran data di atas, maka dapat
dijelaskan pokok-pokok persoalan sebagai berikut: Konsep dasar analisis data,
Pemerosotan satuan, kategorisasi termasuk pemeriksahan keabsahan data, kemudian
diakhiri dengan penafsiran data.
III.
Konsep Dasar Analisis Data
Menurut
Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola,
kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79)
mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji,
pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data
sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan
demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang didasarkan oleh data.
Dari
uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data
bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak
sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis
data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan
kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut
bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi
teori substantif.
Akhirnya
perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses
berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan
dan dikerjakan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan
menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga,
pikiran peneliti. Selain menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu
mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan
adanya teori baru yang barangkali ditemukan.
IV.
Pemrosesan Satuan
Uraian tentang pemrosesan satuan ini terdiri
dari tipelogi satuan dan penyusunan satuan.
1.
Tipelogi satuan.
Satuan
atau unit adalah satuan suatu latar sosial. Pada dasarnya satuan ini merupakan
alat untuk menghaluskan pencatatan data. Menurut Lofland dan Lofland, (1984) (dalam lexy 2002:
190), satuan kehidupan sosial merupakan kebulatan di mana seseorang mengajukan
pertanyaan. Lincoln dan Guba (1985: 344) menamakan satuan itu sebagai
satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori.
Sehubungan
dengan itu, Patton, (1987: 306-310) membedakan dua jenis tipe satuan yaitu (1)
tipe asli dan (2) tipe hasil konstruk analisis. Patton menyatakan bahwa tipe
asli inilah yang menggunakan prespektif emik dan antropologi. Hal ini
didasarkan atas asumsi bahwa perilaku sosial dan kebudayaan hendaknya
dipelajari dari segi pandangan dari dalam dan definisi perilaku manusia. Jadi,
konseptualisasi satuan hendaknya ditemukan dengan menganalisis proses kognitif
orang-orang yang diteliti, bukan dari segi etnosentrisme peneliti.
Pendekatan
ini menuntut adanya analisis kategori verbal yang digunakan oleh subjek untuk
merinci kompleksitas kenyataan ke dalam bagian-bagian. Patton, menyatakan bahwa secara
fundamental maksud penggunaan bahasa itu penting untuk memberikan ”nama”
sehingga membedakan dengan yang lain dengan ”nama” yang lain pula. Setelah
”label” tersebut ditemukan dari apa yang dikatakan oleh subjek, tahap
berikutnya ialah berusaha menemukan ciri atau karakteristik yang membedakan
sesuatu dengan sesuatu yang lain. Untuk itu,
tipelogi asli ini merupakan kunci bagi peneliti untuk memberikan nama sesuai
dengan apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, dan dihayati oleh para subjek dan
dihendaki oleh latar peneliti.
2. Penyusunan
Satuan
Lincoln dan Guba (1985:
345) mengatakan bahwa langkah pertama dalam pemrosesan satuan ialah analisis
hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah
terkumpul. Setelah itu, usahakan agar satuan-satuan itu diidentifikasi.
Peneliti memasukkan ke dalam kartu indeks. Penyusunan satuan dan
pemasukan ke dalam kartu indeks hendaknya dapat dipahami oleh orang lain. Pada
tahap ini analisis hendaknya jangan dulu membuang satuan yang ada walaupun
mungkin dianggap tidak relevan.
3.
Kategorisasi
Kategorisasi
dalam uraian ini terdiri atas (1) fungsi dan prinsip kategorisasi dan (2)
langkah-langkah kategorisasi yang diuraikan sebagai berikut.
(1).
Fungsi dan prinsip kategorisasi
Kategorisasi
berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan
dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat,
atau kriteria tertentu. Selanjutnya Lincoln dan Guba menguraikan kategorisasi
adalah (1) mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian
isi yang secara jelas berkaitan, (2) merumuskan aturan yang menguraikan kawasan
kategori dan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inklusi setiap
kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data,
dan (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan yang lain
megikuti prinsip taat asas.
(2).
Langkah-langkah kategorisasi
Metode
yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analisis komparatif
yang langkah-langkahnya dijabarkan atas sepuluh langkah, yang mana langkah yang
terakhir adalah analisis harus menelaah sekali lagi seluruh kategori agar
jangan sampai ada yang terlupakan. Setelah selesai di analisis, sebelum
menafsirkan penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan datanya,
pemeriksaan itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan
data.
V.
Keabsahan data
Untuk menghindari
kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan
pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria
derajat kepercayaan (crebility) dengan
teknik triangulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman
sejawat (Moleong, 2004).
Triangulasi merupakan
teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data
untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada
(Moleong,2004). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber,
yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil pekerjaan siswa dan hasil
wawancara terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bantuan alat
pada efektif membaca.
Ketekunan pengamatan
dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang diteliti, rinci dan terus
menerus selama proses pembelajaran berlangsung yang diikuti dengan kegiatan
wawancara secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan terhindar
dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengecekan teman sejawat/kolega dilakukan
dalam bentuk diskusi mengenai proses dan hasil penelitian dengan harapan untuk
memperoleh masukan baik dari segi metodologi maupun pelaksanaan tindakan.
Setelah
data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang terjadi
dianalisis, perlu dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara
fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena lain di luar
penelitian.
Ada
beberapa langkah dalam pengolahan data yaitu: a) editing, b) mengkode data:
kode dan jenis pertanyaan/pernyataan, tempat kode; c) membuat tabulasi, d)
menganalisis data.
a. Editing
Sebelum
data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Data atau keterangan yang
telah dikumpulkan dalam buku catatan, daftar pertanyaan atau pada pedoman
wawancara perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki. Jika masih terdapat yang
salah atau yang masih meragukan perlu dilakukan revisi.
Artinya, pada tahap ini anda meningkatkan kualitas data.
Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a) apakah data
sudah lengkap dan sempurna?
b) Apakah data
sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca?
c) Apakah semua
catatan dapat dipahami?
d) Apakah semua data
sudah cukup konsisten?
e) Apakah data
cukup seragam?
f) Apakah ada data yang tidak sesuai?
b. Mengkode
data
Data
yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya
”ya” atau ”tidak”. Untuk memudahkan analisis, maka jawaban-jawaban tersebut
perlu diberi kode. Pemberian kode-kode kepada jawaban sangat penting artinya,
jika pengolahan data dilakukan dengan komputer.
Pemberian
kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pernyataan, jawaban atau pertanyaan.
Dalam hal ini dapat dibedakan: a) jawaban yang berupa angka, b) jawaban dari
pertanyaan tertutup, c) jawaban pertanyaan semiterbuka, d) jawaban pertanyaan
terbuka, e) jawaban pertanyaan kombinasi.
c. Membuat
tabulasi
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses
data. Membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan
mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai
kategori.
d.
Menganalisis data
Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi
serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Jenis analisis data yang
dipilih hendaknya yang mampu menjawab hipotesis, pertanyaan penelitian,
perumusan masalah atau tujuan penelitian.
Anda dapat menganalisis data
dengan bantuan statistik atau alat analisis lainnya. Pada prinsipnya, semuanya
itu hanyalah alat untuk membantu anda dalam menganalisis. Jika anda salah dalam
memilih jenis analisis data, maka besar kemungkinan tujuan penelitian anda
tidak akan tercapai.
VI. Penyajian
Data
Bagian hasil
penelitian berfungsi untuk menjelaskan hasil penelitian anda, tanpa
interpretasi, dalam rangkaian yang logis dan urut. Penjelasan ini
disajikan dalam bentuk tabel, gambar atau ilustrasi atau foto dan teks. Bentuk
mana yang harus anda pilih? Ini bergantung kepada tingkat kompleksitas data,
efisiensi penyajian, dan kemudahan data itu dibaca.
Data atau informasi kualitatif biasanya
disajikan dalam bentuk teks – yang disajikan secara deskriftif. Sementara, data
kuantitatif yang sangat sederhana akan lebih efisien jika disajikan dalam
bentuk teks. Sebagai contoh, data yang hanya menginformasikan satu
variabel – dengan hanya satu baris dalam tabel– akan lebih efisien jika
disajikan dalam bentuk teks.
Ada data atau
informasi yang akan lebih efisien dan lebih mudah dibaca jika data atau
informasi tersebut disajikan dalam bentuk foto. Sebagai misal,
data hasil analisis jaringan yang menginformasikan jaringan yang
abnormal dan yang normal lebih baik disajikan dalam bentuk foto. Foto ini tentu
saja harus dilengkapi dengan keterangan yang memadai. Sajian dalam bentuk foto
ini harus dijelaskan secara rinci dalam teks.
Teks dalam
hasil penelitian harus mampu memberikan petunjuk kepada pembaca. Caranya anda
harus menekankan kunci-kunci hasil penelitian anda untuk menjawab pertanyaan
atau hipotesis. Fungsi utama teks adalah memberikan
penjelasan tentang informasi yang disajikan dalam tabel dan gambar
atau ilustrasi.
Tidak
semua data yang dihasilkan selama penelitian ditampilkan dalam bagian hasil
ini. Hanya data yang menjawab hipotesis yang perlu disajikan.
Hipotesis mengisyaratkan cara memilih bahan untuk penyajian. Hipotesis
menjelaskan mengenai lingkup tulisan kita. Oleh sebab itu, sajikan hasil penelitian
anda dalam rangkaian yang logis untuk menjawab hipotesis, atau pertanyaan
penelitian yang biasanya ditulis dalam pendahuluan.
a. Pembuatan
Tabel
Dalam
penerbitan jurnal internasional, tabel selalu ditulis dalam halaman terpisah
dari teks, biasanya setelah daftar pustaka. Tabel diberi nomor urut mengikuti
angka arab, dan setiap tabel diketik dalam halaman terpisah. Sebelum membuat
tabel perhatikan dulu format yang ada pada contoh artikel terbaru.
Umumnya
garis horisontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga, yaitu pada
bagian atas (judul kolom) dan satu pada penutup tabel. Garis vertikal sama
sekali tidak diperbolehkan. Setiap tabel yang ada harus dirujuk atau dibahas di
dalam kalimat. Tabel biasanya
dibaca dari atas ke bawah.
Judul
tabel biasanya ditempatkan di atas tabel. Perhatian format penulisan judul
tabel. Judul tabel hendaknya mencerminkan isi tabel, jelas, singkat, menarik
dan akurat. Judul tabel merupakan kalimat pernyataan secara ringkas yang
berdiri sendiri dan dapat menerangkan arti tabel. Judul ”Rataan berat badan broiler selama penelitian” tidak memberikan
informasi yang lengkap.
Pembaca tidak akan mengetahui tentang
penelitian apa yang telah dilakukan oleh peneliti. Padahal sebuah tabel harus
bisa berdiri sendiri. Lain halnya jika judul di atas diubah menjadi ”Pengaruh
pemberian ekstrak daun katuk terhadap berat badan broiler selama penelitian”.
Judul ini memberikan informasi tentang perlakuan apa yang diteliti. Hindari
penggunaan dalam singkatan dalam judul tabel. Judul tabel diletakkan di atas
tabel dengan diawali huruf kapital tanpa diakhiri dengan tanda titik.
Judul
kolom dan baris dalam tabel juga perlu anda perhatikan susunannya. Buat judul
kolom dan baris yang dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca.
Singkatan dalam bagian ini sangat tidak dianjurkan. Akan tetapi jika terpaksa
harus menggunakan singkatan maka perlu dijelaskan dalam catatan
kaki. Umumnya judul kolom merupakan judul tentang perlakuan dari
sebuah penelitian, misalnya level protein, level energi dll., sedangkan judul
dalam baris biasanya diisi dengan variabel yang diteliti. Judul variabel
hendaknya dilengkapi dengan satuannya.
Sistem
penulisan satuan variabel yang ditabulasikan juga perlu diperhatikan dengan
cermat. Tabel dibaca dari atas ke bawah. Syarat yang selalu ditekankan dalam
pembuatan tabel adalah bahwa pembaca bisa memahami dan menginterpretasikan
tabel itu sendiri tanpa harus membaca teks. Susunlah data pada tabel sesuai
dengan urutan penyajian dan pembahasan dalam teks. Kelompokkan data sejenis
dalam satu tabel.
Catatan kaki
pada tabel merupakan simbol non numerik seperti *, †, ‡ .. Petunjuk catatan
kaki diletakkan pada bagian tabel yang memerlukan informasi tambahan tersebut.
Tabel
dengan mudah dapat dibuat dengan menggunakan word processor untuk fungsi tabel
(microsoft word) dan juga dengan excel atau program yang lainnya. Berikut
adalah contoh tabel untuk jurnal ilmiah.
Untuk
membuat tabel dalam artikel dengan menggunakan fungsi tabel dari microsoft
word, pertama-tama setiap data dalam tabel harus dalam sel yang terpisah.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Tentukan jumlah kolom dan baris yang dibutuhkan.
2. Buka insert table dialog box dengan mengklik icon atau menggunakan table drop-down menu. Maka akan terdapat tampilan tentang jumlah kolom dan baris.
3. Masukkan jumlah kolom dan baris dan pilih ”autofit
to contents”. Tambahan baris dapat dengan mudah dilakukan dengan Table >
Insert > Row Below, tetapi lebih sulit untuk menentukan kolom kemudian. Berikut ini tampilannya.
|
Spanner head
|
|
||
Stub head (↓)
|
Column head
|
Column head
|
Column head
|
Column head
|
Row head
|
|
|
|
|
Sub head
|
|
|
|
|
Sub head
|
|
|
|
|
Row head
|
|
|
|
|
Contoh tabel.
Table 1. Effects of fermented chub mackerel extract on activities of lipogenic
related enzymes in the liver of
diabetic rats.
Enzymes
|
0% FCME
|
1% FCME
|
2% FCME
|
Acetyl-CoA carboxylase (nmol/min/mg protein
Fatty acid synthetase (nmol/min/mg protein
HMG-CoA reductase (pmol/min/mg protein
Cholesterol 7a-hydroxylase (nmol/hr/mg protein
|
1.61 + 0.511
1.15 + 0.44
13.72 + 4.25
10.07+ 1.23
|
1.08 + 0.23**
0.71 + 0.29*
11.76 + 2.08
11.69 + 0.65**
|
1.07+ 0.58*
0.69 + 0.45*
12.64 + 3.05
17.09 + 4.29**
|
1Mean + SD
for 7 rats.
*Significantly different (p<0.05) from the control
group.
** Significantly different (p<0.01) from the
control group.
b. Gambar
Biasanya
judul gambar dilampirkan setelah tabel. Tuliskan judul gambar dalam halaman
terpisah dari gambarnya. Jika ada beberapa gambar, bisa
diberi nomor dan judulnya dan mengetiknya dalam satu halaman. Perhatikan format
penulisan judul gambar pada artikel contoh.
Gambar
digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Setiap gambar dicetak pada
halaman terpisah. Untuk tidak membingungkan, tuliskan nomor gambar dan nama
penulis dibalik (halaman belakang) gambar tersebut. Selain itu, untuk gambar
yang tidak langsung kelihatan mana bawah dan atas, harus ditunjukkan di margin
gambar tersebut dengan pensil. Karena gambar tidak disertai dengan judulnya,
jangan sampai salah memberikan nomor di belakang gambar atau salah mengurutnya
dalam teks.
Berikut
ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan gambar atau ilustrasi.
•
Gambar selalu
ditulis dalam halaman terpisah dari teks.
•
Gambar diberi
nomor urut mengikuti angka arab.
•
Setiap gambar
diketik dalam halaman terpisah.
•
Perhatikan dulu
format yang ada pada contoh artikel terbaru.
•
Judul gambar
dapat berupa satu kalimat atau lebih.
•
Judul gambar
diletakkan di bawah gambar dan diawali oleh huruf kapital serta diakhiri dengan
tanda titik.
•
Judul gambar
biasanya ditulis terpisah dari gambar.
•
Gambar biasanya dibaca dari bawah ke
atas.
•
Setiap gambar biasanya mempunyai
simbol. Untuk itu, setiap simbol harus
diberikan keterangan. Ukuran simbol dan keterangannya
harus proporsional dengan ukuran gambar dan dapat dibaca dengan jelas.
•
Setiap gambar yang terdapat dalam
tulisan harus dirujuk di dalam teks.
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, T. M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. PT Raja Grafindo Pustaka,
Jakarta.
Haryanto, A. G., H. Ruslijanto dan D.
Mulyono. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Malo, M. 1997. Metode Penelitian Sosial.
Universitas Terbuka, Jakarta.
Mariani, I. R. dan J. Kuncoro. 2001. Teknik Mencari dan Menulis Berita. Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.
Mullins, C. J. 1980. The Complete Writing Guide to Preparing Reports,
Proposals, Memos, Etc. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, NJ.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rifai, M. A. 1995. Pegangan: Gaya Penulisan,
Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.
Santoso, U. 2006. Merancang Penelitian Berskala
Nasional. Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah. Jurusan Peternakan, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Santoso, U. 2007. Tips Praktis
Menulis Karya Ilmiah Internasional. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu. Bengkulu.
Winarto, Y. T., T. Suhardiyanto, dan E. M.
Choesin. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan,
Menulis dan Mencermatinya. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

No comments:
Post a Comment