Dahulu kala, di sebuah kota di Irak yaitu Baghdad, seorang
ibu tinggal bersama anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Suatu hari,
datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian
laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak
Aladin pergi ke luar kota dengan se-ijin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan
yang ditempuh sangatlah jauh. Aladin mengeluh kelelahan pada pamannya namun dia
malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, dengan ancaman jika Aladin
menolak dia akan dibunuh.
Beberapa hari berlalu, akhirnya Aladin sadar bahwa laki-laki
itu bukanlah pamannya, melainkan seorang penyihir jahat.
Setelah kayu bakar terkumpul, penyihir tersebut kemudian
menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera."
Abakadabrah...." ..
"Kraakkkkkkk" Terdengar bunyi keras disertai
dengan terbelahnya tanah menjadi sebuah gua.
Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke
dasarnya."Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik di dasar gua itu." seru
si penyihir.
"Tidak, aku takut turun kesana." Jawab Aladin
aladin menemukan lampu ajaib yang diminta penyihir

Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan
memberikannya kepada Aladin." Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan
melindungimu." Kata si penyihir.
Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut.
Setelah sampai di dasar dia menemukan pohon-pohon berbuah permata dan emas.
Setelah buah permata dan lampu yang ada disitu dibawanya, dia segera menaiki
tangga kembali. Tetapi pintu gua telah tertutup sebagian.
"Cepat lemparkan lampunya!" seru si penyihir.
"Tidak! Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar
dari gua ini." Jawab Aladin.
Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan
akhirnya." Brakkk!" Pintu lubang ditutup oleh si penyihir dan
kemudian dia meninggalkan Aladin terkurung didalam gua bawah tanah. Aladin
menjadi sedih dan duduk termenung." Aku lapar, dan aku ingin bertemu
dengan ibu." Ucap Aladin.
Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap lampu antik
itu. Tiba-tiba sekelilingnya menjadi biru dan asap membumbung. Bersamaan itu
muncul sosok sebesar raksasa. Aladin sangat ketakutan.

jin keluar dari lampu wasiat aladin
"Maafkan saya telah mengagetkan tuan. Saya adalah jin
penunggu wasiat. Mulai saat ini semua permintaan tuan akan hamba turuti."
Kata sosok raksasa yang ternyata jin penunggu lampu wasiat.
"Jika demikian tolong buka pintu gua ini, aku ingin
keluar."
"Baik Tuan. abakadrabah." Jawab Si Jin
lampu."Brakkk." Tiba-tiba pintu gua terbuka lebar.
Aladin segera keluar dengan mambawa permata, emas dan lampu
ajaib yang ditemukannya didalam gua. Setelah berada diluar Aladin segera
mengusap kembali lampu wasiat ditanggannya. Asap berwarna biru kembali
membumbung." Semua permintaan tuan akan hamba turuti." Ucap jin yang
keluar dari lampu wasiat.
"Aku ingin segera kembali kerumah, aku khawatir ibuku
mencemaskanku."
"Baik. Cringg." Tiba-tiba didepan aladin terhampar
sebuah permadani mewah. Sejenak Aladin bingung dengan adanya permadani
tersebut.
"Silahkan tuan naik keatas permadani, lalu ucapkan
terbang, maka permadani ini akan mengantarkan tuan kemanapun yang tuan
inginkan."
Walaupun masih bingung Aladin segera menaiki permadani yang
terhampar dihadapannya. Dengan ragu kemudian dia berkata." Terbang ke baghdad."
Dengan cepat permadani bersama dengan Aladin melesat terbang menuju Baghdad.
Setelah tiba dirumahnya Aladin menceritakan semua hal yang
dialaminya kepada ibunya." Kenapa si penyihir itu menginginkan lampu kotor
ini yah?" Kata ibu Aladin sambil menggosok membersihkan
lampu."Syuutt." Asap biru membumbung keluar dari dalam lampu wasiat.
Asap itu membentuk sebuah sosok raksasa yang merupakan jin penunggu lampu
wasiat." Silahkan ibu sebutkan keinginan ibu, maka segera akan saya wujudkan."
Aladin yang sebelumnya sudah pernah mengalami hal yang sama segera memberi
perintah." Kami sangat lapar, tolong siapkan makanan untuk kami."
Dalam waktu singkat Jin itu membawa makanan yang lezat-lezat dan kemudian
menyuguhkannya dihadapan aladin dan ibunya." Jika ada hal yang diinginkan
kembali, panggil saya dengan mengusap lampu wasiat." kata si Jin lampu.
Demikian hari, bulan, tahunpun berlalu. Bermodalkan emas dan
permata yang dia dapatkan dari gua, Aladin dan ibunya membuka usaha perniagaan
yang maju berkembang. Aladin yang sudah beranjak menjadi pemuda menjalani hidup
bersama ibunya dengan bahagia.
Suatu hari lewatlah rombongan kerajaan yang membawa Tuan
Putri Jasmine yang merupakan putri semata wayang dari Raja baghdad, didepan
toko milik Aladin. Aladin sangat terpesona dengan kecantikan dari Putri
Jasmine.
Aladin kemudian menceritakan keinginannya kepada Ibunda
tercintanya untuk memperistri Putri Jasmine.
"Tenang Aladin, Ibu akan berusaha."
Ibu Aladin kemudian pergi ke Istana raja Baghdad dengan
membawa permata-permata milik Aladin." Baginda, ini adalah hadiah untuk
Baginda dari anak Laki-lakiku Aladin."
Raja amatlah senang dengan pemberian tersebut.
"Wah.. anakmu pasti seorang pangeran yang tampan. Besok
aku akan datang ke istana kalian dengan membawa serta puteriku."
Setelah tiba dirumah, Ibu segera menggosok lampu dan meminta
Jin untuk membuat sebuah istana yang lebih indah dari istana Raja Baghdad dalam
satu malam. Aladin dan ibunya segera pergi ke atas bukit dimana jin membuat
istana untuk mereka. Benar saja diatas bukit terlihat sebuah istana yang sangat
megah berkilauan terkena cahaya, dan sudah lengkap dengan prajurit dan pelayan
istana.
Esok harinya Raja Baghdad dan Puterinya datang berkunjung ke
istana Aladin yang sangat megah.
"Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu."
Tanya Raja Baghdad kepada Aladin. Tentu saja Aladin sangat gembira
mendengarnya. Aladin dan Putri Jasmine kemudian melaksanakan pesta pernikahan
di Istana milik Aladin.
Si penyihir ternyata mengetahui semua kejadian itu melalui
bola kristal miliknya. Dia lalu pergi ke istana Aladin dan berpura-pura menjadi
seorang penjual lampu. Dia berteriak-teriak," Tukarkan lampu lama anda
dengan lampu baru!" Putri Jasmine yang melihat lampu ajaib aladin yang
usang segera keluar untuk menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir
menggosok lampu itu dan memerintahkan jin memboyong istana Aladin dan Putri
Jasmine ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari bekerja. Dia sangat terkejut
melihat istana dan istri yang sangat dicintainya raib entah kemana. Aladin
kemudian bertanya kepada penduduk disekitar istana. Mereka berkata ada seorang
pedagang lampu yang menculik Putri Jasmine. Dari ciri-ciri yang diucapkan para
penduduk, Aladin sadar bahwa pedagang lampu adalah penyihir jahat yang pernah mengurungnya
didalam gua.
Setelah mencari-cari, akhirnya Aladin menemukan istana si
penyihir di suatu tempat. Sesampainya di istana, Aladin menyelinap masuk
mencari kamar tempat sang putri dikurung." Penyihir itu sedang tidur
karena kebanyakan makan dan minum." Ujar Putri Jasmine." Baik, jangan
khawatir aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita nanti akan
menang." Jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tertidur.
Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya
dan segera menggosoknya." Singkirkan penjahat ini!" seru Aladin pada
Jin penunggu lampu Ajaib. Penyihir terbangun lalu menyerang Aladin, namun jin
penunggu lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas." Terima
kasih sahabatku, bawalah kami dan istana ini kembali ke tempat semula."
Sesampainya di tempat tujuan Aladin dan Putri Jasmine hidup bahagia. Dia
menggunakan harta kekayaannya membantu orang-orang miskin dan kesusahan
No comments:
Post a Comment