Metode pembelajaran menurut Sanjaya (2008: 125) dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Suroso (1999:19-20) metode pembelajaran dipilih berdasarkan
pada tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran yang akan disampaikan,
serta sarana dan kondisi siswa yang dihadapi oleh para pengajar. Yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar adalah:
- Tidak ada satu metode yang terbaik yang
dapat digunakan untuk segala situasi dan tujuan pengajaran.
- Setiap metode yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai.
- Penggunaan metode yang bervariasi akan
membuat situasi pembelajaran menjadi lebih efektif
Berdasarkan definisi/pengertian
metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh
seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Pribadi (dalam Suroso, 1999:21) menyatakan, “tujuan proses
pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Untuk mencapai tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara
sistematik dan sistemik”.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
adalah metode bercerita. Metode bercerita adalah cara penyampaian cerita pada
anak. Guru memberikan penjelasan suatu cerita kepada anak secara lisan. Melalui
tokoh–tokoh yang ada dalam cerita, banyak pesan moral dan nilai–nilai agama
yang dapat ditanamkan kepada anak. Guru dapat bercerita dengan menggunakan
media seperti buku cerita, majalah dan media lain. Selain itu kegiatan
bercerita dapat pula dilakukan tanpa menggunakan media seperti bercerita
tentang pengalaman sehari-hari di rumah atau di sekolah.
Cerita
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya, orang tua
kepada anaknya, guru bercerita kepada pendengarnya. Suatu kegiatan yang
bersifat seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan sandaran kepada
kekuatan kata-kata yang dipergunakan untuk mencapai tujuan cerita (Soekanto,
2001: 9).
Cerita bagi anak merupakan salah satu hal yang disukai dan
disenangi. Kegiatan bercerita semacam ini sejak dulu dilakukan oleh orang tua
mereka untuk pengantar tidur siang atau malam hari. Kebiasaan ini berjalan
terus hingga saat ini bercerita masih dilakukan oleh orang tua yang ingin
membina dan membentuk perkembangan pribadi anaknya.
Metode
bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan di Taman
Kanak-kanak. Sebagai suatu metode bercerita mengundang perhatian anak terhadap
pendidik sesauai dengan tema pembelajaran. Bila isi cerita dikaitkan dengan
dunia kehidupan anak di Taman Kanak kanak, maka mereka dapat memahami isi
cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian, dan dengan
mudah dapat menangkap isi cerita (Moeslichatoen, 2004: 157).
Bercerita
merupakan kegiatan menuturkan kejadian, menyampaikan gambaran atau kejadian
yang benar-benar terjadi maupun hasil rekaan. Menurut Subyantoro (2007: 14)
mengemukakan bercerita sebagai suatu kegiatan yang disampaikan oleh pencerita
kepada Anaknya, ayah, ibu dan ibu kepada anak-anaknya, juru bercerita kepada
pendengarnya. Bercerita juga merupakan suatu kegiatan yang bersifat seni,
karena erat kaitannya dengan bersandar kepada kekuatan kata.
No comments:
Post a Comment