Thursday, March 1, 2018

Makalah Nilai budaya

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang yang hidup. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkunganya.oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut yang mungkin terjadi oleh perubahan pada pengetahuan,keterampilan atau sikap. Apabila proses belajar itu di selenggarakan secara formal di sekolah-sekolah. Tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa. Baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap.selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh  lingkungan yang antara lain yaitu: terdiri atas murid, guru, dan staf sekolah lainnya. serta bahan materi lainya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong pembaharuan dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingginya pendidikan seorang pendidik. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Permainan tradisional daerah juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pembelajaran di sekolah diharapkan tidak hanya bersifat teoritik tetapi juga dapat mengenalkan media pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisonal, karena dalam permainan tradisional mempunyai nilai nilai pengetahuan yang seharusnya dilestarikan oleh guru, sekalipun pada kenyataannya permainan tradisional sedikit demi sedikit ditinggalkan, permainan tradisional merupakan ciri suatu bangsa, dan hasil suatu peradaban.
Bangsa mana yang tidak bangga pada permainan budaya. Karenanya, menggali, melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Selain telah menjadi ciri suatu bangsa, permaian tradisional adalah salah satu bagian terbesar dalam suatu kerangka yang lebih luas yaitu kebudayaan. Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar.
Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan perkembangan jaman, sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya otak. Berbeda dengan permainan anak jaman sekarang yang hanya duduk diam memainkan permainan dalam layar monitor dan sebagainya.
Menguatnya arus globalisasi di Indonesia yang membawa pola kehidupan dan hiburan baru, mau tidak mau, memberikan dampak tertentu terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Termasuk di dalamnya berbagai macam permainan tradisional anak. Sementara itu, kenyataan dilapangan dewasa ini memperlihatkan adanya tanda tanda yang kurang menggembirakan yakni semakin kurangnya permaianan tradisional anak yang ditampilkan, sehingga akan berakibat pada kepunahan.
Banyaknya kegunaan permaianan bagi proses pembelajaran perlu adanya pelestarian terhadap keutuhan permaianan tersebut. Mengenal permainan tradisional bermain congklak, egrang, balap karung, bola bekel dan lain-lain di masa muda, akan mengantarkan mereka pada permainan yang bermamfaat dalam kegiatan belajar untuk meraih prestasi di masa yang akan datang. Tanpa mengenalnya di masa muda, sulit bagi anak-anak untuk menerima hal yang sama yang dahulu mereka mainkan bahkan yang pernah dimainkan pula oleh ayah, ibu, dan kakek-neneknya. Operasional pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional dapat dilakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar. misalnya dalam permainan gasingan yang terbuat dari kayu, layangan, yoyok, parasut dan-lain-lain. Bagi anak permainan dapat dijadikan kegiatan yang serius, tetapi mengasyikan. Melalui permainan, berbagai pekerjaannya dapat terwujud dan permainan dapat dipilih oleh anak karena menyenangkan bukan untuk memperoleh hadiah atas pujian.permainan tradisional  juga dapat membantu fisik bisa lebih sehat karena disana kita bisa beraktifitas (mengeluarkan keringat) dengan demikian dapat di tarik kesmpulan yaitu media adalah bagian yang tak terpisahkan dari  proses belajar mengajardemi tercapainya media pendidikan pada umumnya dan tjuan pembelajarab pada khususnya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan  permainan tradisional?
2.      Apa saja jenis-jenis permainan tradisional ?
3.      Bagaimana implementasi permainan tradisional sebagai wahana dalam pendidikan karakter?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui mengenai permainan tradisional.
2.      Untuk mengetahui jenis permainan tradisional.
3.      Untuk mengetahui implementasi permainan tradisional sebagai wahana dalam pendidikan karakter.









BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Permainan Tradisional
            Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam Naville Bennet  bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut: (1) Permainan sebagai kecendrungan, (2) Permainan sebagai konteks, dan (3) Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Menurut Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain; (1) sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak (2) tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik (3) bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif keikutsertaan anak, dan (4) memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial.
Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak.Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan.Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.
Permainan tradisional merupakan warisan antar generasi yang mempunyai makna simbolis di balik gerakan, ucapan, maupun alat-alat yang digunakan.Pesan-pesan tersebut bermanfaat bagi perkembangan kognitif, emosi dan sosial anak sebagai persiapan atau sarana belajar menuju kehidupan di masa dewasa.Pesatnya perkembangan permainan elektronik membuat posisi permainan tradisional semakin tergerus dan nyaris tak dikenal. Memperhatikan hal tersebut perlu usaha-usaha dari berbagai pihak untuk mengkaji dan melestarikan keberadaannya melalui pembelajaran ulang pada generasi sekarang melalui proses modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekarang (Fajarwati, 2008: 2).
Permainan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak. Menurut Pellegrini (1991: 241) dalam Naville Bennet (1998: 5-6) bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut; (1) permainan sebagai kecendrungan, (2) permainan sebagai konteks, dan (3) permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Permainan tidak lepas dari pada adanya kegiatan bermain anak, sehingga istilah bermain dapat digunakan secara bebas, yang paling tepat adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan, bermain dilakukan secara suka rela oleh anak tanpa ada pemaksaan atau tekanan dari luar. Menurut Hurlock (2006: 320), secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu aktif dan pasif.
Menurut Mulyadi (2004: 30) bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain:
1)     Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak.
2)     Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik.
3)     Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
4)     Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial.
Oleh karena itu, bahwa permainan tradisional disini adalah permainan anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat (Sukirman D, 2008:19).Permainan tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial.
Dalam hal ini, permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dia ketahui sampai pada yang dia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, sampai mampu melakukannya.Dengan demikian bermain suatu kebutuhan bagi anak.Dengan merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain yang sesui dengan taraf kemampuannya.  Jadi bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari termasuk dalam permainan tradisional.
Menurut Atik Soepandi, Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang  tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariska secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati.
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu : permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, diainkan oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai criteria yang menentukan siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya. Sedangkan perainan tradisional yang bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam masyarakat. Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.

2.1.1 Permainan Tradisional dan Perkembangannya
Permainan tradisional anak adalah salah satu bentuk folklore yang berupa  yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional  dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Oleh karena  termasuk folklore, maka sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua  usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana asalnya.  Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan kadangkadang mengalami perubahan nama atau  bentuk meskipun dasarnya sama. Jika  dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang  diatur oleh suatu peraturan permainan  yang merupakan pewarisan dari generasi  terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat  kegembiraan (James Danandjaja dalam Misbach, 2007). 
Menurut Sukirman (2004), permainan  tradisional anak merupakan unsur  kebudayaan, karena mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan,  sifat, dan kehidupan sosial anak. Permainan tradisional anak ini juga dianggap  sebagai salah satu unsur kebudayaan  yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Oleh karena itu,  permainan tradisional merupakan aset budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan eksistensi dan identitasnya di tengah masyarakat lain.  Permainan tradisonal bisa bertahan  atau dipertahankan karena pada umumnya mengandung unsur-unsur budaya  dan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti: kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, keterampilan dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan bahwa permainan tradisional dapat dijadikan alat pembinaan nilai budaya pembangunan kebudayaan nasional Indonesia. (Depdikbud, 1996).
Jika digali lebih dalam, ternyata makna di balik nilai-nilai permainan tradisional mengandung pesan-pesan moral dengan muatan kearifan lokal (local wisdom) yang luhur dan sangat sayang jika generasi sekarang tidak mengenal dan menghayati nilai-nilai yang diangkat dari keanekaragaman suku-suku bangsa di Indonesia. Kurniati (2006) mengidentifikasi 30 permainan tradisional yang saat ini masih dapat ditemukan di lapangan. Beberapa contoh permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-anak adalah Anjang-anjangan, Sonlah, Congkak, Orayorayan, Tetemute, dan Sepdur”. Permainan tradisional tersebut akan memberikan dampak yang lebih baik bagi pengembangan potensi anak. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa permainan tradisional mampu mengembangkan keterampilan sosial anak. Yaitu keterampilan dalam bekerjasama, menyesuaikan diri, berinteraksi, mengontrol diri, empati, menaati aturan serta menghargai orang lain. Interaksi yang terjadi pada saat  anak melakukan permainan tradisonal memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, melatih kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi.

2.1.2 Permainan Tradisional Yang Edukatif
Dapat dikatakan bahwa permainan tradisional yang dimiliki masyarakat indonesia secara kearifan lokal masing-masing daerah di indonesia yang beraneka-ragam permainan tradisional didalamnya, setiap permainan tentunya memiliki niali edukasi didalmnya. Kita sadari atau tidak nilai edukasi yang tersimpan didalamnya, adalah nilai yang timbul dalam masyrakat itu sendiri. Nilai edukasi itu sendiri terbentuk , karena masyarakat indonesia cenderung menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan memupuk semangat kerjasama membentuk karakter masyarakat indonesia yang ramah dan terkenal tinggoi akan kemauan dan kerja kerasnya untuk menggapai harapan dan cita-cita bangsa indonesia, melalui permainan/olahraga tradisionalnya. Dari penelitian yang dilakukan para ilmuan, diperoleh bahwa bermain mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak dalam hidupnya. Tujuan Permaian Edukatif sebenaanya untuk mengembangkan konsep diri (self concept), untuk mengembangkan kreativitas, untuk mengembangkan kopmunikasi, untuk mengembangkan aspek fisik dan motorik, mengemabngkan aspek sosial, mengembangkan aspek emosi atau kepribadian, mengembangkan aspek kognitif, mengasah ketajaman pengindraan, mengembangkan keterampilan olahraga dan menari.
Permainan edukatif itu dapat berfungsi sebagai berikut:
1.      Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran sambil belajar
2.      Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa, agar dapat menumbuhkan sikap, mental serta akhlak yang baik.
3.      Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan rasa aman dan menyenagnkan.
4.      Meningkatkan kualitas pembelajran anak-anak

2.2 Jenis-jenis Permainan Tradisional
Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia, hampir di seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah mengalami masa-masa bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan tradisional perlu dikembangkan lagi karena mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Permainan tradisional merupakan salah satu unsur kebudayaan bangsa yang banyak tersebar di berbagai penjuru nusantara. Namun dewasa ini keberadaannya sudah berangsur-angsur mengalami kepunahan, terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan, bahkan di beberapa diantaranya sudah tidak dapat dikenali lagi oleh masyarakat. Sebenarnya ada beberapa jenis permainan tradisional yang masih dapat bertahan, itu pun disebabkan karena para pelaku permainan tradisional tersebut berada jauh dari jangkauan permainan modern yang banyak menggunakan alat-alat canggih. Permainan tradisional sebagai salah satu bentuk dari kegiatan bermain diyakini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan fisik dan mental anak (Kurniati, 2010:1).
Jawa Barat juga memiliki berbagai macam permainan tradisional. Permainan tradisional Jawa Barat merupakan suatu aktivitas permainan (kaulinan budak) yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat Sunda serta diajarkan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dari permainan ini anak-anak dilatih untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, memperoleh pengalaman yang berguna dan bermakna, mampu membina hubungan dengan sesama teman, meningkatkan perbendaharaan kata serta mampu menyalurkan perasaan-perasaan yang tertekan dengan tetap melestarikan dan mencintai budaya bangsa.
Permainan tradisional yang tersebar di Jawa Barat secara umum memberikan kegembiraan kepada anak-anak yang melakukannya. Pada umumnya permainan ini memiliki sifat yang universal, namun setiap daerah atau tempat memiliki cara yang berlainan dalam melakukan permainan ini. Menurut Atmadibrata (Kurniati, 2010:2) masyarakat Jawa Barat disinyalir dari sejak jaman klasik memiliki kecenderungan untuk memiliki keterampilan prestatif yang bersifat “entertainment” dalam wujud permainan rakyat yang dapat dijumpai di mana-mana. Bila permainan yang ada di Jawa Barat ini dikaji ternyata memiliki nilai edukatif, mengandung unsur pendidikan jasmani, kecermatan, kelincahan, daya pikir, apresiasi artistik (unsur seni), kesegaran psikologis dan sebagainya. Macam-macam permainan tradisional di Jawa Barat diantaranya ucing sumput, rerebonan, sorodot gaplok, sapiring dua piring, huhuian, congkak, oray-orayan, perepet jengkol dan sonlah






BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Permainan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan semata. Namun permainan tradisional dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk karakter anak yang luhur. Dalam menerima sikap perubahan sosial di dalam masyrakat kita memang harus bersifat terbuka dan dinamis terhadapa perkembangan zaman, perkembangan dunia IT. Ada sebuah garis-garis yang harus memisahkan kebudayaan asli dengan masuknya kebudayaan luar dalam era global saat ini. Perubahan sosial akan terjadi apabila masyarakat menerima masuknya perubahan itu sendiri, maka dari itu kita perlu yang namanya kesadaran sejak dini untuk menjaga dan melstarikan kebudayaan lokal masyarakat kita sendiri, kalau bukan kita yang menjaga kebudayaan tersebut, siapa lagi dan tidak akan menutup kemungkinan memudarnya permainan tradisional, sebagai salah satu contoh penulisan diatas, dapat terjadi bila kita sendiri tidak memelihara kebudayaan kita sendiri.

3.2 Saran
Kita sebagai generasi muda sudah saatnya kita melestarikan permainan tradisional. Kita seharusnya perkenalkan dulu pada anak kita tentang permainan tradisional walaupun di zaman globalisasi saat ini. Karena pada usia dini, perkembangan anak sangat dibutuh demi perkembangan fisik dan motorik anak. Selain itu permainan tradisional sangat menguntungkan daripada permainan di zaman sekarang seperti game online. Game online sangat tidak baik bagi perkembangan anak karena akan membawa dampak negatif bagi seorang anak. Tidak dipungkiri saat ini banyak orang tua yang malah membelikan anaknya barang-barang canggih. Maka dari itu  peran orang tua untuk mendampingi anaknya sangatlah penting demi masa depan seorang anak.
DAFTAR PUSTAKA


Bennet., dkk. (1998). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan: Penerapan Teori Developmentally Appropriate Practices (DAP). Jakarta: Indonesia Heritage Foundation

Hurlock, E. B. (1991). Perkembangan Anak Jilid 1 (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa dan Muslichach Zarkasih). Jakarta : Erlangga

http://longsani.blogspot.com/2014/07/makalah-permainan-tradisional.html

http://abdulkudus.staff.unisba.ac.id/files/2012/01/PKM-GT-2011-IPB-Irma-Inovasi-Media-Pembelajaran.pdf

http://www.academia.edu/6245754/PERMAINAN_TRADISIONAL_SEBAGAI_WAHANA_ PENDIDIKAN_KARAKTER_YANG_MENYENANGKAN

Kurniawati. (2010). Main Yuk! 30 Permainan Tradisional Jawa Barat. Bandung: PG PAUD UPI.

Sukirman. (2008). Permainan Cerdas untuk Anak Usia 2-6 tahun. Jakarta: Erlangga


Makalah Media Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar belakang masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini sangat besar. Seiring dengan perkembangan IPTEK tersebut sistem pendidkan, dalam kurikulum 2004 atau yang sering kita sebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan sistem yang sangat berperan untuk menyiapkan siswa supaya dapat menguasai dan mengikuti perkembangan IPTEK.
Proses pembelajaran di SD lebih bergantung  pada kondisi sekolah, baik yang menyangkut metode maupun media pembelajarannya. Secara umum pembelajaran di SD masih disampaikan secara konvensional , dalam arti masih didominasi ceramah kalaupun ada diskusi durasi masih kecil, hanya sedikit sekolah yang menetapkan metode pendekatan ilmiah seperti praktekum ataupun demonstrasi. Semua itu terkendala pada keterbatasan media, apalagi  SD di daerah terpencil. Keadaan ini membuat guru sains mengandalkan sepenuhnya pada buku paket yang bersumber dari Dinas Pendidikan Nasional atau Departemen Pendidikan, atau buku teks lain.



Salah satu kesulitan siswa mempelajari ilmu di SD adalah siswa kurang mampu memperhatikan hubungan antar konsep-konsep saat memecahkan permasalah.
Berdasarkan uraian di atas yang menggambarkan kondisi pembelajaran di SD perlu kiranya dilakukan perbaikan-perbaikan dan inovasi-inovasi untuk memperbaiki mutu pembelajaran sain di SD yaitu dengan mencari media yang baik dalam proses penyampaian ilmu yang sekiranya dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep pembelajaran.
1.2            Perumusan masalah
Secara umum, kendala yang di hadapi oleh guru dalam menggunakan media yang tepat guna dalam pembelajaran yaitu :
1.     Bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi untuk dijadikan media pembelajaran.
2.     Menggunakan alam sekitar sebagai media pembelajaran
3.     memanfaatkan koran/majalah sebagai media pembelajaran
      sekirannya tiga hal tersebutlah yang akan kami bahas dalam                    
      proposal ini, semoga dapat diterapkan dan juga menjadi bahan   
      pertimbangan saat nanti praktik dilapangan.
  





BAB II
PEMBAHASAN


2.1            Melemahnya Pembelajaran Karena Media Yang Tidak Tepat

Salah satu masalah yang utama dalam pendidikan dewasa ini adalah belum efektifnya pembelajaran pendidikan di sekolah sekolah dasar, sebagai akibat dari miskonsepsi dalam pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan itu sendiri. Hal ini dapat terlihat pada proses pembelajaran yang memperlihatkan guru cenderung berorientasi kepada penguasaan materi tidak melihat aspek penguasaan keterampilan dan pemahaman. Proses pembelajaran yang di lakukan guru masih bersifat tradisional, berpusat pada guru, dan hampir tidak pernah dilakukan atas inisiatif siswa sendiri.
Permasalah pendidikan di SD tidak hanya disebabkan oleh lemahnya pengelolaan pembelajaran oleh guru itu sendiri, melainkan oleh faktor-faktor lain seperti terbatasnya infrastuktur di sekolah, alokasi waktu yang di pergunakan oleh guru terbatas, ketiadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah masih belum memadai, media yang digunakan guru masih terbilang kuno, dan metode yang masih doniman yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah buku paket, sehingga menjadi pemicu kelemahan sistem pembelajaran bahasa indonesia di Sekolah Dasar.
Faktor tersebut merupakan hambatan yang menambah daftar panjang segudang permasalahan yang harus dihadapi oleh guru pendidikan bahasa indonesia ketika berhadapan dengan anak didik saat berinteraksi di kelas.

2.2            Menggunakan kemajuan IPTEK sebagai media pembelajaran

Di sini akan dijelaskan bagaimana menggunakan kemajuan IPTEK dalam mencapai tujuan pendidikan bagi siswa di sekolah dasar. Salah satu media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan dari kemujuan IPTEk yaitu komputer dan internet, mungkin bila kita bicara media ini dikalangan SD yang berada di kota, media ini tak asing lagi bagi mereka sebab rata-rata anak-anak SD sudah mengetahui apa itu komputer dan kegunaannya dalam pembelajaran.
Komputer bukanlah suatu barang yang benar-benar baru saat ini, hampir seluruh manusia yang ada di muka bumi ini telah menggunakan prangkat ini semaksimal mungkin untuk mengefesien waktu dan tenaga, sebab dengan hanya duduk kita dapat mengetahui perkembangan yang ada di seluruh peloksok dunia.
Menggunakan komputer dalam media pembelajaran tidaklah sulit, sebab barang ini bukan lagi barang mewah, seorang guru dapat menyajikan pembelajaran dengan menggunakan media ini dengan cara, mendesain materi pembelajaran dengan sekreatif mungkin agar siswa dapat fokus dalam menerima pemaparan dan juga dapat berimajinasi karena guru melihatkan kejadian yang sekiranya ada dalam pembahasan materi tersebut.
Sebagai contoh ketika seorang guru ingin menerangkan tentang ekonomi, putar saja film yang sekirannya sesuai dengan materi yang ada atau guru juga dapat mendesain foto-foto yang secara otomatis berganti-ganti agar siswa tersebut mendapat pemahaman yang multy selain dari pemaparan guru mereka juga paham karena melihat langsung kejadian yang telah digambarkan oleh guru tersebut.

2.3            Menggunakan Alam sekitar Sebagai Media Pembelajaran

Lingkungan sangat erat dengan perkembangan kepribadian seseorang, lingkungan disini dapat berupa lingkungan pergaulan dan lingkungan alam yang ada disekitar siswa. Lingkungan dapat dijadikan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak, lingkungan dapat berperan sebagai media pembelajaran dan juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak mesti harus keluar kelas, guru dapat nbahanya dapat dicari di internet, bukankah teknologi kini berkembang dengan sangat pesat, sayang apabila tidak dipergunakan dengan seefektif mungkin untuk kelangsungan proses belajar mengajar.
Apa bila memungkinkan sekali-kali siswa di ajak study tour yang mana akan membuat anak menjadi tenang dengan suasana disana, dan suasana belajarpun menjadi tidak membosankan. Namun keseringan tujuan dari study tour tersebut kurang mengenai target sebab siswa akan lebih cenderung bermain ketimbang belajar lalu bagaimana guru mensiasati hal itu? Menurut pemikiran saya peribadi sebagai penulis yaitu dengan menentukan objek apa saja yang diteliti dan tujuan harus sesuai dengan keadaan dan kenyataan yang ada di lapangan.

2.4            Memanfaatkan koran/majalah sebagai Media Pembelajaran
Minat baca atau gemar membaca sangat dituntut oleh semua pihak untuk dikembangkan. Pemerintah Republik Indonesia bahkan menganggapnya sebagai strategi mendasar yang sangat
penting untuk membangun bangsa. Ini terbukti dan tertuang dalam tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor 2 tahun 1989, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mencapai tujuan tersebut kebiasaan membaca perlu ditanamkan pada setiap warga negara pada umumnya dan pada anak-anak didik pada khususnya.
Minat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kegemaran, kesukaan atau kecenderungan. Bila minat tersebut dihubungkan dengan membaca, maka ada semacam usaha secara intensif terhadap penggunaan media tertulis untuk pemenuhan informasinya.
Proses tersebut berawal dari seseorang mempunyai:Kebutuhan pokok  terhadap informasi baik untuk membaca maupun untuk belajar, Merespon dan mengkomunikasikan makna didalamnya (tersurat, tersirat atau pemahaman utuh), Membentuk tingkat pengetahuan, dan akhirnya, Mempunyai sikap positif bahwa bacaan adalah bagian dari kehidupan. Tingkat minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan tingkat minat baca masyarakat bangsa lain. Pernyataan negatif pesimistis ini sering muncul dan diulang-ulang dalam berbagai laporan hasil penelitian dan pendapat para pakar yang dituangkan dalam berbagai tulisan atau pun disampaikan dalam beragam pertemuan ilmiah. Bunanta
menyebutkan bahwa minat baca terutama sangat ditentukan oleh:
1.     Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini misalnya kebiasaan membaca keluarga di lingkungan rumah
2.     Faktor pendidikan dan kurikulum di sekolah yang kurang kondusif.
3.     Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat.
4.     Serta faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan.

Koran mungkin tidak asing lagi terdengar dikalangan umum, koran merupakan sarana atau media penyampaian informasi yang efektif dipergunakan saat ini. Sudah banyak surat kabar yang ada di Indonesia dan rata-rata dalam memuat berita setiap surat kabar berbeda-beda namun tak kalanya ada pula yang sama.
Argumentasi ekonomi, sosial, dan budaya biasanya dimuat didalam surat kabar hal ini yang kiranya dapat dipergunakan dalam media pembelajaran di SD. Seorang guru yang kreatif adalah guru yang mempunyai pemikiran yang luas yang mampu mencari trik-trik tertentu untuk mencari perubahan dalam suasana pembelajaran.
Seorang guru yang kreatif diharapkan dapat mengaitkan argumen atau berita yang terbaru kedalam pembelajaran yang ada di SD, sebab biasanya isu itu lebih cepat berkembang  dikalangan umum bahkan siswa SD itu sendiri. Siswa mungkin dapat mendengar isu itu dari orang dewasa namun, siswa itu sendiri belum benar-benar paham dengan apa yang mereka dengar, mereka hanya menyampaikan argumen dari orang yang mereka dengar.
Penerapan media koran atau majalah dalam pembelajaran dapat dicontohkan sebagai berikut, ” Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa sebagai suatu argumen yang mana tujuan demonstrasi itu adalah menolak kenaikan harga BBM dan menindak orang-orang yang menimbun BBM ”.
Isu itu dapat dikaitkan dengan pembelajaran IPS, yang mana pertanyaan yang diajukan kepada siswa seperti apakah pengaruh kenaikan BBM itu terhadap perekonomian? Jawaban yang diharapkan oleh guru adalah harga-harga akan naik karena pembiayaan distribusi naik.
Isu itu juga dapat dikaitkan dengan pembelajaran IPA, yang mana pertanyaan yang diajukan kepada siswa seperti, ” BBM termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui atau dapat diperbaharui ? ”. Jawaban yang diharapkan oleh guru adalah bahwa BBM merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, oleh karenanya apabila habis tidak dapat diperbaharui lagi, jadi sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui itu dipergunakan seefisien dan sehemat mungkin agar tidak habis.
Gambar yang ada disuatu surat kabar juga dapat dijadikan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Selain hemat juga menarik karena gambar yang ada biasanya berwarna.















BAB III
PENUTUP


3.1    Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan dari hasil membaca dan pengalaman dapat diambil kesimpulanya bahwa media pembelajaran di SD masih perlu ada beberapa perbaiakan yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan saat ini dikarenakan dalam proses pembelajaran seorang guru harus dapat mencari trik atau metode yang bisa membuat suasana yang efektif, menyenangkan dan mengembangkan kreatifitas  siswa SD.  
Pengembangan media pembelajaran sangat diperlukan sebagai suatu jalan alternatif dalam mencapai tujuan pendidikan yang efektif.
  
3.2                 Saran 
Guru yang profesianal adalah guru yang mempunyai kemampuan berfikir yang luas, sebagai salah satu kewajiban profesinya yaitu mendidik dan mengembangkan kemampuan yang ada pada diri orang yang dididik. Seorang guru disarankan minimal menguasai IPTEK sebagai dasar pengetahuan yang kuat.



DAFTAR PUSTAKA

A’yun, Q. 2008. Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas IV MI Muawanah Banjaranyar melalui Program Jam Baca. Online. “http://karya-ilmiah.um.ac.id/. Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.

Administrator. Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Lingkungan. Online. http://pendidikan.net/. Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.

Arixs, 2006. Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca. Online. http://www.cybertokoh.com/. Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.

Baderi, A. 2005. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Suatu Kelembagaan Nasional.

Orasi Ilmiah dan Pengukuhan Pustakawan Utama. Online. http://pustakawan.pnri.go.id/. Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH DASAR

 file:///G:/sd/MODEL-PEMBELAJARAN-TERPADU-DI-SEKOLAH-DASAR.html. Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.

Makalah Kesehatan Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya). Masa datang kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.
Pada tataran perkembangan berikutnya, ilmu kesehatan pribadiberkembang menjadi cabang-cabang ilmu yang mempelajari bagian-bagian yang lebih spesifik dan detail. Ilmu kesehatan pribadi berurusan dengan masalah klinis pribadi yang mengalami gangguan kesehatan, maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk menanganinya.
Pada tataran selanjutnya, perkembanganilmu kesehatan pribadi tidak dapat terlepas dari sumbangan ilmu-ilmu dasar seperti:
1. Ilmu faal atau fisiologi adalah ilmu yang mengkaji fungsi tubuh pada keadaan normal. Fisiologi sebagai ilmu berperan menjelaskan mengapa tubuh melakukan suatu aktivitas dan bagaimana mekanisme aktivitas tersebut. Sebagai contoh: mengapa kita perlu bernafas?
Bagaimana mekanisme pengambilan gas oksigen? Bagaimana pengangkutan gas oksigen?
Bagaimana akhirnya oksigen digunakan oleh tubuh? Ilmu faal berperan penting untuk memahami fenomena (gejala) yang terjadi pada kondisi tubuh normal, sebelum menjelaskan adanya anomali (penyimpangan). Sebagai contoh, untuk mempelajari timbulnya penyakit kencing manis (diabetes melitus) yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi, maka harus diketahui lebih dahulu mekanisme pemeliharaan kadar gula darah secara normal.
2. Anatomi yaitu ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh. Anatomi berperan membantu menjelaskan suatu mekanisme dalam tubuh. Dengan demikian, fisiologi memiliki kaitan sangat erat dengan anatomi bahkan kerapkali dikaitkan menjadi satu istilah yaitu anatomi fisiologi.
3. Patologi yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya penyakit. yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.
Pada awal perkembangannya ilmu faal mempelajari atau mengkaji aktivitas tubuh secara keseluruhan, dengan demikian bidang kajiannya sangat luas. Pada tataran berikutnya, maka ilmu faal berkembang menjadi cabang-cabang ilmu faal yang mempelajari bagian-bagian tubuh secara lebih spesifik dan mendetail. Hal ini dapat dipahami karena jika diuraikan, maka tubuh manusia terdiri dari berbagai alat-alat tubuh. Alat-alat tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang sejenis membentuk suatu sistem organ. Sebagai contoh: jantung, cairan darah, dan pembuluh darah bersatu membentuk sistem peredaran darah.
Berdasarkan tingkatan organisasi penyusun tubuh kita, maka pada tingkat sistem organ muncul cabang-cabang ilmu faal antara lain: endokrinologi, neurologi, digesti, respirasi, sirkulasi, ekskresi, reproduksi.
Di tingkat organ, muncul cabang-cabang ilmu faal antara lain: pulmonologi, dermatologi, kardiologi, oftalmologi, osteologi, gastroenterologi. Alat-alat tubuh jika diuraikan lagi tersusun atas jaringan dan selsel. Pada hakekatnya, jika seluruh sel-sel penyusun tubuh dapat berfungsi secara normal atau dalam kondisi homeostasis, maka tubuh akan menjadi sehat.

B.  Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
·         Pengertian Kesehatan Lingkungan
·         Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
·         Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
·         Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
·         Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
·         cara-cara memelihara kesehatan pribadi
·         dapat meningkatkan kesehatan pribadi

C.  Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.              Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah ilmu pendidikan dan pendidikan kesehatan sekolah.
b.              Salah satu syarat untuk bisa mengikuti mata kuliah ilmu pendidikan dan pendidikan kesehatan sekolah.
c.              Supaya pembaca bias lebih mengetahui tentang kesehatan lingkungan dan kesehatan pribadi.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Kesehatan Lingkungan
A. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan mayarakat
B. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu 1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan, contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.

C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
D. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
1. Mengurangi Pemanasan GlobalDengan menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2. Menjaga Kebersihan LingkunganDengan lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah mush kebersihan yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
a. Membersihkan Sampah OrganikSampah organik adalah sampah yang dapat dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh sampah organik :
- Daun-daun tumbuhan
- Ranting-ranting tumbuhan
- Akar-akar tumbuhan 
b. Membersihkan Sampah Non Organik Sampah non organik adalah sampah yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan lalu menguburnya.

E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.


2. Kesehatan Pribadi
Kesehatan pribadi adalah badan diri seseorang yang bersih dari segala penyakit yaitu berasal dari dalam tubuh manusia maupun luar tubuh manusia tersebut.
Pribadi yang sehat bisa dikatakan sehat bila luar dan dalam tubuh pribadi seseorang itu sudah bersih dari segala penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan pribadi tersebut.
A.      Memelihara Kesehatan Jasmani
Dengan cara pemeliharaan kesehatan pribadi khususnya dengan cara memelihara kesehatan jamani dapat dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a.    Makan, minum 4 sehat 5 sempurna
Makan, minum 4 dapat diperoleh dari :
1.    Makanan pokok antara lain : nasi, jagung, roti, gandum dan lain-lain
2.    Lauk pauk antara lain daging yang berprotein tinggi, tahu, tempe, dan sebagainya
3.    Sayuran, dan
4.    Buah-buahan
Ditambah 5 sempurna
5.    Susu
Namun pada kaitannya makan, minum 4 sehat 5 sempurna seringkali penambahan 5 sempurna yaitu susu, sering tidak terpenuhi karena pemahaman bahwa susu adalah kebutuhan yang mewah. Namun sekarang sudah ada solusi cerdas dengan menggantinya dengan susu kedelai yang tidak kalah nilai gizinya dengan susu-susu pada umumnya.
B.       Berolah raga
Olah raga yang cukup akan memperlancar aliran dalam tubuh, karena berolah raga bisa dilakukan dimana saja dan kapanpun dengan cara sering bergerak saja kita sudah bisa dikatakan berolah raga karena prinsip dasar olah raga adalah mengolah tubuh dengan kata lain bergerak.
Namun pada umumnya berolah raga dilakukan dengan permainan-permainan seperti :
1. Sepak bola        4. Renang
2. Bola basket      5. Boling
3. Bola voli           6. Lomba lari, dsb
diantara dua syarat-syarat kesehatan pribadi di atas, sangat diperlukan Belencing (keseimbangan) diantara dua syarat tersebut. Karena bila tubuh sudah memenuhi syarat pertama yaitu makan, minum 4 sehat 5 sempurna tetapi tidak menjalankan syarat yang kedua, maka akan ada gangguan dalam pribadi tersebut dan begitu pula sebaliknya.
C. Berikut yang perlu diperhatikan dalam merawat kesehatan pribadi :
1.      Mandi
Tubuh kita mengeluarkan keringat dari aktivitas sehari-hari. Keringat yang keluar sebagian menempel pada permukaan kulit. Oleh karena itu kotoran dan keringat ini harus rutin dibersihkan dengan cara mandi. Dengan mandi kulit menjadi bersih, bebas kuman dan sehat.
2.      Merawat kesehatan rambut
Rambut perlu dirawat agar indah dan sehat. Ada banyak cara merawat rambut, seperti makan makanan bergizi, keramas minimal 3 kali seminggu, memberikan vitamin rambut, menghindari penggunaan bahan kimia dan rajin memotong ujung rambut untuk mencegah rambut merah dan bercabang.
3.      Merawat kesehatan gigi dan mulut
Gigi yang bersih dan sehat merupakan cerminan badan sehat dan kesehatan tubuh seluruhnya. Rajinlah menggosok gigi dengan memperhatikan sikat gigi yang sesuai dan nyaman serta pasta gigi yang tidak mengandung detergen lebih dan bahan kimia lainnya.
4.      Tangan dan kaki
Tangan merupakan anggota tubuh yang paling banyak berhubungan dengan apa saja karena selalu bergerak aktif. Dengan demikian, sangat memungkinkan pada tangan mekekat bakteri-bakteri. Ketika tangan digunakan untuk memegang hidung, mulut dan makanan, bakteri tersebut dapat berpindah tempat dan menyebabkan penyakit. Biasakanlah cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Meskipun terlihat sepele, jika dilakukan secara konsisten, manfaatnya luar biasa.
5.      Pakaian yang bersih
Pakaian yang kita pakai harus bersih dan bebas kuman. Pakaian akan menyerap keringat, kotoran dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Kotoran yang melekat pada baju dapat menjadi sarang kuman penyakit. Oleh karena itu, pakailah pakaian yang bersih dan segera ganti apabila kotor.
6.      Istirahat yang cukup
Aturlah jam tidur dan tidurlah di tempat yang nyaman. Lama tidur terngantung usia, jenis pekerjaan dan karakter setiap individu. Bayi dan anak-anak memerlukan waktu tidur lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Lama tidur orang dewasa aktif adalah 7 atau 8 jam. Perhatikan juga posisi tidur yang baik saat tidur.
C.  Hubungan antara kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan adalah hubungan yang sangat saling menguntungkan, karena sama-sama saling membutuhkan.
1.         Manfaat bagi Kesehatan Pribadi
Manfaat bagi kesehatan pribadi karena lingkungan yang sehat adalah :
·         Pemberian tempat yang bersih dan sehat
·         Pemberian zat-zat yang diperlukan tubuh
·         Penyediaan bahan-bahan yang diperlukan manusia
2.         Manfaat bagi Kesehatan Lingkungan
Manfaat bagi kesehatan lingkungan karena pribadi yang sehat adalah :
·         Pribadi yang sehat akan berfikir positif untuk memperbaiki lingkungan
·         Pribadi yang sehat akan berfikir kreatif agar lingkungan bersih dan sehat




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
a.       Kesehatan pribadi adalah badan diri seseorang yang bersih dari segala penyakit yaitu berasal dari dalam tubuh manusia maupun luar tubuh manusia tersebut. Pribadi yang sehat bisa dikatakan sehat bila luar dan dalam tubuh pribadi seseorang itu sudah bersih dari segala penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan pribadi tersebut.
b.      Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi kelancaran kehidupan di bumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.

B.       Saran
     Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
     Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.








DAFTAR PUSTAKA


http://www.scribd.com/doc/14974253/Makalah-Kesehatan
http://www.docstoc.com/docs/34033756/prospek-kesehatan-lingkungan 




About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate