Friday, May 3, 2019

Soal dan Jawaban Pembelajaran Berbicara Untuk Anak

1.      Jelaskan hubungan bicara dengan keterampilan berbahasa lainnya (menyimak, membaca dan menulis)
Kemampuan berbicara sangat penting dalam kehidupan manusia karena sebagian besar aktivitas kehidupan manusia membutuhkan dukungan kemampuan berbicara. Dalam ketrampilan berbahasa tidak hanya aspek berbica ada tiga keterampilan bahasa lainnya yakni ( menyimak,berbicara,membaca ,menulis) keempat aspek keterampilan bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan karena mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara. Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur kalimat.
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar informasi. Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima informasi.
Kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai informasi. Penyampaian informasi melalui kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa tulis
2.      Uraikan jenis-jenis dan perkembangan berbicara AUD (0-5 tahun )
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya

3.      Jelaskan beberapa pendekatan dan metode pengembangan keterampilan berbicara AUD?
a.       Metode Bercakap-cakap
bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan monolog dilaksanakan di kelas dengan cara anak berdiri dan berbicara di depan kelas atau di tempat duduknya, mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki dan dialami, atau menyatakan perasaan tentang sesuatu yang memberikan pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, atau menyetakan keinginan untuk memiliki atau bertindak sesuatu. Kegiatan dialog berbentuk percakapan yang dilakukan dua orang atau lebih yang masing-masing mendapat kesempatan untuk berbicara secara bergantian.
b.      Metode Tanya jawab
metode Tanya jawab untuk pengembangan bahasa di Taman Kanak- Kanak adalah suatu metode mengembangkan bahasa yang dapat memberikan rangsangan agar anak aktif berfikir. Melalui pertanyaan- pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya, atau menemukan pertanyaan untuk ditanyakan kegurunya
4.      Jelaskan hambatan-hambatan berbicara AUD dan upaya mengatasinya?
Hambatan berbicara pada anak bisa disebabkan berbagai faktor, antara lain:
1. Mengalami hambatan pendengaran
Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran, secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa. Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga.
2. Hambatan perkembangan otak
Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan  hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara. Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan anak kesulitan menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi.
3. Adanya masalah keturunan
Keterlambatan bicara juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan. Meski belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenarannya, tapi biasanya anak yang terlambat bicara ternyata memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama.
4. Minimnya komunikasi
Interaksi dan komunikasi antara orangtua dengan anak bisa menstimulasi anak untuk memperbanyak kosa katanya. Sayangnya, beberapa orangtua tidak menyadari jika cara berkomunikasi mereka berpengaruh terhadap perkembangan anak.
5. Faktor televisi
Anak yang sering menonton televisi akan menjadi pendengar yang pasif, anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk. Menonton televisi juga bisa membuat anak menjadi traumatis karena menyaksikan tayangan yang berisi adegan perkelahian, kekerasan, dan seksual.

Jika orangtua sudah menyadari adanya gejala keterlambatan bicara pada anak, maka sebaiknya lakukan hal berikut ini:
a.         Konsultasikan anak ke dokter atau psikolog tentang tumbuh kembang anak, bicarakan pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.
b.         Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar bicara karena bermain dengan anak-anak lainnya membutuhkan kemampuan komunikasi verbal.
c.         Ibu bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Ibu bisa mengajak anak untuk membacakan dongeng dan bernyanyi.
d.        Mengajarkan kata kepada anak dengan pengucapan yang jelas. Usahakan anak melihat gerakan bibir Anda ketika mengucapkan kata-kata tersebut. Misalnya, susu bukan cucu, minum bukan mik atu num, makan bukan maem atau mamam.

5.      Susunlah sebuah model pembelajaran berbicara untuk AUD berdasarkan pengalaman pribadi yang efektif disertai dasar teorinya ?
Model Pembelajaran Bercakap-cakap
Langkah-langkah pelaksanaan percakapan tersebut adalah sebagai berikut:
1)   Cobalah anda mengkondisikan anak-anak untuk dapat duduk dengan nyaman dan tertib, yang penting anak dapat melihat anda dan anak lainnya.
2)   Mulailah anda mengajukan pertanyaan yang dapat merangsang anak untuk bercakap-cakap.
3)   Anak mulai melaksanakan percakapan dengan anda.
4)   Anda memberi kesempatan, agar anak dapat menceritakan tentang kejadian di sekitarnya sesuai dengan pertanyaan anda.
5)   Apabila anda menemukan anak yang belum dapat mengucapkan kalimat dengan baik dan benar (kalimat sederhana), anda hendaknya berusaha memperbaiki secara bijaksana dan bagi yang pasif diberi dorongan atau motivasi.
6)   Anda dapat melakukan evaluasi dari kegiatan percakapan tersebut.
latihan kegiatan bercakap-cakap bebas ini dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan di atas.
1)      Kemampuan yang diharapkan dicapai:
Berbicara lancar dengan kalimat sederhana (bahasa 4 kelompok A dan B)
2)      Alat
3)      Contoh kegioatan bercakap-cakap bebas
Guru              : Selamat pagi anak-anak . . . .
Anak              : Pagi Bu guru. . . .
Guru              : Senang anak-anak hari ini?
Anak              : Senang bu guru . . . .
Guru              : anak-anak seminggu anak-anak liburan, bagaimana senang  tidak?
Anak              : Senang . . . . .
Guru              : Wah, asyik sekali, bu guru juga senang, anak-anak pergi  kemana saja
Windi             : Aku kerumah nenek Bu!
Guru              : Di mana Windi?
Windi             : Rumah Nenek di Bogor.
Guru              : Pasti menyenangkan ya, nah, siapa lagi yang rumah   neneknya di Bogor?
Ardi               : Aku, rumah nenekku juga di Bogor, aku senang sih, tapi   sedih juga, karena nenekku sakit . . . .
Guru              : Ooo.. kasihan ya, sekarang bagaimana, sudah sembuh  belum Ardi?
Ardi               : Sudah bu guru
Guru              : Syukurlah, kita doakan ya anak-anak supaya neneknya Ardi  sehat selalu
Faisal             : Bu guru, aku juga liburan ke Bogor, aku pergi ke Kebun  Raya
Guru              : Ada apa saja di kebun Raya, Faisal
Faisal             : Banyak pohon-pohon, ada danau, ada istana dan ada  rusanya
Guru              : Faisal takut tidak dengan rusanya?
Faisal             : Tidak bu guru.
Guru              : Faisal pemberani ya, siapa lagi yang pemberani?
Dwika                 : Aku berani bu guru, aku juga pernah ke kebun raya di Bogor, aku di foto dekat rusa
Guru              : Wah, pasti fotonya bagus ya . . . bagaimana gaya Dwika di  foto?
Dwika            : Begini bu guru (Dwikapun bergaya)
Guru              :  Hahaha tepuk tangan anak-anak untuk gayanya Dwika,   besok fotonya di bawa ya, ibu guru dan teman-temanmu   mau lihat
Dwika                        : Iya bu guru.
Guru              : Hemh. . . Dimas Liburannya kemana?
Dimas                        : Ku tida kemana-mana bu guru, aku di rumah saja bermain-  main bersama adik, karena adikku masih bayi
Guru              : Oh, ya . . . Dimas anak baik, tapi Dimas senangkan?
Dimas                        : Senang Bu guru.
Selanjutnya kegiatan percakapan terus berlangsung, pada batas waktu yang ditentukan dan semua anak merasa senang dan puas, selanjutnya guru mengadakan evaluasi dengan beberapa pertanyaan untuk semua anak, misalnya:
1)      Rumah nenek siapa yang di Bogor?
2)      Siapa yang tadi pergi ke Kebun Raya?
3)      Ada apa di Kebun Raya?
4)      Dekat binatang apakah Dwika di foto?
5)      Siapa yang liburannya menemani adiknya?
Anda pun menutup percakapan tersebut, nah anak-anak, selesai sudah kita bercakap-cakap, senang anak-anak? Terimakasih, nanti kita bercakap-cakap kembali ya . . . . ayo kita bernyanyi lagu yang gembira di sini senang di sana senang. Anak dan guru pun bernyanyi bersama dengan riangnya.
Dasar Teori
menurut Hilderbrand, (1986:297) pada buku Metode pengajaran di TK karangan Moeslichatoen (1999:26) bercakap-cakap berarti saling mengomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptip dan ekspresif. Lain pula menurut Gordin & Browne 1985:314 pada buku yang sama dikatakan bahwa bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi. 

1 comment:

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate