Sunday, September 29, 2019

Contoh Pantun

Hujan turun rintik-rintik
Ada gubug di tepi sawah
Wahai dinda berwajah cantik
Bolehkah kanda main ke rumah

Enak benar tinggal di Batujajar
Segar udaranya, indah dan permai
Anak sekolah rajinlah belajar
Agar cita-citanya kelak tercapai

Turun ke paya memetik kangkung
Hati senang dibantu si dia
Bergotong royong penduduk sekampung
Hasil mufakat hidup bahagia

Merah mudah baju si bibi
Ditangannya ada bayam seikat
Masalah warga datang bertubi
Berkumpullah untuk mufakat

Jalan-jalan ke kota Blitar
Jangan lupa membeli sukun
Kalau kamu ingin jadi pintar
Kamu harus Belajar dengan tekun

Burung camar di tepi pantai
Pantai indah banyak ombaknya
Jadilah kamu anak yang pandai
Sudah pasti banyak temannya

Lumba-lumba ikan pintar
pandai bermain lingkaran api
dari kecil hingga tumbuh besar
harus taay abi dan umi

tingkap papan kayu persegi
sampan sakat di Pulau Angsa
indah tampan karena budi
tinggi derajat karena bahasa

anak orang tanjung ampalu
senja hari pasang pelita
luka tangan oleh sembilu
luka hati karena kata

sultan Leman di pekan Sabtu
pengawalnya membeli lada
jangan melawan kepada guru
orang pelawan hatinya buta

buaya putih hidup di rawa
meronta-ronta terjerat jaring
perut sakit menahan tawa
gigi nenek lincat ke piring

kapal berlayar di laut Jawa
nakhoda mengacungkan jempol
adik menangis lalu tertawa
melihat kakak masih mengompol

buah pisang buah tomat
disimpan di dalam lumbung padi
pantas tercium bau menyengat
rupanya kau belum mandi

pergi ke pasar membeli batik
jangan lupa pula beli durian
duhai muridku tampan dan cantik
bagaimana kabar kalian
di situ kamu di sini aku
bergandeng tangan bersuka ria
sehat selalu ini badanku
karena rajin berolahraga

si Nana mengayuh sepeda
di dahinya penuh peluh
wahai anak-anak muda
sehat itu pasti kamu butuh

Kacang goreng enak di makan
Kue tape diberi ragi
Kalau tembok sudah di bersihkan
Jangan ada coretan lagi

Memang indah bunga selasih
Selasih bunga tanpa getah
Lingkungan asrijuga bersih
Belajarnya nyaman hatinya betah

Dari seram ke pulau buru
Dalam kota beli pepaya
Ank baik menghormati guru
Berbakti juga ke pada orang tua

Pergi ke toko membeli gelas
Gelas di beli sebanyak 4
Ayo laksana kan piket kls
Pasti sekolah bersih dan sehat 

Mau belanja pergi ke pasar
Jangan lupa membeli terasi
Kita harus rajin belajar
Jika ingin berprestasi tinggi

Berjalan ke hulu arah perahu
Nelayan berdendang tiada jemu
Tunaikan dulu kewajibanmu
Sebelum menuntut hak-hakmu

Berburu Rusa kencana
Namun panah tiada punya
Aduh malu hati rasanya
Karena nilaiku merah semua

Ke hutan hendak kukejar
Tapi malas untuk larinya
Karena aku malas belajar
Tak naik kelas akibatnya

Janganlah kita coba-coba
Apalagi kita tak tahu cara
Jangan terlibat narkoba
Kalau tidak ingin dipenjara

Pertapa hendak berlayar
Tapi perahu masih tertambat
Betapa kita baru sadar
Setelah segalanya terlambat

Bunga Mawar bunga berduri
Sungguh indah diperhatikan
Lebih baik percaya diri
Daripada mencari contekan

Pergi ke kota naik keledai
Bagaimana bisa terkejar
Untuk menjadi anak yang pandai

Maka rajinlah kita belajar

Puisi Sunda

DUH, KAKASIH…

Duh, kakasih…
Manah kacida bingahna
Nguping wartos salira bade sumping
Rasa sono, rasa nyaah
Katresna teu aya babandingannana

Duh, kakasih…
Hate ngageter,
Dada gumuruh,
Katresna nu dititipkeun ku salira
Moal seep salamina

Rasa sono,rasa asih
Campur aduk jadi hiji
Nyurucud cipanon mapay pipi
Hate jumerit,…

Miharep salira ulah indit deui…

PUISI SUNDA

CENGKAT

Haliwir angin ngaharewos
Ngadesah ngeunaan kenangan
Guncangan kumbang patali asih
Nu jadi ngaharewos

Di tengah riuhna ombak
Eta kumbang kapaut kembang
Dina hiji suhunan
Asih tumbuh dina riuhna ombak

Teu milare !
Kumbang suri tauladan
Naungan nu jadi bawahan
Cengkat !
Tina kahilapan



Cara Menghitung Derajat di MS Excel

Konversi sudut
1. Radian(misal di A1) ke Derajat =DEGREES(A1)
2. Derajat(misal di B1) ke Radian =RADIANS(B1)
3. Derajat (misal di C8) ke Derajat-Menit-Detik
Derajat =TRUNC(C8)
Menit =TRUNC((C8-TRUNC(C8))*60)
Detik =3600*(C8-TRUNC(C8))-60*TRUNC((C8-TRUNC(C8))*60)
3.a. Derajat-Menit-Detik ke Desimal
Misal nilai derajat, menit dan detik disimpan masing-masing di A1, B1, dan C1 dan hasil konversi ke desimal adalah di D1, maka rumus konevrsinya adalah
D1=A1+B1/60+B1/3600 atau D1=SUMPRODUCT(A1:C1/{1,60,3600})
4. Derajat (misal di B1) ke Derajat-Menit-Detik dengan ‘Format Cell’
Misal hasilnya akan ditampilkan di C1, maka di C1=B1/24
1. Di cell C1, tekan CTRL+1
2. Pada ‘Format Cells’, pilih ‘Custom’
3. Ketik ‘Custom Type’ [h]-m-s.000
4. Hasil sudut ditampilkan dalam format derajat-menit-detik. Angka untuk detik ditampilkan dalam 3 (tiga) desimal
5. Konversi format derajat, menit dan detik ke sudut d.mmss
Salah satu format sudut yang didapat hasil download Total Station adalah format d.mmss. Format sudut ini juga dipakai di Autodesk Civil 3D Survey pada saat proses perhitungan least square atau perhitungan hasil pengukuran.
Contoh:
sudut 30 derajat, 1 menit, 1 detik, dalam format d.mmss akan ditulis: 30.0101
sudut 333 derajat, 0 menit, 2.34 detik, dalam format d.mmss akan ditulis : 333.00234
Misal kolom sudut derajat,menit dan detik ada di A1, B1 dan C1, maka rumus sudut dalam format d.mmss adalah
D1=(A1 & "." & TEXT(B1,"00") & TEXT(C1*100,"00"))
6. Rumus untuk merubah type sudut d.mmss ke derajat,menit dan detik adalah:
jika E1, F1 dan G1 adalah derajat, menit dan detik hasil konversi, maka rumusnya adalah:
E1=–LEFT(TEXT(D1,"000.000000"),3)
F1=–MID(TEXT(D1,"000.000000"),5,2)
G1=–RIGHT(TEXT(D1,"000.000000"),4)/100
7. Rumus untuk merubah sudut d.mmss ke desimal
Jika A1 adalah sudut dalam format d.mmss dan B1 adalah hasil konversi sudut dalam desimal:
B1=SUMPRODUCT(MID(TEXT(A1,"000.000000"),{1,5,7},{3,2,4})/{1,60,360000})
Hitung azimut dari dua koordinat
Jika Koordinat (X1,Y1) titik 1 adalah D19,E19
dan Koordinat (X2,Y2) titik 2 adalah D21,E21
maka rumus azimuth diexcel dalam satuan derajat adalah
=DEGREES(ATAN2((E21-E19),(D21-D19)))+IF(ATAN2((E21-E19),(D21-D19))<0,360)
Pengurangan Sudut
Misal bacaan sudut ke titik#1 adalah A1, dan bacaan sudut ke titik#2 adalah B1, maka besar sudut dari A1 ke B1 adalah
=B1-A1+IF(A1>B1,360)
Penambahan Sudut
=A1+B1-IF(A1+B1>360,360)


Friday, September 27, 2019

Pengertian Seni Tari Tradisional


Tari adalah gerak tubuh manusia. Ciri khas gerak tari adalah gerak yang sudah diolah dari aspek tenaga, ruang dan waktu. Seni tari merupakan ungkapan ekspresi manusia yang dinyatakan melalui gerak-gerak tubuh yang indah serta mampu memberikan aktivitas fisik dan rasa keindahan yang tertuang melalui gerak.
Seni tari merupakan salah satu bagian dari pendidikan seni yang terdapat dalam program pembelajaran. Pendidikan seni dengan pendekatan kompetensi sebagai salah suatu alternatif solusi dan antisipasi pada persaingan global yang kompetitif. Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan atau kompetensi untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu (ability to do something) (Masunah, 2003:5).
Seni tari tradisional merupakan tarian yang lahir dari kaum bangsawan atau dari dalam keraton dan lahir pada zaman raja-raja. Tarian jenis ini hanya berkembang di lingkungan tertentu, bahkan masyarakat biasa dilarang menarikannya. Tari tradisional (klasik) memiliki aturan-aturan yang tertulis, karena dikembangkan secara turun temurun di lingkungan keraton (Jawa). Contoh yang termasuk tari tradisional antara lain tari Bedaya, Srimpi, Gathotkaca Gandrung, Bondabaya, dan Badindin.
Tari Badindin merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari Minangkabau. Tari Badindin bertujuan untuk keperluan dakwah Islam. Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil. Tari Badindin diciptakan oleh Rapa’i yang merupakan pengikut setia Syekh Burhanuddin. 

Pengertian Motorik Kasar


Sujiono (2007: 12) menyatakan bahwa motorik kasar ialah gerakan fisik yang melibatkan otot-otot besar seperti otot lengan, otot kaki, dan otot leher. Secara alamiah seiring dengan peningkatan dan bertambahnya usia anak lima tahun sampai dewasa akan diikuti bertambahnya keterampilan gerak motorik anak. Hurlock (1978: 50) menyatakan bahwa pada anak usia 4 sampai 5 tahun pertama kehidupan pasca lahir anak dapat mengendalikan gerakan kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang luas dan digunakan untuk berjalan, loncat, lompat, lari dan sebagainya. Setelah 5 tahun terjadi perkembangan yang besar dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih kuat.

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi, 2007:113-114). Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil.

Pengertian Kemampuan


Donald (Sardiman, 2009:73-74) mengemukakan kemampuan adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya pikiran dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Menurut Hamalik (2008:162) kemampuan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut : 1) Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. 2) Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.
Mampu adalah cakap dalam menjalankan tugas, mampu dan cekatan. Kata kemampuan sama artinya dengan kecekatan. Mampu atau kecekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan mampu. Spencer and Spencer dalam Hamzah Uno (2010: 62) mendefinisikan kemampuan sebagai “Karakteristik yang menonjol dari seseorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan/superior dalam suatu pekerjaan atau situasi”.
Poerwadarminta (2007: 742) mempunyai pendapat lain tentang kemampuan yaitu mampu artinya kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Pendapat lain dikemukakan juga oleh Nurhasnah (2007: 552) bahwa mampu artinya (bisa, sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan. Sehubungan dengan hal tersebut Tuminto (2007: 423) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan.

Prinsip-prinsip Perkembangan Motorik Halus


Prinsip pengembangan motorik halus menurut (Jamaris, 2003:9) prinsip untuk pengembangan motorik adalah kematangan saraf, urutan, motivasi, pengalaman, dan latihan atau praktik.
Pada waktu anak dilahirkan hanya memiliki otak sebesar 25% dari berat otak orang dewasa. Saraf-saraf tersebut belum berkembang sesuai dengan fungsinya dalm mengontrol berbagai gerak motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Dengan bertambahnya umur anak yang makin bertambah dan perkembangan semakin besar anak mengalami proses neurological naturalation (kematangan neorologis).
Proses perkembangan fisiologis manusia berlangsung secara berurutan yang terdiri atas a) Pembedaan yang mencakup perkembangan secara berlahan dari motorik kasar yang belum terarah dengan baik kepada gerak yang lebih terarah sesuai fungsi gerak motorik kasar, b) Keterpaduan yaitu  kemampuan dalam menggabungkan gerakan motorik yang saling berlawanan dalam koordinasi gerak yang baik, seperti berlari dan berhenti.
Motivasi yang datang dari dalam diri anak tersebut perlu didukung dengan Motivasi yang datang dari luar. Misalnya memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai aktifitas motorik dan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak.
Pada saat anak mencapai kematangan untuk terlihat secara aktif  dalam aktifitas fisik yang ditandai motivasi yang tinggi, orang tua dan guru perlu memberi kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan motorik anak secara optimal. Peluang ini tidak saja berbentuk memberikan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu dukungan dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar maupun motorik halus anak.
Pendidik yang bekerja dengan anak-anak usia dini perlu menekankan pentingnya kegiatan bermain atau pengembangan motorik dan pengembangan lainnya terdapat dua hal yang seyogyanya tidak dilupakan, pertama adalah pemahaman akan pentingnya hubungan kegiatan tersebut dengan pengembangan daya fikir dan daya cipta anak. Hal kedua adalah bila anak tanpa bergerak bebas, tanpa kesempatan bermain dan tanpa kesempatan menjelajahi lingkungannya anak akan kurang tumbuh kembang secara optimal.
Pembelajaran motorik halus di sekolah ialah pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi antara mata dan tangan. Saraf motorik halus bisa dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang dilakukan secara rutin dan terus-menerus diantaranya: 1) Bermain puzzle, 2) Menyusun balok, 3) Memasukkan   benda   ke   dalam    lubang    sesuai  bentuknya, 4) Membuat garis, 5) Melipat kertas, 6) Menulis dengan huruf dan bentuk tulisan yang benar. (Decaprio, 2013:20).
Dari prinsip pembelajaran di atas sebagai seorang pendidik kita akan dengan mudah mengajar di Taman Kanak-kanak dengan menjadikan prinsip pembelajaran tersebut sebagai acuan pengajaran di Taman Kanak-kanak sehingga kebutuhan anak dalam belajar dan kemampuan anak dalam mengembangkan aspek perkembangannya khususnya aspek motorik halus dapat dikembangkan dengan baik.

Kemampuan motorik halus setiap anak di sekolah tentu tidak sama, baik dari segi kekuatan maupun ketepatan. Kondisi ini dipengaruhi oleh pembawaan dan stimulasi yang diperolehnya. Sebenarnya ada banyak hal yang mempengaruhi kemampuan motorik halus anak. Tidak hanya suasana dan lingkungan belajar di sekolah, melainkan juga kondisi lingkungan dan keluarga yang turut memberikan pengaruh besar terhadap kecerdasan motorik halusnya (Decaprio, 2013:20-21).

Media Pembelajaran Berupa Gambar

Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber infomasi kepada penerima informasi. Istilah media sangat popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik.
Beberapa batasan yang diberikan para ahli tentang media diantaranya, Gagne (Sadiman, 1993:6) mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Kemudian Nasution menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pengajaran didefinisikan Gagne dan Raiser (Sumantri, 1999:176) sebagai alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Dari beberapa batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah semua alat atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan pengajaran dari guru kepada peserta didik, yang bertujuan agar proses interaksi komunikasi antara guru kepada peserta didik berlangsung sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Menurut Association for Education and Communication Technology  Technology (AECT) media diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. (AECT, 1986).
Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan peserta didik untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan (performance) mereka dalam melakukan keterampilan-keterampilan tertentu sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran. (Suroso, 1999)
Karakteristik media berbeda sesuai dengan tujuan atau maksud pengelompokannya. Salah satunya media grafis, media grafis termasuk media visual. Media gambar merupakan media pembelajaran yang termasuk ke dalam media visual yang memiliki ukuran panjang serta lebar. Menurut Sanjaya (2002:157), media visual adalah media yang dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

Dewasa ini gambar fotografi secara luas dapat diperoleh dari berbagai sumber, misanya dari surat-surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur dan buku-buku. Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi dan foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar.
Gambar pada dasarnya membantu mendorong para peserta didik dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks (Arif S. Sadiman, 1984).
Gambar fotografi merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepada gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang, misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies.
Namun yang termasuk media gambar, penulis maksudkan dalam pembahasan skripsi ini yang terdapat pada kelompok pertama yakni Flat opeque picture, karena gambar datar tidak tembus pandang ini mudah pengadaannya serta biasanya relatif murah. Jadi media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (peserta didik). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
1. Pemanfaatan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri, karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien.
Beberapa ahli memberikan rambu yang perlu diperhatikan berkaitan dengan media gambar yaitu:
1)    Prinsip-prinsip pemakaian media gambar
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a.     Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat peserta didik kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan peserta didik membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok.
b.    Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para peserta didik dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
c.     Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para peserta didik merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.
d.    Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para peserta didik mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para peserta didik yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket  terdengar asing bagi peserta didik-peserta didik yang hidup si kampung. Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal
e.     Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para peserta didik akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para peserta didik dalam membaca gambar-gambar itu.
f.     Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para peserta didik. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
2)   Memilih gambar yang baik dalam pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
a.     Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.
b.    Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
c.     Bentuk item. Hendaknya si pengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
d.    Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Peserta didik akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
e.     Fotografi. Peserta didik dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
f.     Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar.
2. Menggunakan gambar dalam kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi peserta didik, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan peserta didik.
3. Mengajar Peserta Didik Membaca Gambar
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar peserta didik membaca gambar:
a.     Warna. Peserta didik sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memiliki kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para peserta didik.
b.    Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan gereja, dan sebagainya.
c.     Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung dan latar belakangnya.
d.    Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang di parkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
e.     Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.
Beberapa kelebihan yang lain dari media gambar adalah :
a.     Sifatnya konkrit. Gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
b.    Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun Niagara atau Danau Toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
c.     Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d.    Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
e.     Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a.     Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indra mata.
b.    Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

c.     Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate