Pembelajaran matematika pada
anak usia dini merupakan salah satu pembelajaran yang diberikan kepada anak
dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya. Sriningsih (2009: 22)
menyatakan bahwa “pembelajaran matematika merupakan sarana yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan berfikir, mendorong anak untuk mengembangkan
berbagai potensi intelektual anak yang dimilikinya dapat dijadikan sebagai
sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan prilaku positif dalam rangka
meletakan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin seperti sikap kritis, ulet,
mandiri, ilmiah, rasional dan lain sebagainya.”
Kegiatan pembelajaran
matematika untuk anak usia dini (termasuk anak usia TK) merupakan pembelajaran
matematika terpadu yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengembangkan potensi anak dan peningkatan kualitas praktik-praktik
pembelajaran matematika anak usia dini di lapangan. Pentingnya pembelajaran
matematika terpadu untuk anak usia dini menurut Sriningsih (2009: 27) dapat
dilihat dari dua sudut pandang yaitu:
(1) sudut pandang anak
sebagai subjek layanan, anak memiliki posisi yang sangat signifikan dalam
rangka menstimulasi dan mengoptimalkan kemampuan berfikir anak. Oleh karena itu
guru perlu memahami bagaimana perkembangan pemahaman anak terhadap
konsep-konsep matematika serta tahapan pembelajaran matematika. dan (2) sudut
pandang guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran, adalah begaimana peran
guru dalam mengorkestrasikan berbagai komponen pembelajaranmatematika terpadu
sehingga memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengoptimalkan kemampuan
logika matematika anak dan juga kemamapuan lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas
hakikat matematika untuk anak usia dini merupakan suatu upaya yang dapat
dilakukan dalam merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan pengembangan
kecerdasan logika-matematika anak usia dini dengan cara menyajikan tema-tema
pembelajaran yang dekat dengan lingkungan anak.
Lebih lanjut Sriningsih (2009:
90) menjelaskan bahwa, “Implementasi pembelajaran matematika untuk anak usia
dini memerlukan media pembelajaran yang diperlukan oleh anak untuk
mengembangkan berbagai kompetensi matematika.”
Standar kompetensi matematika
untuk anak usia dini menurut The National Council Of Matematics (NCTM) yaitu meliputi:
Kompetensi isi dan proses
pembelajaran matematika, kompetensi isi yaitu: bilangan dan operasinya,
aljabar, geometri, analisis data, pengukuran, pemecahan masalah, penalaran dan
pembuktian, komunikasi, koneksi dan representasi. Sedangkan kompetensi proses
yaitu: problem solving, penalaran dan pembultian, komunkasi, koneksi,
representasi.
Pembelajaran
matematika di TK merupakan salah pembelajaran yang diberikan kepada anak usia
dini. Secara
khusus pembelajaran matematika di taman kanak-kanak menurut (NCTM) tidak
terlepas dari 2 hal penting yaitu: Content
/ materi dan proses. Ada 5 konten pembelajaran matematika menurut NCTM dalam
Copley (2001) mencakup bidang-bidang pengetahuan tentang bilangan, aljabar,
geometri, pengukuran dan probabilitas / analisis data. Berikut penjelasan
mengenai lima konten matematika yaitu:
1) Bilangan,
mempelajari tentang pengenalan konsep angka / bilangan, banyaknya benda,
membedakan angka dan jumlah serta menghitung bilangan dengan benda-benda. Pada
saat mempelajari tentang konsep bilangan ini, guru dapat melakukan beberapa
paermainan angka yang dapat memotivasi anak dan membuat pembelajaran matematika
lebih menyenangkan.
2) Aljabar,
mempelajari tentang pola (parenting), kegiatannya berupa: meronce, menyusun
rangkaian warna, menyusun bagian-bagian, suara-suara yang berurutan, variasi dan
tepukan gerakan yang terpola.
3) Geometri,
mempelajari tentang bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, bujur sangkar,
segitiga, trapesium, segi enam dan belah ketupat. Mempelajari posisi seperti
kanan, kiri atas bawah, samping, belakang, depan, dan pergeseran benda.
4) Pengukuran,
mempelajari ukuran suatu benda, volume, perbandingan, berat benda dan luas.
5) Probabilitas
/ analisis data, mempelajari tentang bagaimana cara menganalisis banyaknya
benda. Memikirkan beberapa kemungkinan yang akan muncul pada saat permainan
dadu, menebak jumlah angka yang tinggi atau sebaliknya.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak TK
diorganisasikan secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat
dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru memberikan
berbagai pilihan kegiatan sesuai dengan minat anak. Guru dapat menggunakan
media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar
secara individual, kelompok dan juga klasikal. Peranan guru dalam kegiatan
pembelajaran sangat dominan yaitu dengan cara mengatur anak untuk mengikuti
serangkaian kegiatan belajar yang telah disiapkan sebelumnya.
Dalam kegiatan pembelajaran matematika pada anak usia
dini dalam permainan hitung-menghitung bertujuan mengembangkan pemahaman anak
terhadap bilangan dan operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai
pondasi yang kokoh pada anak untuk mengembangkan kemampuan membilang pada tahap
selanjutnya. Hal ini diungkap oleh Sriningsih (2009: 121) bahwa, “guru secara
bertahap memberikan pengalaman belajar yang dapat menggantikan benda-benda
kongkrit dengan alat-alat yang dapat mengantarkan anak pada kemampuan berhitung
secara mental.”
Seorang guru di Taman Kanak-kanak dalam memberikan
kegiatan pembelajaran harus memperhatikan tahap perkembangan anak didik, alat peraga/
alat permainan, metode yang digunakan, serta waktu, tempat dan teman bermain
anak. Kegiatan pembelajaran matematika di Taman Kanak-kanak (Wahyudi CHA dan
Damayanti, 2005: 110-117) adalah sebagai berikut: a) mencocokkan; b) angka dan
hitungan; c) mengelompokkan dan menggolongkan; d) perbandingan; e) bentuk; f) ruang; g) pembelajaran
tentang pola; h) pengukuran; i) lambang bilangan.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di TK khususnya
dalam pembelajaran matematika perlu memperhatikan beberapa hal. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan menurut buku pedoman pembelajaran di Taman
Kanak-kanak (Depdiknas, 2007: 52-54) antara lain: a) mengenal angka 1-10 secara
bertahap; b) menghitung benda 1 sampai 10; c) mengenal hitungan melalui lagu; d)
membandingkan besar-kecilnya nilai angka; e) menyalin dan menebalkan angka; f)
operasi hitungan 1-5; dan g) menyebutkan angka secara berurutan 1-5 atau
sebaliknya 5-1.