Selama perjalanan teori evolusi, sejak
pertama kali digagas sampai sekarang, telah mengalami tahapan-tahapan penting.
Pada hakekatnya apa yang telah digagas dan dikembangkan oleh para pakar evolusi
itu selalu menampilkan pemikiran yang bersifat :
- Sebagai upaya untuk menjelaskan fakta-fakta dan
memadukannya dengan konsep esensial dalam teori evolusi, sehingga teori evolusi
terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu demikian juga dengan
konsep-konsepnya.
- Teori evolusi tidak bertentangan dengan agama manapun di
dunia
- Teori evolusi modern dapat menjelaskan proses-proses yang
terjadi/ mungkin terjadi pada masa lampau, meskipun sebagian masih bersifat
hipotetik, namun selalu didasarkan pada fakta (fenomena) dan asumsi-asumsi yang
kuat.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan
dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak
zaman Aristoteles. Darwin adalah ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori
evolusi, karena telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai
saat ini. Konsep utama teori Darwin mengenai evolusi adalah tentang seleksi
alam yang dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik
dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Tahap perkembangan teori Evolusi dibedakan
menjadi tiga besar : (1) Masa Pra-Darwin, (2) Masa Darwin, dan (3) Masa
Pasca-Darwin
Masa Pra Darwin
Pemikiran-pemikiran evolusi tentang nenek
moyang bersama dan transmutasi spesies telah ada paling tidak sejak abad ke-6
SM ketika hal ini dijelaskan secara rinci oleh seorang filsuf Yunani, Anaximander.
Beberapa orang dengan pemikiran yang sama meliputi Empedocles, Lucretius,
biologiawan Arab Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu Miskawaih, Ikhwan
As-Shafa, dan filsuf Cina Zhuangzi.
Pada masa pra Darwin, teori evolusi organik
memperkirakan bahwa sejak kehidupan muncul di bumi, telah terjadi suatu proses
berkesinambungan. Organisme yang hidup berasal dari bentuk-bentuk sebelumnya.
Variasi-variasi yang besar adalah sabagai hasil respons makhluk hidup terhadap
perubahan lingkungan. Respons ini berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh
makhluk individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada generasi selanjutnya
melalui suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan itu.
Masa praDarwin dapat digolongkan menjadi
dua tahapan, yaitu :
1. Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek,
Cuvier, Linnaeus, Buffon, Hooke, dll), yang pemikirannya memiliki kedekatan
dengan mitos, sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah.
Konsep-konsep utama yang berkembang masa itu :
Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa organisme adalah sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam
bahasan Biologi tentang “Asal-usul Kehidupan” disebut sebagai Teori Ciptaan
Khusus (The Special Creation). Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen yang
menemukan Paraemecium dari potongan jerami yang direndam air selama 7 hari
(sesuai dengan kitab Kejadian, saat Tuhan menciptakan dunia dan seisinya),
menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup, yang disebutnya dengan
konsep generatio spontanea.
Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi bukanlah sebagai perubahan makhluk hidup
yang dilatarbelakangi oleh seleksi alam maupun perubahan genetik (mutasi)
makhluk hidup.
Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori
Ciptaan Khusus kemudian mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti :
1. Linnaeus mengelompokkan
organisme berdasarkan kesamaan alat reproduksinya, dan manusia dimasukkan ke
dalam kelompok kera (kera = Primata tidak berekor, monyet = Primata berekor)
2. Buffon menyatakan bahwa
hewan-hewan bersifat plastis. Variasi-variasi kecil yang dihasilkan lingkungan
akan berakumulasi membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih besar. Setiap hewan
pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang keadaanya lebih
sederhana.
3. Cuvier menyatakan bahwa
tipe-tipe baru spesies terbentuk setelah ada bencana. Setiap spesies tercipta
secara terpisah. Georges Cuvier percaya bahwa bencana dan malapeteka yang
terjadi di muka bumi akan mengikis kehidupan yang ada. Dalam setiap peristiwa
bencana, selalu ada satu wilayah yang terhindar dari bencana. Kehidupan yang
tersisa akan menyebar ke wilayah-wilayah lainnya. Cuvier meyakini bahwa ada
kehidupan yang telah mengalami kepunahan.
2. Masa Adaptasi & Transformasi (Hutton,
Malthus, Lamarck, Lyell dll.)
Konsep-konsep yang berkembang pada tahapan
ini adalah :
·
Semua ahli yang menyatakan teori
evolusi masa ini didasarkan atas adanya perbedaan antara makhluk satu dengan
lainnya. Erasmus Darwin, yang tiada lain kakek Charles Robert
Darwin, dalam bukunya “Zoonomia” menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari
asal mula yang sama. Respons fungsional yang dimiliki oleh individu makhluk
hidup akan diwariskan kepada keturunannya.
Lamarck
- Lamarck, adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena
pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Dia menyatakan bahwa
perbedaan- antar individu terjadi karena kebiasaan atau latihan-latihan yang
dilakukan individu tersebut. Hal yang diperoleh melalui latihan dapat
diturunkan kepada anaknya. Contoh yang dikemukakan adalah leher jerapah.
- Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan
teori mereka, teori Lamarck sering kali disitir untuk menyanggah pendapat
Darwinisme tentang seleksi alam. Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah
cabang ilmu Genetika semakin dikenal orang pada abad ke-20. Konsep-konsep
genetika banyak memberi dukungan pada Darwinisme.
Para pendukung materialisme dialektika, pemikiran yang berkembang pesat di
akhir abad ke-19, menganggap Lamarckisme sesuai dengan ideologi mereka, dan melahirkan Neo-Lamarckisme.
Kaum ini menolak teori evolusi Darwin, mengadopsi Lamarckisme, dan bahkan
mempraktekkannya dalam bidang pertanian di negara-negara komunis. Vernalisasi
(perlakuan suhu rendah) terhadap benih gandum dianggap dapat
"melatih" tanaman sehingga tahan menghadapi musim dingin. Pendapat ini
dipercaya karena hasil penelitian Ivan Mitschurin, seorang pemulia tanaman
Rusia, menunjukkan hal itu.
Charles Lyell mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori
ini berbicara mengenai perubahan ketinggian tanah, sedimen yang dibawa oleh
air, perubahan partikel dan perubahan iklim. Dalam teori ini,
organisme-organisme yang ada dianggap sebagai turunan hasil modifikasi
spesies-spesies lain yang hidup di masa geologi sebelumnya
Malthus menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan
makanan seperti fungsi deret hitung, sedangkan kenaikan jumlah penduduk
(populasi) menurut fungsi deret ukur. Karena pertumbuhan makanan tidak
sebanding dengan pertumbuhan populasi, maka setiap individu makhluk hidup harus
berjuang untuk mendapatkan makan sebagai prasyarat untuk mempertahankan hidup.
Masa Darwin
1. Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace)
Organisme di bumi yang beraneka ragam itu
merupakan hasil dari seleksi alam. Kondisi alam yang selalu berubah (dinamik),
baik yang berupa faktor nirhayat (abiotik) maupun hayat (biotik), adalah
sebagai penyeleksi. Individu yang mampu menyesuaikan diri (karena kuat, tahan
penyakit, dsb) terhadap perubahan alam akan dapat bertahan hidup, sedangkan
yang tidak mampu akan terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi
tubuh makhluk yang telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan
diwariskan kepada generasi penerusnya.
Charles Robert Darwin
- Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada berbagai
burung jenis merpati yang dipelihara (domestikasi) oleh para penggemar burung
di Inggris. Darwin menemukan berbagai variasi, seperti : merpati gundul,
merpati jambul, merpati pos, merpati ekor merak, pouter, dsb.
- Waktu itu Darwin menganggap bahwa variasi itu adalah
spesies (ini tidak betul sete-lah
ditemukan definisi
spesies). Semua variasi itu dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi (pembentukan
spesies baru) yang berasal dari moyang merpati, yaitu merpati liar (rock
pigeon) yang masih banyak hidup di Inggris.
- Melakukan observasi tentang asal-usul burung di kepulauan
Galapagos. Sasaran pengamatannya adalah burung finch (emprit
branjangan). Darwin menemukan fakta bahwa berbagai spesies finch, berdasarkan
pada tempat hidup (habitat khusus) dan jenis makanannya, terdapat variasi pada
struktur paruh mereka.
Charles Robert Darwin pada usia 51 tahun
Konsep Darwin tentang spesiasi ini
ditulisnya sebagai buku yang berjudul : The Origin of Species by Means Natural
Selection and Preservation of The Fits in Struggle for Life, pada tahun 1844.
Menurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor alam yang
mampu menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam
(mekanisme seleksi alam). Ia juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang jerapah.
Jerapah yang berleher panjang berasal dari yang berleher panjang pula,
sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi
(mekanisme evolusi adalah seleksi alam).
Teori evolusi Lamarck vs Darwin (a) Lamarck dan (b) Darwin.
|
Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan mengemukakan suatu teori
untuk menjelaskan bagaimana evolusi tersebut berlangsung. Ia menjelaskan data,
yang dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut :
1) Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis)
melebihi kecepatan penambahan persediaan makanan.
2) Semua organisme menunjukkan variasi, tidak
ada dua individu dlm satu jenis yang persis sama.
3) Semakin banyak individu memiliki peluang
untuk hidup, tetapi karena keterbatasan makanan, tiap individu harus berjuang
mempertahankan hidup, yang didukung oleh : ukuran tubuh, kekuatan, kemampuan
lari, atau ciri apapun untuk bertahan yang menyebabkan individu punya kelebihan
terhadap yang lain.
4) Ciri yang mendukung kemampuan bertahan
hidup akan diwariskan kepada generasi berikutnya.
5) Sepanjang masa geologik, variasi-variasi
yang mampu bertahan akan menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan
terbentuklah jenis baru.
Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep
pokok) teori evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini :
1) Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan
suatu variasi karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi
tersebut.
2) Rasio pertambahan terjadi secara geometrik,
yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak
individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan proses persaingan.
3) Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan
suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi
yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir.
Adapun individu-individu dengan variasi yang menguntungkan dapat melanjutkan
kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi.
4) The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang
memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu-individu yang dapat
hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya.
Populasi berkembang
secara linear apabila perubahan kecil dari generasi ke generasi meningkatkan
adaptasi populasi yang bersangkutan. Karena menumpuknya perubahan selama
pergantian generasi jenis lama dapat berkembang menjadi jenis baru atau evolusi
dapat berkembang menjadi jenis baru. Evolusi juga dapat berkembang secara
bercabang sehingga terjadi populasi yang terpisah-pisah secara berlainan
sehingga menimbulkan ras berlainan dan jenis yang berbeda.
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada abad ke-18, pemikiran evolusi Darwin mulai
menelusuri kembali pemikiran beberapa filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745)
dan Erasmus Darwin (1796). Pemikiran biologiawan Jean-Baptiste
Lamarck tentang transmutasi spesies juga memiliki pengaruh yang kuat.
Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi alamnya pada tahun 1838 dan masih
mengembangkan teorinya pada tahun 1858 ketika Alfred Russel Wallace mengirimkannya
teori yang mirip, melalui suratnya "Surat dari Ternate". Keduanya
diajukan ke Linnean Society of London sebagai dua karya yang terpisah.
Pada akhir tahun 1859, publikasi Darwin, On the Origin of Species,
menjelaskan seleksi alam secara detail dan memberikan bukti yang mendorong
penerimaan luas evolusi dalam komunitas ilmiah.
Sir Alfred Russel
Wallace
- Dari hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan
Maluku, dia melihat perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat dan Timur, yang
dibatasi dengan garis imajiner membentang dari utara laut antara pulau
Kalimantan dengan pulau Sulawesi, membentang ke selatan membelah selat Lombok.
Laut yang disebut sebagai pembatas ini merupakan laut yang dalam. Fauna
Kalimantan dan Bali ke barat bersubtipe Malesia yang merupakan tipe
flora Asia, sedangkan fauna Sulawesi dan Lombok ke timur bersubtipe Australasia,
mirip fauna Australia.
- Ia juga menyatakan persetujuannya pada konsep Survival
of the fittest (siapa yang kuat dia yang menang) seperti yang dikemukakan
oleh Darwin.
2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov,
Bateson, Weismann, dll)
Gregor Johan Mendel : Hukum Pewarisan Sifat
Pengkajian kembali kembali karya Gregor
Johan Mendel mengenai genetika, yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace,
dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk menjelaskan tentang pewarisan sifat
makhluk hidup kepada keturunannya.
De Vries dan Tschernov : menguatkan kembali
hukum Mendel melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin
teori Genetika dan teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang berkembang
bersama dan terpisah satu dengan lainnya tanpa ada sangkut pautnya. Mereka
berdualah yang menghubungkan antara dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi
mampu memberikan penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang terjadi itu
dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan kemudian diwariskan kepada
keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi dapat berlangsung berulang kali,
sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat (yang dibawa oleh gen hasil mutasi)
semakin jauh. Hasilnya adalah makhluk hidup yang makin beragam hingga kini.
Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara warna
tubuh makhluk hidup dengan lingkungannya, atau disebut mimikri,
merupakan adaptasi dalam bentuk warna penyamaran, sehingga tidak tampak
mencolok. Contoh yang diambil olehnya adalah warna sayap berbagai kupu-kupu.
Penyamaran warna ini sebagai perlindungan makhluk, baik terhadap hewan lain
sebagai pemangsa (predator) alaminya maupun bagi predator ketika mencari
korban (prey).
Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman
yang hidup pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya
seleksi alam terhadap faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada
anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi perubahan yang diatur oleh
faktor genetik atau gen. Dalam percobaannya Weismann memotong ekor tikus sampai
20 generasi, tetapi anaknya tetap saja berekor. Percobaan ini menyanggah teori
evolusi Lamarck.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang
telah disebut di atas, perdebatan mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut.
Ketika Darwin mencetuskan teori evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan sumber
variasi terwariskan yang diseleksi oleh seleksi alam. Seperti Lamarck, ia
beranggapan bahwa orangtua (parental) mewariskan adaptasi yang diperolehnya
selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai Lamarckisme. Pada tahun
1880-an, August Weismann mengindikasikan bahwa perubahan ini tidak diwariskan,
dan Lamarckisme berangsur-angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak dapat
menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi
yang lain. Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat
dapat diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada tahun 1900-an,
ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan
biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin.
Pasca Darwin
Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih
komunikatif, dibandingkan pd masa sebelumnya, sehingga para ahli bisa melihat
keterkaitan antara ilmu satu dengan lainnya. Penemuan oleh Hugo de Vries dan
lainnya pada awal 1900-an memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana
variasi terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam menggunakan variasi
tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang terpantau
pada organisme hidup. Walaupun Hugo de Vries dan genetikawan pada awalnya
sangat kritis terhadap teori evolusi, penemuan kembali genetika dan riset
selanjutnya pada akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan
lebih meyakinkan daripada ketika teori ini pertama kali diajukan.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi
dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini
juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi.
Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah
meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari
waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah
jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of
Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam.
Karya Darwin dengan segera diikuti oleh
penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi
alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis
evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme
evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini
mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana
hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan
secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Kontradiksi antara teori evolusi Darwin
melalui seleksi alam dengan karya Mendel disatukan pada tahun 1920-an dan
1930-an oleh biologiawan evolusi seperti J.B.S. Haldane, Sewall Wright, dan terutama
Ronald Fisher, yang menyusun dasar-dasar genetika populasi. Hasilnya adalah
kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan pewarisan Mendel menjadi sintesis
evolusi modern.
Bukan hanya Genetika
dan Evolusi saja yang saling menunjang, tetapi semua cabang ilmu biologi dapat
menjelaskan fenomena evolusi. Pernyataan ini didukung oleh sebagian besar ahli
biologi pada waktu itu. Theodozius Dobzhansky, ahli genetika, berjasa
merangkum begitu banyak fenomena evolusi dari berbagai macam disiplin biologi.
Ahli-ahli lain yang terlibat dalam pengembangan teori evolusi pasca Darwin
antara lain : Morgan, yang melakukan pengamatan terhadap fenomena kerja
gen pada lalat buah (Drosophila melanogaster); Mayr & Darlington,
seorag ahli taksonomi sistematik & zoogeografi burung, menemukan fenomena
evolusi yang baru; Simpson, ahli Paleontologi.
No comments:
Post a Comment