Monday, July 13, 2020

Panca Indera Manusia



A. Pancaindera Penglihatan (Mata)
Syaraf optikus atau urat syaraf cranial kedua adalah syaraf sensorik untuk penglihatan. Syaraf penglihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera, lapisan tengah halus seperti arakhnoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak pembuluh darah). Mata adalah suatu struktur speris berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan tersebut adalah (1 ) sclera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina.
Sclera/kornea adalah pembungkus yang kuat dan fibrus sklera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membrane yang bening yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.
Khoroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria ofalmita, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang ditengahnya, atau yang disebut pupil (manik) mata. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris berisi dua kelopak serabut otot tak sadar atau otot polos.
Retina adalah lapisan syaraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut yaitu sel-sel syaraf, batang-batang dan kerucut. Bagian yang paling peka pada retina adalah macula, yang terletak tepat external terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan pusat pupil.  

B. Pancaindera Pencium (Hidung)
Indera pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat terlarut dalam udara atau air. Reseptor pembau terletak pada langit-langit rongga hidung, pada bagian yang disebut epitelium olfaktori. Epitelium olfaktori terdiri dari sel-sel reseptor dan sel-sel penyokong. Sel reseptor olfaktori berbentuk silindris dan mempunyai filament-filamen seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju bulbus olfaktorius pada sistem syaraf pusat.
Dalam lamina propria tunita mukosa penciuman, selain terdapat banyak pembuluh darah dan syaraf, ditemukan juga kelenjar-kelenjar jenis tubule alveolar dengan sel-sel seromukosa yang dengan pas-positif. Saluran ekskresi kelenjar ini bermuara ke epitel permukaan dan aliran ekskresinya terus menerus membersihkan bagian apical sel-sel pencium. Dalam hal ini senyawa-senyawa yang merangsang rasa penciuman secara tetap disingkirkan. Jadi mempertahankan reseptor-reseptor selalu dalam keadaan siap menerima stimulus yang baru.
Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadan ini akan terganggu ketika kita sakit filek, dimana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu sehingga uap makanan dari makanan di mulut tidak dapat mencapai rongga hidung dan makanan seakan-akan kehilangan rasanya.

C. Pancaindera Pengecap (Lidah)
Pada hakekatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsic lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat syaraf masuk dan keluar pada akarnya . ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut maka ujung lidah berbentuk bulat.

Selaput lender (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beludru dan ditutupi papil-papil yang terdiri atas tiga jenis:
a.       Papillae sirkum valata, adalah jenis papillae yang terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papillae ini tersusun berjejer membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
b.      Papillae fungsi formis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
c.       Papillae filiformis, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Papillae filiformis lebih berfungsi untuk menerima rasa contoh dari pada rasa pengecapan yang sebenarnya.

Ada empat macam rasa kecapan yaitu manis, pahit, asam dan asin. Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan ciri rasa tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung syaraf penciuman dan bukan ujung syaraf pengecapan, supaya dapat dirasakan semua makanan harus menjadi cairan serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung syaraf yang mampu menerima rangsangan yang berbeda-beda.

D. Pancaindera Pendengaran (Telinga)
Telinga adalah organ pendengaran. Syaraf yang melayani indera ini adalah syaraf cranial kedelapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam.
a.       Telinga luar, terdiri atas aurikel atau pinna yang pada binatang rendahan berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang suara. Dan meatus auditorius externa yang menjorok ke dalam menjauhi pinna, serta menghantarkan getaran suara menuju membrane timpani.
Liang ini berukuran panjang sekitar 2 ½ cm sepertiga luarnya adalah tulang rawan sementara dua pertiga dalamnya berupa tulang.
b.      Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membrane timpani atau gendang telinga, yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius externa. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mestoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus.
c.       Rongga te linga dalam berada dalam bagian ospetrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang dan dilapisi membrane sehingga membentuk labirin membrannosa.

E. Pancaindera Peraba (kulit)
Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh. Fungsi kulit :
1.      Kulit sebagai organ pengatur panas. Panas dilepaskan oleh kulit dengan berbagai cara:
a.       Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.
b.      Dengan pemancaran, panas dilepas pada udara disekitarnya
c.       Dengan konduksi, panas dialirkan ke benda yang disentuk seperti pakaian.
d.      Dengan konveksi (pengaliran) karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.
2.      Kulit sebagai indera peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung syaraf di dalam kulit berbeda beda menurut ujung syaraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan.
Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan, beberapa sensitif  (peka) terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.
3.      Tempat penyimpanan
Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air, jaringan adipose di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate