1. Pentingnya Teori
Pendidikan
Teori pendidikan (dalam hal ini pedagogik) perlu di
pelajari secara akademik (secara ilmiah di perguruan tinggi), khususnya di
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), yang mempersiapkan lulusannya
untuk menjadi pendidik baik disekolah maupun diluar sekolah.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari karena
akan memberi beberapa manfaat:
a. Dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan di
capai.
b. Untuk menghindari
atau sekurang-kurangnya mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik, karena
dengan memahami teori pendidikan, seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan
yang tidak boleh di lakukan, walau teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
c. Dapat di
jadikan sebagai tolak ukur, sampai di mana seseorang telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Prof. Sikun Pribadi (1984) menemukakan tiga golongan
kesalahan dalam melaksanakan pendidikan yaitu:
a.
Kesalahan-kesalahan teknis, artinya kesalahan yang di sebabkan oleh kekeurangan
keterampilan atau kesalahan dalam cara menerapkan pengertian atau prinsip-prinsip
tertentu.
b. Kesalahn-kesalahan
yang bersumber pada struktur kepribadian prilaku pendidik sendiri.
c.
Kesalahan-kesalahan yang sifatnya konseptual, artinya karena pendidikan kurang
mendalami masalah-masalah yang sifatnya teoritis maka perbuatan mendidiknya
mempunyai akibat-akibat yang tak dapat di benarkan.
2. Pendidikan Dalam
Ruang Lingkup Mikro Dan Makro
Pendidikan yang dilakukan secara nasional dengan
segala perangkat aturannya seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan mencakup pendidikan sekolah dan luar sekolah,
berlangsung seumur hidup, hal tersebut melakukan tinjauan pendidikan secara
makro (besar).
Di samping kita mengkaji pendidikan dalam skala luas,
kita bisa mempelajari pendidikan dalam skala kecil, misalnya pendidikan dalam
keluarga saja, pendidikan di sekolah saja, (misalnya kita hanya terfokus
mengkaji pendidikan di SD saja, atau SMP), hal tersebut merupakan suatu kajian
pendidikan dalam skala mikro (kecil).
Pengelompokan kajian pendidikan secara mikro dan
makro tersebut dapat di lihat dari dua segi, yaitu:
a. Manusia sebagai individu, dan sebagai anggota
masyarakat.
Antara individu dan masyarakat bagi seorang manusia
tidak dapat di pisahkan satu sama lain, artinya individu tak mungkin berkembang
dengan sebaik-baiknya, bahkan individu tak mungkin hidup, tanpa di bantu oleh
dan hidup bersama dengan orang lain. Suatu masyarakat tak mungkin ada tanpa
adanya anggota-anggota masyarakat atau individu-individu yang hidup di
dalamnya. Sering juga suatu masyarakat dapat maju karena jasa-jasa orang-orang
tersebut yang pernah memimpin masyarakat itu atau yang pernah memberikan
sumbangannya di mana individu itu hidup dan bekerja.
b. Tanggung jawab pendidikan
1. Tanggung jawab
keluarga
Pendidikan mikro sebagai upaya pendididkan untuk
mendewasakan anak, sepenuhnya merupakan tanggung jawab keluarga. Sekolah
(sampai dengan SMA), pendidikan usia dini (play group: kelompok bermain), atau
bentuk-bentuk lainnya, merupakan pendidikan mikro sebagai wakil keluarga dalam melaksanakan
upaya pendidikannya. Keluargalah yang paling bertanggung jawab secara moral,
spiritual, dan fisik material untuk mendewasakan anak.
2. Tanggung jawab
bersama
Tanggung jawab
pendidikan dalam arti luas merupakan tanggung jawab bersama dari semua pihak,
yaitu keluarga masyarakat, dan pemerintah sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (pasal 7 – pasal 11).
No comments:
Post a Comment