Pembelajaran motorik dapat diartikan sebagai
proses belajar keahlian gerakan dan penghalusan kemampuan motorik, serta
variabel yang mendukung atau menghambat kemahiran maupun keahlian motorik.
Aspek pembelajaran motorik dalam pendidikan merupakan aspek yang berhubungan
dengan tindakan atau perilaku yang ditampilkan oleh para siswa setelah menerima
materi tertentu dari guru. Artinya mereka bertindak atau berperilaku
berdasarkan pengetahuan dan perasaan (Decaprio, 2013:16).
Untuk pertama kalinya, dalam pembelajaran
motorik bagi anak, guru mesti melalui tahapan pendahuluan atau yang lazim
disebut keterampilan motorik pengantar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
berbagai tujuan sebagai berikut: 1) Menaikkan motivasi dan antusiasme anak.
Mereka akan merasa bersemangat dengan adanya keterampilan motorik pengantar
yang diajarkan oleh guru sebelum melangkah ke pembelajaran motorik yang lebih
tinggi. Selain itu mereka juga semakin penasaran terhadap langkah-langkah
berikutnya; 2) Pemberian keterampilan motorik pengantar oleh guru dalam
pembelajaran motorik juga bisa menyiapkan anak, baik secara jasmani maupun
rohani, agar dapat mengikuti pembelajaran motorik dengan baik dan profesional,
3) Pemberian keterampilan motorik pengantar juga bertujuan untuk menghindari
kesalahan yang berdampak fatal dalam pembelajaran motorik (Decaprio,
2013:179-180).
Setelah guru
memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan praktik pembelajaran inti dengan
segala kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya, maka langkah berikut adalah
mengevaluasi pembelajaran motorik secara keseluruhan. Dalam evaluasi
pembelajaran motorik, diperlukan berbagai informasi atau data yang menyangkut
seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran motorik yang sedang dievaluasi.
Pendidikan
seni sebagai mata pelajaran di sekolah didasarkan pada: Pertama, pendidikan
seni memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural.
Multilingual berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan
diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan
paduannya.
Selain
bernyanyi dan bereksplorasi dengan alat musik, kegiatan lain dalam musik adalah
gerak dan lagu serta menari. Menari sebagai salah satu bentuk kegiatan dari
seni musik yang beragam jenisnya, sehingga tidak semua kegiatan tari appropriate
(berkesesuaian) bagi anak. Menari lebih spesifik dikatakan oleh Stinson sebagai
gerakan yang beraturan, signifikan dan dipengaruhi oleh penjiwaan.Tari yang kreatif
adalah gerakan yang ditampilkan secara menarik dengan menyesuaikan alunan lagu
atau musik. Terlepas dari itu, gerakan tari untuk anak sebaiknya yang mudah dan
tidak terlalu bervariasi, menyenangkan bagi anak, dan dalam kondisi tertentu
gerakan tari anak bersifat alami.
Gerakan
tari pada anak usia dini umumnya bersifat pengulangan dari 5-6 gerakan, dengan
ditambah variasi formasi yang sederhana. Hal penting yang perlu diperhatikan
oleh guru ataupun orangtua adalah memperhatikan kondisi fisik dan psikologis
anak saat ingin menari. Memaksakan atau menekan anak untuk menunjukkan suatu
gerakan tari, terlebih harus sempurna, hanya akan membuat kondisi menjadi
semakin buruk dan tidak mengembangkan kreativitas mereka.
Gerak merupakan sarana ekspresi dan mengalihkan
ketakutan, kesedihan, kemarahan, kenikmatan, dan sebagainya. Gerak juga
merupakan ekspresi pembebasan dari belenggu ketidakberdayaan, simbolis
khususnya pada anak-anak mereka mengekspresikan dirinya secara langsung dan
efektif melalui gerakan. Gerak yang erat hubungannya dengan musik merupakan
isyarat yang ekspresif dan membebaskan diri dari ketegangan melalui
gerakan-gerakan ritmis sehingga dalam penanganan anak yang berperilaku agresif,
media gerak ritmis dapat menyalurkan emosi-emosi negatif dengan cara yang lebih
dapat diterima oleh lingkungannya (Mutiah, 2010:168-169) .
Menurut Kamtini dan Tanjung (2005:10) bahwa secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK adalah
bersifat sederhana, bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung
tema tertentu, gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga
orang-orang yang berada di sekitarnya, anak juga menirukan gerak-gerak
binatang.
Keterampilan gerak tari bukanlah tujuan utama namun
pengembangan berbagai aspek kreativitas pada diri siswa merupakan orientasi
yang dilaksanakan dalam proses pembelajarannya. Tujuan utama dari tari adalah
membantu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan anak melalui tari untuk
menemukan hubungan antara tubuhnya dengan seluruh eksistensinya.
Pendidikan seni tari memiliki peranan untuk menanamkan
nilai-nilai kepada anak. Seni tari pada lingkungan sekolah membantu anak untuk
berekspresi secara bebas. Dengan kata lain menurut Rohendi (2000:33) “seni
sebagai media dalam pendidikan untuk meningkatkan kreativitas anak”. Melalui
pendidikan seni tari, potensi yang dimiliki siswa sejak lahir untuk bergerak
secara bebas dapat dikembangkan secara optimal.
Tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan tarian yang
dilakukan secara bertahap adalah : 1) Anak dapat memahami instruksi yang dapat
diberikan, 2) Anak dapat meniru gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan, 3)
Anak dapat membentuk gerakan sesuai dengan irama musik, 4) Anak dapat
mengembangkan imajinasinya dengan variasi gerakannya, 5) Anak dapat merangsang
pancainderanya melalui sentuhan, pendengaran, penciuman, penglihatan, dan
perasaannya, 6) Anak dapat mengatur dirinya sendiri sesuai dengan alur cerita,
7) Berinteraksi dan berpartisipasi di dalam kelompok, 8) Anak mampu mengordinasikan
tubuh, ucapan, dan musik, 9) Anak membuat kreasi gerakan sendiri yang sesuai
dengan irama musik dan alur cerita, 10) Anak tidak canggung untuk tampil menari
dan menyanyi dihadapan publik, 11) Anak memahami nilai-nilai moral yang
terkandung dalam cerita (Mutiah,
2010:176-177).
No comments:
Post a Comment