Friday, March 1, 2019

Metode Pembelajaran

   
2.2.1.   Pengertian Metode Pembelajaran
Metode secara harfiah adalah cara (Syah, 2006: 201). Sedangkan menurut Moeslichatoen (2004: 7) metode merupakan cara untuk mencapai tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode dapat diartikan sebagai cara yang teratur untuk mencapai tujuan atau cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lebih lanjut, Tardif menjelaskan bahwa metode pembelajaran adalah prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pembelajaran kepada anak.
Metode pembelajaran merupakan cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran kepada anak dengan melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis antara guru dan anak, sehingga tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Metode pembelajaran dalam konteks Pendidikan Anak Usia Dini dapat diartikan sebagai cara yang sistematis untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Pembelajaran menggunakan banyak metode menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih bermakna. Lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, antara lain (Fathurrohman, 2001: 38):
a. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsi.
b. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangan.
c. Situasi dengan keadaan yang berlainan.
d. Fasilitas bervariasi secara kuantitas dan kualitas.
e. Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda–beda.
Kolaborasi antara guru dan anak sangat diperlukan untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas baik. Guru sebaiknya menentukan metode yang akan digunakan belum melakukan proses pembelajaran. Penentuan metode bertujuan supaya proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Pemilihan suatu metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang menjadi objek pembelajaran.
2.2.2. Macam–macam Metode Pembelajaran di TK
Direktorat Pembinaan Taman Kanak–Kanak dan Sekolah Dasar, dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, mengeluarkan Panduan Pengelolaan Taman Kanak–Kanak. Salah satu pokok bahasan dalam Bab Pengelolaan TK adalah metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan di TK (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 30–32, Moeslichatoen, 2004: 24–29), antara lain:
a. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara penyampaian cerita pada anak. Guru memberikan penjelasan suatu cerita kepada anak secara lisan. Melalui tokoh–tokoh yang ada dalam cerita, banyak pesan moral dan nilai–nilai agama yang dapat ditanamkan kepada anak.
b. Metode Bercakap–cakap
Metode bercakap–cakap berupa dialog atau tanya jawab antara guru dan anak atau sesama anak. Bercakap–cakap dapat dilakukan dengan tiga bentuk, yaitu percakapan bebas, perkacapan menurut tema, dan percakapan berdasarkan gambar seri. Percakapan bebas tidak terikat dengan tema. Percakapan berdasarkan gambar seri menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.
c. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tertentu pada anak. Metode tanya jawab digunakan untuk mengetahui pengalaman dan pemikiran yang dimiliki oleh anak. Metode tanya jawab memberikan kesempatan bagi anak untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
d. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata dilakukan dengan mengunjungi objek wisata sesuai tema. Melalui karya wisata, anak memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan menggunakan seluruh panca indera. Kegiatan karya wisata dilakukan diluar lembaga sesuai dengan tema yang sedang dibicarakan.
e. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dilakukan dengan memperagakan suatu karya, proses, atau kegiatan. Kegiatan ini bertujuan supaya anak memahami langkah – langkah melakukan kegiatan yang benar. Anak diharapkan dapat melakukan kegiatan yang
dicontohkan dengan benar.
f. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama memberikan pengalaman kepada anak tentang masalah sosial melalui bermain peran. Anak diminta menjadi tokoh dan melakukan peran tertentu. Berbagai pesan moral dan sosial dapat ditanamkan kepada anak melalui bermain peran.
g. Metode Eksperimen
Metode eksperimen memberikan pengalaman pada anak dengan memberi perlakuan terhadap sesuatu. Anak mengamati sebab dan akibat suatu fenomena secara langsung. Metode eksperimen biasa digunakan pada pembelajaran sains.
h. Metode Proyek
Metode proyek memberikan kesempatan anak untuk belajar secara bertahap. Tahapan awal sampai akhir adalah sebuah kesatuan rangkaian. Anak dikondisikan untuk berpikir kreatif dan inovatif. Metode proyek menggunakan sumber alam sekitar dan kegiatan sehari–hari yang sederhana.
i. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian memberikan kesempatan anak untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh guru. Anak diberi kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk langsung guru.
j. Metode Bermain
Metode bermain sangat penting pada masa kanak–kanak. Semua kegiatan pembelajaran pada masa kanak–kanak dilakukan dengan konteks bermain. Bermain memberikan kepuasan tersendiri bagi anak. Menurut Gordon dan Browne, bermain adalah pekerjaan anak dan gambaran pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan tidak serius, lentur, imajinatif, dan transformatif (Moeslichatoen, 2004: 24).
Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup, dan hidup adalah permainan (Sujiono, 2009 :144). Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Anak-anak pada umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan.
Piaget dalam Sujiono (2009:144) menyatakan bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi seseorang. Sedangkan Parten dalam Sujiono (2009 : 144 ) memandang “kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui bermain dapat memberi kesepakatan pada anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan”. Selain itu kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siap ia hidup serta tempat dimana ia hidup.
Selanjutnya dockett dan fleern dalam Sujiono (2009:41-42) berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.
Bermain merupakan belajar yang aktif yang melibatkan seluruh pikiran, tubuh, dan spirit. Sampai usia 9 tahun, anak-anak belajar secara optimal ketika mereka terlibat secara total didalam kegiatan. Bermain mengekspresikan dan mengeluarkan aspek-aspek emosional dari pengalaman sehari-hari (Thompson dalam Musfiroh (2005:58). Oleh karena itu kegiatan bermain anak sangat bervariasi, dan setiap kegiatan bermain itu menstimulasi sebagai bagian otak, maka tidak berlebihan jika permainan yang bervariasi dapat dijadikan materi dan cara yang tepat untuk menstimulasi kecerdasan anak.

2.2.3. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
            Metode eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Menurut Roestiyah (2011:132), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan ini disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. 
            Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2011:133) adalah (a) perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, (c) selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa, (d) setelah eksperimen selesai harus mengumpulkan hasil penelitian siswa.
            Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Menurut Supriyati (Gunarti, 2010:114), metode eksperimen adalah mengajar dan melakukan percobaan lalu mengamati proses dan hasil percobaan. Kegiatan ini cukup efektif karena dapat membantu anak mencari/menemukan jawaban. Dengan usaha ini berdasarkan fakta yang benar contohnya mencampur warna, menimbang berat badan, menanam biji-bijian.
            Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan dan menemukan pengetahuan sendiri serta untuk mengetahui kebenaran akan sesuatu.
b. Manfaat dan Tujuan Metode Eksperimen
Anak memiliki sifat ingin tahu yang sangat tinggi, sifat ingin tahu ini sesuai perkembangan intelektual anak pada masa usia dini ini sedang berkembang sangat cepat. Simpul-simpul syaraf diotaknya sibuk membangun konstruksi pengetahuan dengan cara mengasimilasi dan mengakomodasi rangsangan-rangsangan yang didapatnya melalui pengamatan dari lingkungan dan sekitarnya.
Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak adalah sebagai berikut:
1)   Menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu
2)   Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu
3)   Membuktikan tentang kebenaran sesuatu
Beberapa alasan pentingnya pembelajaran dengan metode eksperimen bagi anak-anak.
1)   kemampuan berkomunikasi anak belum sepenuhnya berkembang sebagian anak memiliki kemampuan berpikir yang sangat baik.
2)   Belajar melalui metode eksperimen didesain untuk membantu anak membangun keterampilannya dengan menggunakan panca inderanya.
3)   Karakteristik anak usia dini adalah kreatif oleh karena itu diberikan kesempatan untuk menunjukkan kreativitasnya.
Pembelajaran dengan metode eksperimen akan berdampak pada seluruh aspek-aspek perkembangan anak antara lain:
1)   Aspek intelektual
Kegiatan eksperimen dapat memuaskan rasa ingin tahu anak, membangun kemampuan berpikir logis, kritis, analisi dan sintesis.
2)   Bahasa
Kegiatan eksperimen akan mendorong anak-anak untuk mengkomunikasikan ide dan pikirannya serta menguraikan hasil temuannya.
3)   Fisik Motorik
Kegiatan eksperimen motorik anak dapat dikembangkan terutama motorik halus, kegiatan ini akan terlibat dalam kegiatan menuang, memegang, mencampur, mengaduk. Selain itu melalui metode berkembang ke lima panca indera anak mengamati, membaui, mendengar, merasa dan mengecap.
4)   Seni
Kegiatan eksperimen khusus. Anak bereksperimen menghasilkan nada yang berbeda dengan berbagai macam benda, pencampuran warna dengan melukis, menari sesuai irama yang didengar.
5)      Sosial Emosi
Kegiatan eksperimen terdapat kerja sama antara individu untuk menghasilkan sesuatu.
6)      Moral Agama
Kegiatan eksperimen, terselip nilai-nilai religious berupa kebesaran ciptaan Tuhan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
1) Kelebihan metode eksperimen
a)      Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
b)      Dalam membina siswa untuk terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
c)      Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
2) Kekuarangan metode eksperimen
a)      Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
b)      Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak mudah diperoleh.
c)      Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
d)     Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
Eksperimen merupakan keterampilan yang banyak dihubungkan dengan sains (ilmu pengetahuan). Eksperimen dilakukan melalui berbagai percobaan yang dilakukan anak bersama guru dan pada akhirnya anak dapat melakukannya secara mandiri tanpa diperintahkan oleh guru.
Kegiatan eksperimen dapat dilakukan dengan dan atau tanpa alat khusus. Sebagai contoh eksperimen yang dilakukan dan alat bantu adalah kegiatan mencapur warna, sedangkan yang dilakukan tanpa alat khusus seperti kegiatan menyentuhkan tangan ke benda dingin seperti es (Sujiono, 2009:121).
d. Langkah-langkah pemakaian metode eksperimen
Tahap I : Mempersiapkan eksperimen
1)      Tentukan tujuan eksperimen yang berkaitan dengan konsep/konten materi yang akan disampaikan.
2)      Diskusikan dengan anak kegiatan yang akan dieksperimen dengan sejumlah pertanyaan yang akan dibuktikan jawabannya memerlukan pembuktian dari sebuah eksperimen.
3)      Kemukakan prosedur eksperimen yang akan dilakukan secara bertahap dari awal sampai akhir.
Tahap II : Pelaksanaan eksperimen
1)      Anak didik memulai eksperimen di bawah bimbingan pendidik.
2)      Pendidik membimbing anak didik yang melakukan eksperimen.
3)      Pendidik mendorong anak didik berbuat aktif melakukan eksperimen.
4)      Evaluasi berlangsung selama eksperimen dilakukan oleh pendidik.
Tahap III : Mengambil kesimpulan dari hasil eksperimen
1)      Anak memberi laporan hasil eksperimen yang telah dilakukan di depan kelas.
2)      Laporan didiskusikan bersama di bawah bimbingan pendidik.

3)      Kesimpulan – kesimpulan hasil eksperimen harus sederhana dan terarah.

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate