Wednesday, March 6, 2019

Soal dan Jawaban Sosioantropologi Pendidikan


1. (a). Perbedaan knowledge, science, philosophia, dan religi yaitu :
Philosophia berurusan dengan pengalaman yang bersifat menyeluruh atau komprehensif sebagai objek studinya. science berurusan dengan bidang pengalaman yang terbatas atau spesifik sebagai objek studinya dan telah melalui metode yang disepakati. Knowledge berupa hasil pengalaman hidup manusia yang menjadi pegangan sedangkan religi merupakan hal yang berkaitan dengan Sang Pencipta.
(b) Perbedaan Ilmu Murni (Pure Science) dan ilmu terapan (Apllied Science)
Pure Science (Ilmu Murni/ Pedologi)
  1. Literature susah didapatkan karena ilmu terlalu murni hanya untuk pengetahuan.
  2. Tujuan penelitian untuk memperdalam dan mengembang ilmu pengetahuan.
  3. Alat laboratorium jarang didapatkan, sebagai contoh untuk analisa unsur-unsur mikro seperti  Fe, Zn, Cu, Co, dan lain-lain.
  4. Hasil penelitian kurang diminati masyarakat karena bernilai ekonomi rendah, contoh:
    • Sebaran inceptisol di lereng selatan Gunung Merapi
    • Pemanfaatan campuran bahan zeolite dengan bahan kompos dalam meningkatkan daya ikat tanah terhadap lengas.
    • Kombinasi takaran pupuk kandang dan bahan gypsum dalam meningkatkan permeabilitas tanah di lahan lempung berqat
    • Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman pangan di kabupaten Kilon Progo, DIY
Apllied Science (ilmu Terapan/Edaphology)
  1. Literature baik text book, jurnal, internet, mudah ditemukan.
  2. Tujuan penelitian untuk mengembangkan atau menyelesaikan permasalahan aplikasi langsung di masyarakat.
  3. Alat laboratorium banyak ditemukan karena serin dipakai untuk analisa rutin, sebagai contoh ialah N total, P tersedia, K tersedia, pH H2O, DHL dan lain-lain.
  4. Hasil penelitian diminati oleh masyarakat karena bernilai ekonomi tinggi, contoh:
Pengaruh pemberian pupuk hijau terhadap peningkatan produksi padi sawah.
Pemberian kombinasi kompos jerami dan pupuk kandang sapi dalam meningkatkan produksi padi sawah.
5.      Peningkatan produksi kedelai dengan berbagai cara pemberian air irigasi.

2. Antropologi sebagai sebuah ilmu mengalami tahapan-tahapan dalam dalam perkembangannya. Koentjaraningrat (1986:1-5) membaginya ke dalam 4 (empat) tahap. Tahap pertama, ditandai dengan tulisan tangan bangsa Eropa yang melakukan penjajahan di benua Afrika, Asia, dan Amerika pada akhir abad ke-15. Tulisan itu merupakan deskripsi keadaan bangsa-bangsa yang mereka singgahi. Deskripsi yang dituliskan mencakup adat istiadat, suku, susunan masyarakat, bahasa, dan ciri-ciri fisik. Deskripsi tersebut sangat menarik bagi masyarakat Eropa karena berbeda dengan keadaan di Eropa pada umumnya. Bahan deskripsi itu disebut juga Etnografi (Etnos berarti bangsa)
Tahap kedua, mereka menginginkan tulisan-tulisan atau deskripsi yang tersebar itu dikumpulkan jadi satu dan diterbitkan. Isinya disusun berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat, yaitu masyarakat dan kebudayaan manusia berevolusi dengan sangat lambat, dari tingkat rendah sampai tingkat tertinggi. Dari sinilah bangsa-bangsa digolongkan menurut tingkat evolusinya. Sekitar tahun 1860, terbit karangan yang mengaklasifikasikan berbagai kebudayaan tingkat evolusinya. Saat itu lahirlah antropologi.
Dengan demikian pada tahap kedua ini, antroplogi telah bersifat akademis. Pada tahap ini, antropologi mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitiv untuk memperoleh pengertian mengenai tingkat-tingkat perkembangan dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran manusia di dunia. Tahap ke tiga, antropologi menjadi ilmu yang praktis. Pada tahap ini, antropologi mempalajari masyarakat jajahan demi kepentingan kolonial. Hal ini berlangsung sekitar awal abad ke-20. Pada abad ini, antropologi semakin penting untuk mengukuhkan dominasi bangsa-bangsa Eropa Barat di daerah jajahannya. Dengan antropologi, bangsa Eropa mempelajari dan tahu bagaimana menghadapi masyarakat daerah jajahannya. Selain itu, bangsa–bangsa terjajah pada umumnya belum sekompleks bangsa Eropa Barat. Oleh karena itu, mempelajari bangsa-bangsa terjajah bagi bangsa Eropa dapat menambah pengertian mereka tentang masyarakat mereka sendiri (Bangsa Eropa Barat) yang kompleks. Tahap ke empat, antropologi berkembang sangat luas, baik dalam akurasi bahan pengetahuanya maupun ketajaman metode-metode ilmiahnya. Hal ini berlangsung sekitar pertengahan abad ke-20. Sasaran penelitian antropologi di masa ini bukan lagi suku bangsa primitiv dan bangsa Eropa Barat, tapi beralih pada penduduk pedesaan, baik mengenai keanekaragaman fisik, masyarakat, maupun kebudayaannya termasuk suku bangsa di daerah pedesaan di Amerika dan Eropa Barat itu sendiri, peralihan sasaran penelitian itu terutama disebabkan oleh munculnya ketidaksenangan terhadap penjajahan dan makin berkurangnya masyarakat yang dianggap primitif.
3.    Menurut Brookover ruang lingkup sosiologi pendidikan dibagi menjadi empat kategori, diantaranya :
(a) hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain;
b) hubungan sekolah dengan komuniti sekitarnya;
(c) hubungan antar manusia dalam sitem persekolahan;
(d) pegaruh sekolah terhadap prilaku anak didik.
4. a) J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
1.    Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3.    Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2.  Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.

b) 5 masalah pokok dalam kehidupan manusia yang terdapat dalam sistem nilai budaya yaitu:
  • Sistem religi dan upacara keagamaan
  • Sistem dan organisasi kemasyarakatan
  • Sistem pengetahuan
  • Sistem mata pencaharian
  • Sistem teknologi dan peralatan

5.    Sistem kekerabatan di Indonesia terbagi menjadi 3 bagian yaitu patrilineal, matrilineal dan bilateral. Patrilineal yaitu sistem kekerabatan yang didasarkan atas garis hubungan dari pihak ayah misalnya dalam suku batak. Matrilineal yaitu sistem kekerabatan yang didasarkan atas garis hubungan dari pihak ibu misalnya dalam suku minang. Bilateral yaitu sistem kekerabatan yang didasarkan atas garis hubungan dari pihak ayah maupun ibu misalnya dalam suku Sunda.
Setiap sistem kekerabatan tersebut memiliki pengaruh terhadap terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Dengan adanya sistem kekerabatan tersebut kadangkala muncul adanya pertentangan (konflik) dalam masyarakat. Pertentangan-pertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan antar kelompok-kelompok. Misalnya di kalangan orang-orang Batak yang sistem kekerabatannya Patrilineal terdapat adat-istiadat bahwa apabila suami meninggal, maka keturunannya berada di bawah kekuasaan keluarga almarhum. Dengan terjadinya proses individualisasi terutama orang-orang Batak yang pergi merantau, kemudian terjadi penyimpangan yaitu bahwa anak-anak tetap tinggal dengan ibunya, walaupun hubungan antara si ibu dengan keluarga almarhum suaminya telah putus.


No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate