Wednesday, February 12, 2020

Pentingnya Membangun Karakter



Karakter merupakan totalitas ciri pribadi membentuk penampilan seseorang atau obyek tertentu. Ciri-ciri personal mempunyai karakter terdiri dari kualitas moral dan etis: kualitas kejujuran, keberanian, integritas, reputasi yang baik, semua nilai tersebut di atas merupakan sebuah kualitas yang melekat pada keaktifan individu.
Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Karakter adalah sifat bathin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran, perasaan dan perbuatannya.
Karakter ibarat pisau bermata dua. Karakter memiliki kemungkinan akan membuahkan dua sifat yang berbeda atau saling bertolak belakang. Contoh, anak yang memiliki keyakinan tinggi. Hal ini akan menumbuhkan sifat berani sebagai buah keyakinan yang dimilikinya atau justru sebaliknya memunculkan sifat sembrono, kurang perhitungan karena terlalu yakin akan kemampuannya. Begitu besar pengaruh karakter dalam kehidupan seseorang. Maka itulah pembentukan karakter harus dilakukan sejak usia dini.
Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di dalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.
Membangun karakter anak usia dini yang takut Tuhan yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam dirinya atau hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih baik.
Coba ingat sejenak cara orang tua, pengasuh maupun orang-orang bermakna menamai, memanggil, menyapa, memperlakukan dan menghargai kita. Ada pesan yang baik serta masukan yang mendukung. Keluarga adalah lingkungan awal pembentuk sikap, pola pikir, dan kebiasaan hidup kita. Ayah, ibu atau mereka yang telah membesarkan menanamkan pengaruh melalui tindakan disiplin, lewat perkataan dan perbuatan serta keteladanan. Psikiater Kristen Paul D. Meier menegaskan bahwa 85 persen dari karakter dasar kita sebenarnya sudah terbentuk pada usia enam tahun pertama dalam konteks keluarga. Banyak sifat dan kebiasaan baik kita dapatkan dari keluarga, berguna untuk kehidupan sekarang dan masa depan. Tercakup ke dalamnya sikap mengutamakan Tuhan, bertanggung jawab, tertib, taat dan hormat kepada orang tua. Namun, tidak sedikit yang buruk tentunya seperti gampang marah, tidak tertib, atau tidak disiplin, atau kebiasaan berteriak guna menuntut perhatian orang lain. Sekolah sebagai lingkungan sosial ikut membentuk akhlak. Melalui interaksi setiap hari di kelas, banyak anak menyerap nilai dari sikap serta perilaku guru dan teman-teman sebayanya. Sikap guru yang bijak dan adil dapat membangun potensi sikap positif dan percaya diri para murid anak usia dini.
Adalah sesuatu yang telah dipahat dalam hati sehingga merupakan tanda yang khas, karakter mengacu pada moralitas kehidupan sehari-hari. Karakter bukan merupakan kegiatan sesaat, melainkan kegiatan konsisten muncul baik secara batiniah dan rohaniah.
Karakter mengacu pada kebiasaan berpikir, berperasaan, bersikap, berbuat. Karakter erat dengan pola tingkah laku.
Membangun karakter anak usia dini yang takut akan Tuhan, akan terbentuk sebagai hasil pemahaman-pemahaman hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship) yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar) dan hubungan dengan Tuhan (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu tumbuhkan pemahaman karakter positif pada diri anak sejak usia dini. Salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya.
Informasi dan pelajaran yang diajarkan guru ikut membentuk nilai hidup, iman dan watak anak didik. Pelajaran pengembangan budi pekerti seperti yang marak akhir-akhir ini, jelas akan membantu pembentukan karakter murid. Jika dikelola dengan baik, pelajaran agama Kristen (PAK) yang disampaikan guru kepada murid diharapkan mampu membentuk kualitas iman kepada Allah dalam Yesus Kristus. Namun, hal sebaliknya dapat terjadi. Di sekolah anak tekun belajar agama, tetapi justru semakin tidak menyukai Alkitab dan hal-hal yang diajarkan mengenai Kristus. Proses dan materi pengajaran tidak membuahkan perubahan spiritual secara positif. Mungkin sekali guru yang kurang professional dan kurang imanlah penyebab munculnya pengalaman negatif itu. Sebab, tidak sedikit guru PAK yang meragukan Alkitab adalah firman Allah, selain belum memiliki pengalaman perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus. Bagi mereka menjadi guru PAK semata-mata adalah sebuah profesi untuk menopang kehidupan, tidak sebagai panggilan khusus.

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate