Friday, May 3, 2019

Sains Untuk Anak Usia Dini

Menurut istilah secara umum, Sains adalah proses pengamatan, berpikir, dan merefleksikan aksi dan kejadian/peristiwa. Sains merupakan cara kita berpikir dan melihat dunia sekitar kita. Ini adalah salah satu cabang ilmu atau subjek bahasan yang mengkaji fakta-fakta/kenyataan yang terkait dengan fenomena alam. Pengkajian ini pun perlu dilakukan secara berkelanjutan (Isaac Asimov, 1995). Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Kilmer dan Hofman (1995:60) bahwa Sains merupakan pengetahuan tentang fenomena-fenomena tertentu,…proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi,…dan sebagai bentuk adaptasi manusia pada lingkungan. Menurut istilah secara umum, Sains adalah proses pengamatan, berpikir, dan merefleksikan aksi dan kejadian/peristiwa. Sains merupakan cara kita berpikir dan melihat dunia sekitar kita. Ini adalah salah satu cabang ilmu atau subjek bahasan yang mengkaji fakta-fakta/kenyataan yang terkait dengan fenomena alam. Pengkajian ini pun perlu dilakukan secara berkelanjutan (Isaac Asimov, 1995). Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Kilmer dan Hofman (1995:60) bahwa Sains merupakan pengetahuan tentang fenomena-fenomena tertentu,…proses yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi,…dan sebagai bentuk adaptasi manusia pada lingkungan.

Sains adalah proses sepanjang hayat sebagaimana belajar berhitung. Anak-anak dari segala jenis usia akan memperoleh manfaat dengan menganalisis keadaan-keadaan di sekitarnya yang mengadung unsur sains. Anak-anak perlu didorong agar memperoleh lebih banyak pengalaman sains di alam, kemudian menjelaskan peristiwa-peristiwa yang mereka lihat, menanyakannya, dan menganalisis cara peristiwa-peristiwa itu terjadi.
Jika kita tidak menginteraksikan sains kepada anak-anak sejak dini, maka sama artinya kita mencetak anak-anak yang sukar menganalisis peristiwa sains. Dengan demikian, ketika kita menginginkan anak-anak kita memiliki kinerja yang baik saat duduk di jenjang sekolah yang lebih tinggi, maka sains mesti kita ajarkan sejak taman kanak-kanak.



Pengenalan sains untuk anak pra sekolah lebih ditekankan pada proses daripada produk. Untuk anak prasekolah keterampilan proses sains hendaknya dilakukan secara sederhana sambil bermain. Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun benda tak hidup yang ada disekitarnya. Anak belajar menemukan gejala benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.

Leeper (1994) mengemukakan tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut :
1.    Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2.    Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya : tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3.    Agar anak-anak mendapatkan  penngetahuan dan  informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
4.    Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.




Scientific inquiry adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam masalah penelitian yang benar-benar orisinil dengan cara menghadapkan mereka pada bidang investigasi, membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam bidang itu, dan mengajak mereka merancang memecahkan masalah
Proses saintifik adalah sebuah siklus dari pembentukan hipotesis, mengumpulkan data, mengkonfirmasikan atau menolak berbagai hipotesis, membuat generalisasi, kemudian mengulangi siklus. Ketrampilan dasar yang digunakan dalam proses saintifik mencakup pengamatan, mengelompokkan dan membandingkan, mengukur, mengkomunikasikan, melakukan eksperimen, menghubungkan, menyimpulkan dan mengaplikasikan. Karena menyimpulkan dan mengaplikasikan mensyaratkan berpikir yang lebih abstrak. Setiap ketrampilan ini, pada saat diaplikasikan ke dalam program sains untuk anak usia dini akan didiskusikan pada bagian berikut. Bagaimanapun harus benar belajar diingat bahwa semua ketrampilan tersebut penting dalam pembelajaran secara umum. Semua ketrampilan tersebut bahkan tidak hanya diaplikasikan dalam belajar sains.



Kata ketrampilan berasal dari kata terampil yang berarti kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar, seorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak benar tidak dapat dikatakan trampil demikian pula apabila seseorang melakukannya dengan benar tetapi lambat belum dapat dikatakan trampil. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seseorang yang trampil dalam suatu bidang tidak ragu-ragu melakukan pekerjaan tersebut seakan-akan tidak pernah lagi dipikirkan bagaimana melaksanakannya, tidak ada lagi kesulitan yang menghambat. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, ketrampilan meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengarkan dan sebagainya sedangkan dalam pengertian yang sempit biasanya ketrampilan lebih ditujukan berupa perbuatan. Beberapa ahli lain menjelaskan pengertian ketrampilan merupakan perilaku yang tampak sebagai akibat perbuatan otot yang digerakkan oleh sistem saraf dan disertai koordinasi yang memadai antara kerja otot dan proses psikologi    yang mengatur gerak itu. Kata ketrampilan berasal dari kata terampil yang berarti kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar, seorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi tidak benar tidak dapat dikatakan trampil demikian pula apabila seseorang melakukannya dengan benar tetapi lambat belum dapat dikatakan trampil. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seseorang yang trampil dalam suatu bidang tidak ragu-ragu melakukan pekerjaan tersebut seakan-akan tidak pernah lagi dipikirkan bagaimana melaksanakannya, tidak ada lagi kesulitan yang menghambat. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, ketrampilan meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengarkan dan sebagainya sedangkan dalam pengertian yang sempit biasanya ketrampilan lebih ditujukan berupa perbuatan. Beberapa ahli lain menjelaskan pengertian ketrampilan merupakan perilaku yang tampak sebagai akibat perbuatan otot yang digerakkan oleh sistem saraf dan disertai koordinasi yang memadai antara kerja otot dan proses psikologi    yang mengatur gerak itu.

Ketrampilan proses ini tidak tumbuh dan bekerja secara otomatis, tetapi perlu dilatih agar tumbuh dan berkembang baik. Melalui kegiatan-kegiatan sains yang dilakukan, anak akan menghayati proses ilmiah. Sehingga dapat dikatakan, ketrampilan proses anak akan lebih berkembang dan terlatih.Guru dapat merencanakan berbagai kegiatan aktif, yang dapat mengembangkan ketrampilan proses. Hasilnya anak akan lebih mampu menerapkan ketrampilan proses itu dalam kehidupan serhari-hari. Para ilmuwan dalam menemukan suatu fakta atau teori tersebut melalui tahapan-tahapan kegiatan tertentu yang disebut proses ilmiah yang menumbuh kemabangkan sikap ilmih, sehingga terbentuk produk ilmiah yaitu ilmu pengetahuan alam (sains) yang menjadi dasar dan melahirkan kemajuan-kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia .

Ketrampilan proses bukalah sesuatu yang khusus dalam sains, karena ketrampilan tersebut merupakan ketrampilan biasa yang lazim dilakuakan para ilmuwan atau orang-orang yang bergelut dalam sains, demikian juga dalam pembelajaran sains hampir 75% dari pokok bahasan memerlukan ketrampilan proses, walaupun ada juga pendekatan lain yang menunjang dan saling terkait dengan pendekatan ini, tetapi semua itu selalu berorientasi pada cara belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan proses suatu perolehan dengan isi, pesan, rancangan dan arah yag jelas. Ketrampilan proses ini tidak tumbuh dan bekerja secara otomatis, tetapi perlu dilatih agar tumbuh dan berkembang baik. Melalui kegiatan-kegiatan sains yang dilakukan, anak akan menghayati proses ilmiah. Sehingga dapat dikatakan, ketrampilan proses anak akan lebih berkembang dan terlatih.Guru dapat merencanakan berbagai kegiatan aktif, yang dapat mengembangkan ketrampilan proses. Hasilnya anak akan lebih mampu menerapkan ketrampilan proses itu dalam kehidupan serhari-hari. Para ilmuwan dalam menemukan suatu fakta atau teori tersebut melalui tahapan-tahapan kegiatan tertentu yang disebut proses ilmiah yang menumbuh kemabangkan sikap ilmih, sehingga terbentuk produk ilmiah yaitu ilmu pengetahuan alam (sains) yang menjadi dasar dan melahirkan kemajuan-kemajuan teknologi yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia .

Ketrampilan proses bukalah sesuatu yang khusus dalam sains, karena ketrampilan tersebut merupakan ketrampilan biasa yang lazim dilakuakan para ilmuwan atau orang-orang yang bergelut dalam sains, demikian juga dalam pembelajaran sains hampir 75% dari pokok bahasan memerlukan ketrampilan proses, walaupun ada juga pendekatan lain yang menunjang dan saling terkait dengan pendekatan ini, tetapi semua itu selalu berorientasi pada cara belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan proses suatu perolehan dengan isi, pesan, rancangan dan arah yag jelas.

Ketrampilan-ketrampilan ini dapat digunakan untuk menemukan dan mengembangkan konsep serta menanamkan sikap ilmiah.
Aspek-aspek ketrampilan proses meliputi :
1.      Observasi, mencakup ketrampilan melibatkan semua alat indra untuk meyatakan sifat yang dimiliki oleh suatu benda atau objek
2.      Menafsirkan hasil pengamatan, melibatkan ketrampilan mencari hubungan antara pengamatan dengan pernyataan ciri-ciri atau sifat suatu benda atau peristiwa yang mudah diberi arti oleh orang lain.
3.      Mengelompokkan, memerlukan ketrampilan observasi
4.      Berkomunikasi, mencatat hasil pengamatan yang relevan dengan penyelidikan.
5.      Mengajukan pertanyaan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya.
6.      Menyimpulkan (inferensi), merupakan ketrampilan memberikan penjelasan atau interprestasi terhadap suatu data yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman awal.

Pembelajaran sains berbasis ketrampilan proses adalah bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan ketrampilan proses ke dalam rangkaian aktivitas belajar guna mengarahkan siswa pada proses pengetahuan secara mandiri.

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate