Thursday, December 26, 2019

Aktivitas Jasmani


Aktivitas jasmani merupakan suatu istilah yang digunakan untuk kegiatan yang dilakukan oleh tubuh atau jasmani.  Aktivitas jasmani adalah tingkah laku yang melibatkan gerak jasmani – contoh: berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, bermain cabang olahraga, atau berenang (Graham 2007:4).  Coackley (2001:57) menyatakan bahwa, “People in all cultures have engaged in physical activities and used human movement as a part of their ritual.  Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa aktivitas fisik telah berlangsung lama, bahkan sejak jaman dahulu kala ketika peradaban manusia belum semaju sekarang ini.  Manusia telah sejak lama berhubungan dengan aktivitas jasmani bukan saja untuk mempertahankan kehidupannya, tetapi bahkan dalam ritual ibadah.
Coackley (2001:57) selanjutnya menyatakan bahwa, “Physical activities were tied directly to the challenge of survival and the expression of religious beliefs.”  Aktivitas jasmani terkait langsung dengan tantangan untuk mempertahankan dan ekspresi agama kepercayaan.  Lebih lanjut, Coackley (2001:58) menyatakan bahwa:
  In early human history, there where no sports as we define and play them today. People used their physical abilities for survival. Physical activities occasionally were included in community and religious rituals, but their purpose probably was to appease the gods, rather than to entertain or build character.

Pada jaman sejarah awal manusia, tidak ada olahraga seperti yang kita definisikan dan mainkan sekarang.  Manusia menggunakan kemampuan jasmani mereka untuk bertahan hidup.  Aktivitas jasmani adakalanya terdapat dalam ritual komunitas dan keagamaan, tetapi tujuannya dimungkinkan untuk memuja Tuhan, bukan untuk hiburan atau membangun karakter.
Aktivitas fisik atau aktivitas jasmani kini telah dibangun sedemikian rupa sehingga bukan hanya aktivitas rutin perorangan saja, melainkan telah banyak dibangun menjadi sebuah organisasi formal dengan berbagai peraturan yang dibuat.  Bentuk pertama dari organisasi permainan di dunia mungkin muncul dari kombinasi tantangan aktivitas fisik dan ritual keagamaan (Coackley, 2001:57).
Shawan (1997:1) mengemukakan bahwa, “The 1990s brought a historic new perspective to exercise, fitness, and physical activity by shifting the focus from intensive vigorous exercise to a broader range of health-enhancing physical activities.”  Tahun 1990 membawa perspektif sejarah baru pada latihan, kebugaran dan aktivitas jasmani melalui fokus pergeseran latihan yang lebih bertenaga pada satu jangkauan yang lebih luas dari perubahan kesehatan aktivitas fisik.  Shawan selanjutnya mengemukakan bahwa terjadi penurunan partisipasi keseharian di sekolah dalam pendidikan jasmani di Amerika dari tahun ke tahun. Shawan menggambarkannya sebagai berikut pada gambar 2.1. 
Gambar 2.1.
                  Persentase Partisipasi Siswa Dalam Pendidikan Jasmani di Amerika.
Sumber: (Shawan, 1997:4)
Gambar tersebut menunjukkan adanya penurunan keterlibatan siswa usia sekolah 9 – 12 tahun dalam pendidikan jasmani.  Shawan mengemukakan bahwa penurunan tersebut terutama terjadi secara signifikan pada siswa perempuan dibandingkan dengan siswa laki-laki.
Permasalahan utama pada aktivitas jasmani telah banyak di bahas di berbagai Negara maju di dunia.  Persoalan ini terkait dengan kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.  Berbagai penelitian mengenai aktivitas jasmani juga telah banyak dilakukan oleh para ahli.  Bahkan WHO (World Health Organization) yaitu suatu badan kesehatan dunia yang menangani permasalahan kesehatan secara global, telah banyak mencurahkan perhatiannya pada permasalahan ini.
 “Physical inactivity, a low level of cardiorespiratory fitness and obesity are related to many chronic diseases.” (U.S. Department of Health and Human Services 1996) dalam (http://herkules.oulu.fi/isbn9514272331/html). Physical inactivity, kebugaran yang rendah dari kardiorespirasi dan obesitas berhubungan dengan banyak penyakit kronis. 
Beberapa pakar memaparkan pengertian tentang aktivitas jasmani, antara lain menurut Almatsier (2003:144) mengatakan bahwa, “Aktivitas jasmani dapat didefinisikan sebagai gerakan jasmani yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya.”  Sedangkan Fathonah, dkk (1996:12) menyatakan bahwa, “Aktivitas dibagi menjadi dua aktivitas fisik internal dan aktivitas eksternal.” Aktivitas fisik internal yaitu suatu aktivitas dimana proses bekerjanya organ-organ dalam tubuh saat istirahat, sedangkan aktivitas eksternal yaitu aktivitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang dilakukan seseorang selama 24 jam serta banyak mengeluarkan energi.  Aktivitas jasmani adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup sehat (www.webmaster @promosi kesehatan.com [ 04 Oktober 2014]).
Carl J. Caspersen, dkk, dalam Public Health Report (1985: 126) menyatakan “physical activity is defined as any bodily movement produced by skeletal muscle that results in energy expenditure. they energy expenditure can be measured in kilocalories.”  Aktivitas fisik didefinisikan sebagai segala gerak tubuh yang dilakukan oleh otot skelet yang membutuhkan pengeluaran energi, yang mana energi tersebut dapat diukur dalam kilo kalori.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan dapat dijabarkan bahwa aktivitas jasmani merupakan suatu kondisi yang memerlukan tingkatan gerakan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan energi yang dikeluarkan, sehingga kalori per jam akan berkurang tergantung tingkat aktivitasnya.  Aktifitas jasmani diukur sebagai pengeluaran
kalori (caloric cost), tetapi tidak selalu sesuai karena keuntungan dan efek kesehatan aktivitas fisik melalui pengeluaran energi sebagai contoh lari dengan suatu intensitas tertentu, sedangkan pengeluaran energi rendah contohnya latihan peregangan tidak berhubungan dengan besarnya pengeluaran kalori (Subardja, 2004:50). 
Malina dkk, (2001:1516) menjelaskan mengenai aktivitas jasmani bahwa,
The dose or volume of physical activity can be calculated from the frequency, duration (time), intensity and type of physical activity. Although physical activity is often evaluated in terms of energy expenditure, it can be seen as a biocultural behavior: energy is expended in active behaviors that occur in different forms and cultural contexts.

Menurutnya bahwa dosis atau volume aktivitas jasmani dapat dikalkulasikan dari frekuensi, durasi (waktu), intensitas dan jenis dari aktivitas fisik.  Meskipun aktivitas jasmani sering dievaluasi pada terminologi pengeluaran energi, hal tersebut mungkin dapat dilihat sebagai sebuah perilaku biokultural: energi dibelanjakan pada perilaku aktif yang terjadi dalam bentuk dan konteks budaya yang berbeda-beda.
Anak atau remaja yang kurang atau enggan melakukan aktivitas jasmani sehari-hari, menyebabkan tubuhnya kurang menggeluarkan energi.  Oleh karena itu, jika asupan energi berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas jasmani yang seimbang maka seorang anak remaja akan mudah menderita kegemukan (Dina Agoes dan Maria Poppy, 2003:19-22).  Berikut ini, Agoes dan Poppy (2003), menguraikan mengenai jenis aktivitas fisik dengan kategori serta waktu dan jumlah pengeluaran energi selama melakukan aktivitas fisik pada tabel 2.2.
     Tabel 2.2
     Jenis Aktivitas Fisik

Macam Kegiatan
k.kal/ jam
Ringan :
Membaca, menulis, makan, menonton televisi, mendengarkan radio, merapikan tempat tidur, mandi,
berdandan, berjalan lambat, bermain kartu dan berbagai
kegiatan yang dikerjakan dengan duduk atau tanpa menggerakkan lengan.
80-160 k.kal
± 1-3 jam

Sedang :
Bermain denagn mendorong benda, bermain pingpong,
menyetrika, merawat tanaman, menjahit, mengetik, mencuci baju dengan tangan, menjemur pakaian, berjalan kecepatan sedang serta berbagai kegiatan yang dikerjakan dengan berdiri atau duduk yang banyak menggerakkan lengan
170-240 k.kal
± 4-6 jam

Berat :
Berjalan cepat, bermain dengan mengangkat-angkat benda berat, berlari, berenang, bermain tenis, naik turun tangga, memanjat, bersepeda, bermain sky, dansa, sepak bola, bermain bowling, golf, berkebun, bermain dengan banyak menggerakkan lengan.

>250 k.kal
> 6 jam


                        Sumber: Dina Agoes dan Maria Poppy, (2003: 42)

Menurut WHO dalam hasil penelitian tentang aktivitas fisik yang dipublikasikan tahun 2009, mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan aktivitas jasmani agar bermanfaat bagi kesehatan, yaitu :
1)   Frekwensi, lakukan secara teratur 3 -5 kali seminggu.
2)   Intensitas, agar dapat meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru diperlukan intensitas 60-80% dari denyut nadi maksimal (DNM), sedangkan untuk pembakaran lemak dapat dengan intensitas yang lebih ringan ( < 60% DNM ). DNM = 220 – umur.
3)   Waktu, dimulai semampunya, kemudian ditambah secara perlahan / bertahap selama 30 menit.
4)   Dari 3 macam aktivitas jasmani yang dapat dilakukan, lakukan secara bervariasi untuk meningkatkan kesehatan tubuh.
Aktivitas rutinitas keseharian secara umum mungkin masih belum memenuhi pola aktivitas fisik yang memenuhi standar kesehatan. Ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan masih belum melibatkan sebagian besar otot, dan jumlah pengeluaran energinya masih belum pada taraf aktivitas untuk kesehatan.
Aktivitas fisik dengan intensitas moderat, dapat menaikan detak jantung dan menaikan suhu tubuh menjadi lebih hangat dan pernapasan sedikit terengah-engah. Itu dapat meningkatkan proses metabolisme 3-6 kali dari saat beristirahat (Cavill et.al., 2006:5). Giriwijoyo, (2007:48) mengemukakan bahwa, untuk mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik yang dilakukan, maka aktivitas fisik tersebut harus pada tingkat aerobik, yaitu mengaktifkan otot-otot :
1)   Melibatkan sekitar 40% atau lebih.
2)   Dilakukan secara serentak dan simultan.
3)   Dilakukan dengan intensitas adekuat (cukup) dan sesuai usia (nadi mencapai apa yang disebut “daerah latihan”).
4)   Dilakukan secara kontinu, dengan waktu adekuat (minimal 10 menit atau lebih).
Berikut ini adalah gambar pola aktivitas jasmani keseharian yang dianjurkan oleh Janet McWatt, RN (2002: 1) yang melakukan proyek dalam upaya peningkatan kesehatan publik di Negara Islandia.
Gambar 2.2.
Piramida Aktivitas Fisik
           Sumber: (http:www.islandcounty.nethealthphyactivityproject.htm.jpg)

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate