Aktivitas
jasmani merupakan suatu istilah yang digunakan untuk kegiatan yang dilakukan
oleh tubuh atau jasmani. Aktivitas
jasmani adalah tingkah laku yang melibatkan gerak jasmani – contoh: berjalan
kaki atau bersepeda ke sekolah, bermain cabang olahraga, atau berenang (Graham
2007:4). Coackley (2001:57) menyatakan
bahwa, “People in all cultures have
engaged in physical activities and used human movement as a part of their
ritual. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa aktivitas fisik telah berlangsung lama, bahkan sejak jaman
dahulu kala ketika peradaban manusia belum semaju sekarang ini. Manusia telah sejak lama berhubungan dengan
aktivitas jasmani bukan saja untuk mempertahankan kehidupannya, tetapi bahkan
dalam ritual ibadah.
Coackley
(2001:57) selanjutnya menyatakan bahwa, “Physical
activities were tied directly to the challenge of survival and the expression
of religious beliefs.” Aktivitas jasmani
terkait langsung dengan tantangan untuk mempertahankan dan ekspresi agama
kepercayaan. Lebih lanjut, Coackley
(2001:58) menyatakan bahwa:
In early human history, there where no sports as we define and play them
today. People used their physical abilities for survival. Physical activities
occasionally were included in community and religious rituals, but their
purpose probably was to appease the gods, rather than to entertain or build
character.
Pada
jaman sejarah awal manusia, tidak ada olahraga seperti yang kita definisikan
dan mainkan sekarang. Manusia
menggunakan kemampuan jasmani mereka untuk bertahan hidup. Aktivitas jasmani adakalanya terdapat dalam
ritual komunitas dan keagamaan, tetapi tujuannya dimungkinkan untuk memuja
Tuhan, bukan untuk hiburan atau membangun karakter.
Aktivitas fisik
atau aktivitas jasmani kini telah dibangun sedemikian rupa sehingga bukan hanya
aktivitas rutin perorangan saja, melainkan telah banyak dibangun menjadi sebuah
organisasi formal dengan berbagai peraturan yang dibuat. Bentuk pertama dari organisasi permainan di
dunia mungkin muncul dari kombinasi tantangan aktivitas fisik dan ritual
keagamaan (Coackley, 2001:57).
Shawan (1997:1)
mengemukakan bahwa, “The 1990s brought a
historic new perspective to exercise, fitness, and physical activity by
shifting the focus from intensive vigorous exercise to a broader range of
health-enhancing physical activities.”
Tahun 1990 membawa perspektif sejarah baru pada latihan, kebugaran dan
aktivitas jasmani melalui fokus pergeseran latihan yang lebih bertenaga pada
satu jangkauan yang lebih luas dari perubahan kesehatan aktivitas fisik. Shawan selanjutnya mengemukakan bahwa terjadi
penurunan partisipasi keseharian di sekolah dalam pendidikan jasmani di Amerika
dari tahun ke tahun. Shawan menggambarkannya sebagai berikut pada gambar 2.1.
Gambar
2.1.
Persentase Partisipasi Siswa
Dalam Pendidikan Jasmani di Amerika.
Sumber:
(Shawan, 1997:4)
Gambar tersebut
menunjukkan adanya penurunan keterlibatan siswa usia sekolah 9 – 12 tahun dalam
pendidikan jasmani. Shawan mengemukakan
bahwa penurunan tersebut terutama terjadi secara signifikan pada siswa perempuan
dibandingkan dengan siswa laki-laki.
Permasalahan
utama pada aktivitas jasmani telah banyak di bahas di berbagai Negara maju di
dunia. Persoalan ini terkait dengan
kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Berbagai penelitian mengenai aktivitas jasmani juga telah banyak
dilakukan oleh para ahli. Bahkan WHO (World Health Organization) yaitu suatu
badan kesehatan dunia yang menangani permasalahan kesehatan secara global,
telah banyak mencurahkan perhatiannya pada permasalahan ini.
“Physical inactivity, a low level of
cardiorespiratory fitness and obesity are related to many chronic diseases.”
(U.S. Department of Health and Human Services 1996) dalam (http://herkules.oulu.fi/isbn9514272331/html). Physical inactivity, kebugaran yang rendah dari kardiorespirasi dan
obesitas berhubungan dengan banyak penyakit kronis.
Beberapa pakar
memaparkan pengertian tentang aktivitas jasmani, antara lain menurut Almatsier
(2003:144) mengatakan bahwa, “Aktivitas jasmani dapat didefinisikan sebagai
gerakan jasmani yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya.” Sedangkan Fathonah, dkk (1996:12) menyatakan
bahwa, “Aktivitas dibagi menjadi dua aktivitas fisik internal dan aktivitas
eksternal.” Aktivitas fisik internal yaitu suatu aktivitas dimana proses
bekerjanya organ-organ dalam tubuh saat istirahat, sedangkan aktivitas
eksternal yaitu aktivitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang
dilakukan seseorang selama 24 jam serta banyak mengeluarkan energi. Aktivitas jasmani adalah pergerakan anggota
tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting
bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup sehat (www.webmaster
@promosi kesehatan.com [ 04 Oktober 2014]).
Carl J.
Caspersen, dkk, dalam Public Health
Report (1985: 126) menyatakan “physical
activity is defined as any bodily movement produced by skeletal muscle that
results in energy expenditure. they energy expenditure can be measured in
kilocalories.” Aktivitas fisik
didefinisikan sebagai segala gerak tubuh yang dilakukan oleh otot skelet yang
membutuhkan pengeluaran energi, yang mana energi tersebut dapat diukur dalam
kilo kalori.
Dari beberapa
pengertian yang dikemukakan dapat dijabarkan bahwa aktivitas jasmani merupakan
suatu kondisi yang memerlukan tingkatan gerakan yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan energi yang dikeluarkan, sehingga kalori per jam akan berkurang
tergantung tingkat aktivitasnya. Aktifitas
jasmani diukur sebagai pengeluaran
kalori (caloric cost), tetapi tidak selalu sesuai karena keuntungan dan efek kesehatan aktivitas fisik melalui pengeluaran energi sebagai contoh lari dengan suatu intensitas tertentu, sedangkan pengeluaran energi rendah contohnya latihan peregangan tidak berhubungan dengan besarnya pengeluaran kalori (Subardja, 2004:50). Malina dkk, (2001:1516) menjelaskan mengenai aktivitas jasmani bahwa,
kalori (caloric cost), tetapi tidak selalu sesuai karena keuntungan dan efek kesehatan aktivitas fisik melalui pengeluaran energi sebagai contoh lari dengan suatu intensitas tertentu, sedangkan pengeluaran energi rendah contohnya latihan peregangan tidak berhubungan dengan besarnya pengeluaran kalori (Subardja, 2004:50). Malina dkk, (2001:1516) menjelaskan mengenai aktivitas jasmani bahwa,
The dose or volume of physical activity can be calculated from the
frequency, duration (time), intensity and type of physical activity. Although
physical activity is often evaluated in terms of energy expenditure, it can be
seen as a biocultural behavior: energy is expended in active behaviors that occur in
different forms and cultural contexts.
Menurutnya bahwa dosis atau volume aktivitas jasmani
dapat dikalkulasikan dari frekuensi, durasi (waktu), intensitas dan jenis dari
aktivitas fisik. Meskipun aktivitas jasmani
sering dievaluasi pada terminologi pengeluaran energi, hal tersebut mungkin
dapat dilihat sebagai sebuah perilaku biokultural: energi dibelanjakan pada
perilaku aktif yang terjadi dalam bentuk dan konteks budaya yang berbeda-beda.
Anak atau remaja
yang kurang atau enggan melakukan aktivitas jasmani sehari-hari, menyebabkan
tubuhnya kurang menggeluarkan energi.
Oleh karena itu, jika asupan energi berlebihan tanpa diimbangi dengan
aktivitas jasmani yang seimbang maka seorang anak remaja akan mudah menderita
kegemukan (Dina Agoes dan Maria Poppy, 2003:19-22). Berikut ini, Agoes dan Poppy (2003),
menguraikan mengenai jenis aktivitas fisik dengan kategori serta waktu dan
jumlah pengeluaran energi selama melakukan aktivitas fisik pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Jenis Aktivitas Fisik
Macam Kegiatan
|
k.kal/ jam
|
Ringan :
Membaca, menulis, makan, menonton televisi, mendengarkan radio, merapikan
tempat tidur, mandi,
berdandan, berjalan lambat, bermain kartu dan berbagai
kegiatan yang dikerjakan dengan duduk atau tanpa menggerakkan lengan.
|
80-160 k.kal
± 1-3 jam
|
Sedang :
Bermain denagn mendorong benda, bermain pingpong,
menyetrika, merawat tanaman, menjahit, mengetik, mencuci baju dengan
tangan, menjemur pakaian, berjalan kecepatan sedang serta berbagai kegiatan
yang dikerjakan dengan berdiri atau duduk yang banyak menggerakkan lengan
|
170-240 k.kal
± 4-6 jam
|
Berat :
Berjalan cepat, bermain dengan mengangkat-angkat benda berat, berlari,
berenang, bermain tenis, naik turun tangga, memanjat, bersepeda, bermain sky,
dansa, sepak bola, bermain bowling, golf, berkebun, bermain dengan banyak
menggerakkan lengan.
|
>250 k.kal
> 6 jam
|
Sumber: Dina Agoes dan Maria Poppy, (2003: 42)
Menurut
WHO dalam hasil penelitian tentang aktivitas fisik yang dipublikasikan tahun
2009, mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan aktivitas jasmani agar bermanfaat bagi kesehatan, yaitu :
1) Frekwensi,
lakukan secara teratur 3 -5 kali seminggu.
2) Intensitas,
agar dapat meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru diperlukan intensitas
60-80% dari denyut nadi maksimal (DNM), sedangkan untuk pembakaran lemak dapat
dengan intensitas yang lebih ringan ( < 60% DNM ). DNM = 220 – umur.
3) Waktu,
dimulai semampunya, kemudian ditambah secara perlahan / bertahap selama 30
menit.
4) Dari
3 macam aktivitas jasmani yang dapat dilakukan, lakukan secara bervariasi untuk
meningkatkan kesehatan tubuh.
Aktivitas
rutinitas keseharian secara umum mungkin masih belum memenuhi pola aktivitas
fisik yang memenuhi standar kesehatan. Ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan
masih belum melibatkan sebagian besar otot, dan jumlah pengeluaran energinya
masih belum pada taraf aktivitas untuk kesehatan.
Aktivitas
fisik dengan intensitas moderat, dapat menaikan detak jantung dan menaikan suhu
tubuh menjadi lebih hangat dan pernapasan sedikit terengah-engah. Itu dapat
meningkatkan proses metabolisme 3-6 kali dari saat beristirahat (Cavill et.al., 2006:5). Giriwijoyo, (2007:48)
mengemukakan bahwa, untuk mendapatkan manfaat dari aktivitas fisik yang
dilakukan, maka aktivitas fisik tersebut harus pada tingkat aerobik, yaitu mengaktifkan otot-otot :
1) Melibatkan
sekitar 40% atau lebih.
2) Dilakukan
secara serentak dan simultan.
3) Dilakukan
dengan intensitas adekuat (cukup) dan sesuai usia (nadi mencapai apa yang
disebut “daerah latihan”).
4) Dilakukan
secara kontinu, dengan waktu adekuat (minimal 10 menit atau lebih).
Berikut
ini adalah gambar pola aktivitas jasmani keseharian yang dianjurkan oleh Janet McWatt,
RN (2002: 1) yang melakukan proyek dalam upaya peningkatan kesehatan publik di
Negara Islandia.
Gambar 2.2.
Piramida Aktivitas Fisik
Sumber:
(http:www.islandcounty.nethealthphyactivityproject.htm.jpg)
No comments:
Post a Comment