a. Pengertian
Gaya
hidup aktif merupakan pola dan kebiasaan hidup manusia yang terarah pada
kehidupan aktif secara fisik dengan tujuan kesehatan. Lebih jelasnya, gaya hidup aktif adalah:
The constellation of habitual activities
unique to a person, which lend consistency to activities, behavior, manners of
coping, motivation, and thought processes, and define the way in which he/she
lives; lifestyle activities include diet, level of physical activity, substance
abuse, social and personal interactions.
(Medical Dictionary, 2010)
Dalam
medical dictionary dijelaskan bahwa, gaya hidup aktif adalah konstelasi
dari kebiasaan aktivitas unik manusia yang memberikan konsistensi terhadap
aktivitas, perilaku, etika, motivasi, dan pengelolaan gagasan, dan
didefinisikan sebagai cara di mana dia hidup; aktivitas gaya hidup termasuk
diet, level aktivitas fisik, penyalahgunaan zat kimia, interaksi sosial dan
personal. Kebiasaan hidup aktif dan sehat
sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup. Konsistensi untuk selalu menjaga pola
aktivitas hidup sehat harus dapat diterapkan kepada siswa sejak dini.
Gaya hidup aktif sangat berkaitan dengan gaya hidup sehat
karena keduanya cenderung berintegrasi dan sejalan dalam upaya meningkatkan
kualitas hidup seseorang. Hal ini dapat
disimpulkan berdasarkan definisi yang menyatakan bahwa:
A healthy active lifestyle is considered to be a
lifestyle that includes a healthy diet and a regular exercise plan. It
generally also includes an absence of unhealthy habits, such as smoking. A
healthy and active lifestyle is a lifestyle that many people of all ages strive
for, and with a little effort, it is entirely possible to achieve through some
simple life changes.
(Tersedia
pada laman: http://www.wisegeekhealth.com/what-is-considered-a-healthy-active-lifestyle.htm)
[29-06-2014]
Dapat
dijabarkan bahwa gaya hidup sehat dan aktif adalah gaya hidup yang termasuk
kepada diet sehat dan rencana latihan (fisik) yang rutin. Umumnya termasuk menghindari kebiasaan tidak
sehat seperti merokok. Gaya hidup sehat
dan aktif adalah gaya hidup yang banyak diperjuangkan oleh banyak orang di
segala usia, dan dengan sedikit usaha, semuanya dapat diraih melalui perubahan
perilaku hidup yang sederhana.
b.
Kesesuaian Pendidikan Jasmani untuk Meningkatkan Aktivitas Jasmani Sepanjang
Hayat (Lifetime Physical Activity)
Sebagaimana dikatakan Bo Shen (2006: 328) bahwa, “an important goal in
physical education is to provide students with the necessary knowledge, skill,
and competence to participate in physical activity outside of school during
their leisure time.”
Tujuan penting dalam pendidikan jasmani adalah memberikan siswa
pengetahuan yang diperlukan, keterampilan, dan kompetensi untuk terlibat dalam
aktivitas jasmani diluar sekolah selama waktu luang mereka. Pendidikan jasmani memiliki peran penting
tentang bagaimana agar siswa ketika selesai pembelajaran atau telah keluar dari
sekolah agar memiliki gaya hidup aktif. Siswa
diharapkan dapat terus terlibat dalam aktivitas jasmani keseharian dalam
kehidupannya dan bukan hanya pada saat proses pembelajaran penjas berlangsung
saja.
Kemudian (Stahl et
al., 2001) menyatakan: “Physically
active lifestyles are regularly associated with improved health and quality of
life.” Gaya hidup aktif secara fisik
sangat berhubungan dengan peningkatan kesehatan dan kualitas hidup. Hal ini berarti, aktivitas-aktivitas fisik
yang dilakukan dalam proses pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan gaya
hidup aktif yang dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Studi Coakley
dan White (1992) dalam Auwelee et al. (1999:
22) menemukan bahwa partisipasi dalam komunitas-komunitas program olahraga
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dalam mengikuti kelas Penjas. Memori negatif dalam mengikuti penjas
terpusat pada kebosanan, pilihan yang terbatas, merasa bodoh dan tidak
kompeten, serta mendapat penilaian yang buruk dari teman.
Ditambahkan
studi dari Sports Council and Health Education Authority (1992) dalam Auwelee et
al. (1999: 21) bahwa partisipasi anak dewasa dalam olahraga dan rekreasi di
masa depan sangat berhubungan dengan perilaku mereka ketika anak-anak.
Karenanya,
pembelajaran penjas harus disertai pemilihan pendekatan pembelajaran yang dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Kemudian studi
Franke (1991) dalam Auwelee et al.
(1999: 22) menyatakan bahwa kurikulum penjas dapat meningkatkan aktivitas di
masa senggang jika penjas di sekolah melibatkan aspek liberal dari kesenangan
dan kepercayaan siswa terhadap program pedagogik.
b. Peranan
serta kontribusi gaya hidup aktif
Hasil
pembelajaran penjas yang juga penting adalah adanya sikap positif yang
dihasilkan (afektif), bukan hanya meningkatnya keterampilan (psikomotor), serta
pengetahuan dan pemahaman gerak (kognitif) yang dicerminkan oleh nilai yang
diperoleh. Gaya hidup aktif merupakan
salah satu sikap positif yang akan mendukung pola hidup aktif dan sehat siswa
dalam lingkungannya. Sekolah sebagai salah satu lingkungan sosial siswa,
memiliki kewajiban dalam menciptakan suasana aktif secara fisik, hal ini karena
sekolah memiliki potensi ke arah tersebut. Robert Wood Johnson Foundation (2007) tersedia
pada laman http://www.rwjf.org/
[20 juli 2014], yayasan yang mengkaji mengenai active living mengemukakan dalam sebuah hasil penelitiannya bahwa,
Schools
serve as an excellent venue to provide students with the opportunity for daily
physical activity, to teach the importance of regular physical activity for
health, and to build skills that support active lifestyles. Unfortunately, most
children get little to no regular physical activity while in school.
Dari
penjelasan tersebut jelas bahwa, sekolah merupakan tempat yang sangat baik dalam
menyediakan kesempatan bagi siswa agar terlibat dalam aktivitas fisik sehari-hari,
mengajarkan pentingnya melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk
kesehatan, dan mengembangkan keterampilan siswa yang akan mendukung gaya hidup
aktif. Namun sayangnya, kebanyakan siswa hanya sedikit atau bahkan tidak sama
sekali memperoleh kesempatan melakukan aktivitas jasmani secra rutin ketika
berada di sekolah.
Ennis (2010: 17)
mengemukakan suatu hasil penelitian mengenai upaya mempersiapkan siswa agar
melakukan aktivitas sepanjang hayat. Hasil
penelitiannya bahwa, siswa yang memiliki motivasi yang tinggi berpotensi untuk
melakukan aktivitas fisik yang tinggi pula.
Perilaku gaya hidup aktif secara fisik yang merupakan hasil dari
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tentunya dapat dibentuk melalui
kegiatan sekolah dengan lebih mengembangkan potensi gerak siswa serta
memperluas kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas jasmani secara
rutin.
c. Karakteristik anak usia sekolah dasar
Usia
rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai
pada usia 12 tahun. Jika mengacu kepada pembagian tahapan
perkembangan anak, ini berarti bahwa anak usia sekolah dasar berada dalam dua
masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa
kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak
usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak,
senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu
secara langsung. Oleh sebab itu, guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam
kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
Dari aspek
perkembangan, Gallahue (1989: 21) menyatakan bahwa :
The period of later
childhood, from about the eight to the twelfth year of life, is typified by
slow but steady increases in height and weight and by progress toward greater
organization of the sensory and motor systems....children make rapid gains in
learning during later childhood and are capable of functioning at increasingly
sophisticated levels in the performance of movement skills.
Usia 8-12 tahun disebut dengan masa kanak-kanak lanjutan (later childhood), dicirikan dengan
peningkatan berat badan dan tinggi badan yang rendah namun konstan tetapi
mengalami perkembangan sistem sensorik dan motorik yang jauh lebih
cepat....anak-anak meraih perkembangan yang pesat dalam belajar pada masa ini
dan mereka mampu mempergunakan tingkat yang sangat baik dalam penampilan
keterampilan-keterampilan gerak.
Menurut Havighurst dalam Desmita (2011: 35), mengatakan bahwa tugas perkembangan anak usia sekolah dasar
meliputi:
1. Menguasai
keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik
2. Membina
hidup sehat
3. Belajar
bergaul dan bekerja dalam kelompok
4. Belajar
menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
5. Belajar
membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat
6. Memperoleh
sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7. Mengembangkan
kata hati, moral dan nilai-nilai
8. Mencapai
kemandirian pribadi.
Desmita (2011: 36)
menyatakan bahwa dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan siswa sekolah
dasar, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
1. Menciptakan
lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2. Melaksanakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan
bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
3. Mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman konkret atau langsung dalam
membangun konsep.
4. Melaksanakan
pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
No comments:
Post a Comment