Thursday, December 26, 2019

Gaya Hidup Aktif (Active Lifestyle)



a.       Pengertian
Gaya hidup aktif merupakan pola dan kebiasaan hidup manusia yang terarah pada kehidupan aktif secara fisik dengan tujuan kesehatan.  Lebih jelasnya, gaya hidup aktif adalah:
 The constellation of habitual activities unique to a person, which lend consistency to activities, behavior, manners of coping, motivation, and thought processes, and define the way in which he/she lives; lifestyle activities include diet, level of physical activity, substance abuse, social and personal interactions.
   (Medical Dictionary, 2010)
Dalam medical dictionary dijelaskan bahwa, gaya hidup aktif adalah konstelasi dari kebiasaan aktivitas unik manusia yang memberikan konsistensi terhadap aktivitas, perilaku, etika, motivasi, dan pengelolaan gagasan, dan didefinisikan sebagai cara di mana dia hidup; aktivitas gaya hidup termasuk diet, level aktivitas fisik, penyalahgunaan zat kimia, interaksi sosial dan personal.  Kebiasaan hidup aktif dan sehat sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.  Konsistensi untuk selalu menjaga pola aktivitas hidup sehat harus dapat diterapkan kepada siswa sejak dini.
Gaya hidup aktif sangat berkaitan dengan gaya hidup sehat karena keduanya cenderung berintegrasi dan sejalan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup seseorang.  Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan definisi yang menyatakan bahwa:
A healthy active lifestyle is considered to be a lifestyle that includes a healthy diet and a regular exercise plan. It generally also includes an absence of unhealthy habits, such as smoking. A healthy and active lifestyle is a lifestyle that many people of all ages strive for, and with a little effort, it is entirely possible to achieve through some simple life changes.
Dapat dijabarkan bahwa gaya hidup sehat dan aktif adalah gaya hidup yang termasuk kepada diet sehat dan rencana latihan (fisik) yang rutin.  Umumnya termasuk menghindari kebiasaan tidak sehat seperti merokok.  Gaya hidup sehat dan aktif adalah gaya hidup yang banyak diperjuangkan oleh banyak orang di segala usia, dan dengan sedikit usaha, semuanya dapat diraih melalui perubahan perilaku hidup yang sederhana.
b. Kesesuaian Pendidikan Jasmani untuk Meningkatkan Aktivitas Jasmani Sepanjang Hayat (Lifetime Physical Activity)
Sebagaimana dikatakan Bo Shen (2006: 328) bahwa, “an important goal in physical education is to provide students with the necessary knowledge, skill, and competence to participate in physical activity outside of school during their leisure time.”  Tujuan penting dalam pendidikan jasmani adalah memberikan siswa pengetahuan yang diperlukan, keterampilan, dan kompetensi untuk terlibat dalam aktivitas jasmani diluar sekolah selama waktu luang mereka.  Pendidikan jasmani memiliki peran penting tentang bagaimana agar siswa ketika selesai pembelajaran atau telah keluar dari sekolah agar memiliki gaya hidup aktif.  Siswa diharapkan dapat terus terlibat dalam aktivitas jasmani keseharian dalam kehidupannya dan bukan hanya pada saat proses pembelajaran penjas berlangsung saja.
Kemudian  (Stahl et al., 2001) menyatakan: “Physically active lifestyles are regularly associated with improved health and quality of life.”  Gaya hidup aktif secara fisik sangat berhubungan dengan peningkatan kesehatan dan kualitas hidup.  Hal ini berarti, aktivitas-aktivitas fisik yang dilakukan dalam proses pendidikan jasmani berhubungan langsung dengan gaya hidup aktif yang dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Studi Coakley dan White (1992) dalam Auwelee et al. (1999: 22) menemukan bahwa partisipasi dalam komunitas-komunitas program olahraga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dalam mengikuti kelas Penjas.  Memori negatif dalam mengikuti penjas terpusat pada kebosanan, pilihan yang terbatas, merasa bodoh dan tidak kompeten, serta mendapat penilaian yang buruk dari teman. 
Ditambahkan studi dari Sports Council and Health Education Authority (1992) dalam  Auwelee et al. (1999: 21) bahwa partisipasi anak dewasa dalam olahraga dan rekreasi di masa depan sangat berhubungan dengan perilaku mereka ketika anak-anak.
Karenanya, pembelajaran penjas harus disertai pemilihan pendekatan pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Kemudian studi Franke (1991) dalam Auwelee et al. (1999: 22) menyatakan bahwa kurikulum penjas dapat meningkatkan aktivitas di masa senggang jika penjas di sekolah melibatkan aspek liberal dari kesenangan dan kepercayaan siswa terhadap program pedagogik.
b.      Peranan serta kontribusi gaya hidup aktif
Hasil pembelajaran penjas yang juga penting adalah adanya sikap positif yang dihasilkan (afektif), bukan hanya meningkatnya keterampilan (psikomotor), serta pengetahuan dan pemahaman gerak (kognitif) yang dicerminkan oleh nilai yang diperoleh.  Gaya hidup aktif merupakan salah satu sikap positif yang akan mendukung pola hidup aktif dan sehat siswa dalam lingkungannya. Sekolah sebagai salah satu lingkungan sosial siswa, memiliki kewajiban dalam menciptakan suasana aktif secara fisik, hal ini karena sekolah memiliki potensi ke arah tersebut.  Robert Wood Johnson Foundation (2007) tersedia pada laman http://www.rwjf.org/ [20 juli 2014], yayasan yang mengkaji mengenai active living mengemukakan dalam sebuah hasil penelitiannya bahwa,
  Schools serve as an excellent venue to provide students with the opportunity for daily physical activity, to teach the importance of regular physical activity for health, and to build skills that support active lifestyles. Unfortunately, most children get little to no regular physical activity while in school.

Dari penjelasan tersebut jelas bahwa, sekolah merupakan tempat yang sangat baik dalam menyediakan kesempatan bagi siswa agar terlibat dalam aktivitas fisik sehari-hari, mengajarkan pentingnya melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk kesehatan, dan mengembangkan keterampilan siswa yang akan mendukung gaya hidup aktif. Namun sayangnya, kebanyakan siswa hanya sedikit atau bahkan tidak sama sekali memperoleh kesempatan melakukan aktivitas jasmani secra rutin ketika berada di sekolah.
Ennis (2010: 17) mengemukakan suatu hasil penelitian mengenai upaya mempersiapkan siswa agar melakukan aktivitas sepanjang hayat.  Hasil penelitiannya bahwa, siswa yang memiliki motivasi yang tinggi berpotensi untuk melakukan aktivitas fisik yang tinggi pula.  Perilaku gaya hidup aktif secara fisik yang merupakan hasil dari pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah tentunya dapat dibentuk melalui kegiatan sekolah dengan lebih mengembangkan potensi gerak siswa serta memperluas kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas jasmani secara rutin.
c.  Karakteristik anak usia sekolah dasar
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun.  Jika mengacu kepada pembagian tahapan perkembangan anak, ini berarti bahwa anak usia sekolah dasar berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda.  Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.  Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Dari aspek perkembangan, Gallahue (1989: 21) menyatakan bahwa :

  The period of later childhood, from about the eight to the twelfth year of life, is typified by slow but steady increases in height and weight and by progress toward greater organization of the sensory and motor systems....children make rapid gains in learning during later childhood and are capable of functioning at increasingly sophisticated levels in the performance of movement skills. 

Usia 8-12 tahun disebut dengan masa kanak-kanak lanjutan (later childhood), dicirikan dengan peningkatan berat badan dan tinggi badan yang rendah namun konstan tetapi mengalami perkembangan sistem sensorik dan motorik yang jauh lebih cepat....anak-anak meraih perkembangan yang pesat dalam belajar pada masa ini dan mereka mampu mempergunakan tingkat yang sangat baik dalam penampilan keterampilan-keterampilan gerak.

     Menurut Havighurst dalam Desmita (2011: 35), mengatakan bahwa tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
1.      Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik
2.      Membina hidup sehat
3.      Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
4.      Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
5.      Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat
6.      Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
7.      Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai
8.      Mencapai kemandirian pribadi.
Desmita (2011: 36) menyatakan bahwa dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan siswa sekolah dasar, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
1.      Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
2.      Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
3.      Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman konkret atau langsung dalam membangun konsep.
4.      Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.



No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate