Thursday, December 26, 2019

Motivasi Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya


1.        Motivasi
Motivasi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah bagaimana siswa bereaksi untuk mengikuti proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran.
a.        Pengertian Motvasi
Motivasi tidak terlepas dari kata motif.  Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan motivasi.  Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong. Jadi motif adalah sebagai upaya pendorong manusia untuk melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah dorongan yang ada didalam diri manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Seperti yang dinyatakan oleh Hidayat (2010:55) :
“Motif menunjukan kepada sumber pendorong atau penggerak perilaku manusia. Motif adalah energi psikologis yang bersifat abstrak, wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkan. Sedangkan motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber penggerak atau pendorong perilaku tersebut. Motivasi sebagai proses psikologi adalah refleksi kekuatan interaksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan.”

Motivasi menurut Mc. Donald (Hamalik, 2001:158) “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”  Dari pengertian yang dikembangkan oleh Mc. Donald (Sardiman, 2011:74) ini mengandung tiga elemen penting
1)        Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan pada diri setiap individu manusia.  Perkembangan motivasi akan membawa perubahan energi didalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2)        Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi sseseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan- persoalan kejwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia.
3)        Motivasi akan dirangsang kerena adanya tujuan.  Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.  Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Bila dilihat dari ketiga elemen tersebut maka motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi menyebabkan terjadinya perubahan energi pada manusia, yang mempengaruhi kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk melakukan suatu hal yang didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan seperti yang di terangkan oleh Sadirman (2011: 75).
“Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu.  Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang.”

b.        Macam- Macam Motivasi
Banyak macam motivasi yang mendasari setiap siswa dalam proses pembelajaran, motivasi datangnya berasal dari dalam diri dan dari luar, tetapi dapat dilihat juga dari kebutuhan motivasi apa yang mendasarinya. Berikut macam-macam motivasi dan kebutuhan motivasi apa yang mendasarinya. Berdasarkan pengertian di atas maka motivasi Hamalik (2001:162) “…  pada pokoknya motivasi dibagi menjadi dua jenis: 1) motivasi intrinsik dan 2) motivasi ekstrinsik.”
1)        Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid.  Motivasi ini disebut juga motivasi murni.
2)        Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.
Namun bila ditelaah lebih jauh motivasi sebenarnya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.  Sadirman (2011:86-91) menyatakan motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
1)        Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a)        Motif- motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.  Contohnya: dorongan untuk makan, minum, bekerja, beristirahat, dan seksual.
b)        Motif- motif yang dipelajari adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari. Contohnya: dorongan belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu didalam masyarakat.
Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif berikut ini;
a)        Cognitive motives adalah motif yang menunjukan pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Contohnya: sangat primer dalam kegiatan belajar disekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.
b)        Self- expression adalah sebagian dari perilaku manusia. Contohnya: individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi. Untuk itu perlu kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
c)        Self- enchancement  adalah melalui aktualisasi dan pemgembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Contohnya: ketinggian dan kemajuan diri yang menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu.
2)        Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis.
a)        Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya; kebuthan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological drives dari Frandsen seperti yang disinggung didepan.
b)        Motif- motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, berusaha, memburu.  Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.
c)        Motif- motif objektif.  Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat, motif- motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia secara luar secara efektif.
3)        Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang mengolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah.  Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan motivasi rohaniah adalah kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk menjadi empat momen.
a)        Momen timbulnya alasan.
b)        Momen pilih.
c)        Momen putusan.
d)       Momen terbentuknya kemauan.
4)        Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a)        Motivasi intrnsik adalah motif-motif yang menjadi atau berfungsinya tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b)        Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Berdasarkan pemaparan di atas jelas bahwa motivasi datangnya berasal dari dalam diri dan dari luar, tetapi dapat dilihat juga dari kebutuhan motivasi apa yang mendasarinya.
c.         Motivasi Dalam Belajar
Berdasarakan pengertian dari motivasi-motivasi di atas, seharusnya siswa merasa adanya kebutuhan untuk belajar.  Siswa yang termotivasi untuk belajar dapat dilihat dari minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Sedangkan siswa yang kurang termotivasi menunjukan ketidakmauan dalam belajar, merasa cepat bosan dalam belajar, dan mungkin menghindar dari kegiatan belajar mengajar.
Good dan Brophy (Hidayat, 2010:56) ada tiga alasan pentingnya motivasi dalam proses belajar
1)   Motivasi merupakan generator penggerak internal di dalam diri individu untuk menimbulkan  aktivitas;
2)   Motivasi dapat menjamin kelangsungan aktivitas;
3)   Motivasi berperan dalam menentukan arah aktivitas yang dilakukan terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih luas, Ormond dan Slavin (Hidayat, 2010:57) menyebutkan bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar dan perilaku.  Hal ini dapat mempengaruhi berbagai hal yang terkait dengan proses belajar dan perilaku, yaitu:
1)        Mengarahkan perilaku terhadap pencapaian tujuan tertentu;
2)        Menggerakan siswa untuk meningkatkan intensitas usaha dan tenaga selama proses belajar berlangsung  kearah pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tujuan;
3)        Meningkatkan insiansi dan presistensi aktivitas;
4)        Meningkatkan kemampuan proses kognitif. Maksudnya mempengaruhi apa dan bagaimana informasi di proses;
5)        Menigkatkan pemberian penguatan (reinforcement);
6)        Karena motivasi mempengaruhi perilaku yang terarah pada tujuan, mempengaruhi usaha dan tenaga, inisiasi dan persistensi, proses kognitif, dan mempengaruhi pemberian penguatan, maka motivasi dapat meningkatkan penampilan.
Berdasarkan pemaparan diatas jelas bahwa motivasi sangat penting didalam proses pembelajaran karena motivasi dapat mengarahkan tujuan pembelajaran, dapat meningkatkan aktivitas siswa. Oleh karena itu, motivasi dapat dipandang sangat berperan dalam proses pembelajaran karena motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut Hamalik (Riduwan, 2011:201-202):
1)        Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.
2)        Pembelajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa.
3)        Pembelajarn yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihari motivasi belajar siswa.
4)        Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan atau memperdayagunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.  Masalah disiplin kelas dapat timbul karena kegagalan dalam pergerakan motivasi belajar.
5)        Penggunaan azas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran.  Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif.
d.        Fungsi Motivasi Belajar
Dalam proses pembelajaran motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting.  Karena motivasi menetukan usaha siswa dalam proses belajarnya Yusuf (Riduwan, 2011:200) menyatakan “bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibanding dengan para siswa yang memiliki motivasinya rendah.”  Sadirman (2011:85) ada tiga fungsi motivasi, yaitu:
1)   Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.  Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2)   Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3)   Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Riduwan (Hamalik, 2001:175) menyatakan fungsi motivasi adalah:
1)   Mendorng timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
2)   Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
3)   Sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Kuat lemahnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.




Kurniasih (Riduwan, 2011:201) menyatakan:
“fungsi motivasi adalah: 1) mendorong anak dalam melaksanakan sesuatu aktivitas atau tindakan; 2) dapat menentukan arah dan tindakan seseorang; dan 3) memotivasi berfungsi dalam menyelesaikan jenis-jenis perbuatan dan aktivitas seseorang.”

Sadirman (Riduwan, 2011:201) menyatakan:
“bahwa fungsi motivasi dalam PBM adalah 1) menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar; 2) menguatkan belajar siswa; 3) menimbulkan atau menggugah minat siswa agar mau belajar; 4) mengikat perhatian siswa agar mau dan menemukan serta memilih jalan/ tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidup jangka panjang.”

Berdasarkan pemaparan diatas motivasi sangatlah berfungsi dalam proses pembelajaran karena akan mendorong siswa untuk melakukan aktivitas belajar dalam proses pembelajarannya.  Motivasi akan memberi dorongan kepada siswa agar semangat dalam kegiatan belajarnya dan membantu siswa mendapatkan petunjuk atau arah yang akan dicapainya. Oleh karena itu, siswa harus diberikan dorongan atau upaya agar mereka memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajarnnya sehingga siswa dapat mencapai hasil yang baik dalam pencapaian hasil belajarnya.
e.         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Motivasi Belajar
Paul Suparno (Sadirman, 2011:38) menyatakan:
ada beberpa ciri atau prinsip dalam belajar salah satunya hasil  belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.”

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dipastikan bahwa belajar selalu dipengaruhi oleh motivasi hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Sadirman (2011:32)“…  tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi dorongan yang menggerakan seluruh organisme.  Sadirman (2011:37)”…  dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor yang paling penting.
Belajar adalah suatu hal yang diwajibkan untuk semua orang, belajar sebenarnya menyenangkan. Namun, selalu ada saja hambatan-hambatan yang membuat kita tidak mau untuk belajar.  Wlodkowski dan Jaynes (Sahabat, 2012) motivasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
1)        Budaya
Setiap kelompok etnik mempunyai nilai-nilai tersendiri tentang belajar. Ibu-ibu kebangsaan Jepang lebih menekankan usaha (effort) daripada kemampuan (ability), dibandingkan dengan ibu-ibu kebangsaan Amerika yang mengutamakan penampilan sekolah yang baik.  Sistem nilai yang dianut orang tua akan mempengaruhi keterlibatan orang tua secara mendalam dalam upaya-upaya untuk menanamkan energi si anak.
2)        Keluarga
Faktor keluarga memberikan pengaruh penting terhadap motivasi belajar seseorang.  Penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom terhadap sejumlah professional muda (28 tahun sampai 35 tahun) yang berhasil dalam karirnya dalam berbagai lapangan seperti pakar matematika, neurology, pianis, maupun olah ragawan, menunjukan ciri-ciri yang sama yaitu adanya keterlibatan orang tua mereka.  Mereka menunjukan adanya keterlibatan langsung orang tua dalam belajar anak, mereka melihat dorongan orang tua merupakan hal yang utama di dalam mengarahkan tujuan mereka.
3)        Sekolah
Peran guru dalam memotivasi anak juga tidak diragukan. Dibawah ini beberapa kualitas guru yang efektif dalam memotivasi anak, yaitu :
a)        Guru selaku manajer yang baik.
b)        Guru mengharapkan siswanya untuk menjadi murid yang sukses.
c)        Guru memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan kapasitas muridnya.
d)       Guru memberikan umpan balik bagi muridnya.
e)        Guru memberikan tes yang adil.
f)         Guru menjelaskan kriteria perilaku penilaiannya. Guru mau merangsang nalar anak.
g)        Guru membantu anak untuk menyadari pertumbuhan kompetensi dan penguasaan murid.
h)        Guru mampu bersikap empati.  Guru menilai pengetahuan di atas nilai.
Hamalik (2001:157) menyatakan “perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid.”  Dimyati dan Mudjiono (Sahabat, 2012), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain:
1)        Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi manipulasi kemandirian, keinginan yang tidak terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar, dari segi pembelajaran penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan dan kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama bahkan sampai sepanjang hayat. Cita-cita seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar.
2)        Kemampuan siswa
Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya.  Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya.
3)        Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani.  Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, lelah atau marah akan mengganggu perhatiannya dalam belajar.
4)        Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
5)        Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan karena pengalaman hidup.  Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan.  Lingkungan budaya seperti surat kabar, majalah, radio, televisi semakin menjangkau siswa. Semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajarnya.


No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate