Pengaruh
Model Pembelajaran Inquiry Terhadap
Motivasi Belajar Siswa
Seperti yang telah diterangkan pada
pemaparan di atas bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat motivasi siswa dapat meningkat
dan motivasi tidak bisa lepas dari
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam penggunaan metode pembelajaran inquiry guru harus bisa menumbuhkan
motivasi siswa karena dalam proses pembelajaran inquiry berpusat kepada siswa sebagai pemecah masalah pembelajaran
atau kata lain student center, maka
oleh itu jika guru tidak bisa menumbuhkan motivasi siswa tersebut tidak akan
belajar dengan baik seperti yang diungkapkan oleh Sagala
(2011: 197) bahwa metode inquiry
dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat- syarat berikut:
(1) Guru
harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas
(persoalan bersumber pada bahan pelajaran yang menantang siswa/ problematik)
dan sesuai dengan daya nalar siswa;
(2) Guru
harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan;
(3) Adanya
fasilitas dan sumber belajar yang cukup;
(4) Adanya
siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi;
(5) Partisipasi
setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; dan
Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi
terhadap kegiatan siswa.”
a.
Tahapan Model Pembelajaran Inquiry
Menurut
Gulo (Trianto, 2007:137) menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelajaran inquiry adalah
sebagai berikut:
1)
Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan
inquiry ini dimulai ketika pertanyaan
atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas,
pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk
merumuskan hipotesis.
2)
Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat
diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa
gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih
salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3)
Mengumpulkan data
Hipotesis
digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data.
4)
Analisis data
Siswa
bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis
data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam meguji hipotesis yang telah
diperoleh. Faktor penting dalam menguji
hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan , dari data
percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata
hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inquiry yang telah dilakukannya.
5)
Membuat kesimpulan
Langkah
penutup dari pembelajaran inquiry adalah
membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Dalam
proses pembelajarannya guru mengajukan suatu permasalahan atau materi yang
belum pernah diketahui oleh siswa. Dalam hal ini siswa diharapakan terdorong
untuk mengajukan beberapa hipotesis yang nantinya menjadi sebuah data yang
kemudian dianalisis dan di tarik kesimpulannya, untuk itulah pentingnya sebuah
motivasi seorang guru untuk memancing siswa agar mereka tidak takut untuk
melakukan pengamatan yang sesuai dengan proses inquiry tersebut.
Berikut
contoh penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani mengacu
pada Metzler (2000):
Kegiatan
pembelajaran
1)
Pemanasan
a)
Berbaris,
berdoa, dan mengabsen
b)
Pergangan
statis dan dinamis. Siswa diberi kebebasan untuk memimpin
pemanasan tanpa komando atau diatur oleh guru. Guru hanya mengawasi sesuai dengan metode inquiry
2)
Kegiatan
inti
Siswa di bagi menjadi lima kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan
dengan jarak yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi, lalu materi yang
diberikan adalah: sebagai contoh dari RPP menendang bola dan menggiring bola
dengan kontrol yang baik.
·
Tahap
pertama: menyajikan pertanyaan atau masalah. Jadi guru memberikan pertanyaan
lalu membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah.
Kegiatan saat
PBM
Guru: Coba
jelaskan menendang bola dengan kontrol yang baik.
Guru: Coba
jelaskan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa:
memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
·
Tahap
kedua: membuat hipotesis: jadi guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
mencurahkan pendapatnya dalam bentuk hipotesis
Kegiatan saat
PBM
Guru: membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis
bagaimana cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: berpikir dan berhipotesis untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
·
Tahap
ketiga: merancang percobaan. Jadi guru memberikan siswa kesempatan untuk
menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan
dilakukan.
Kegiatan saat
PBM
Guru: memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelaskan
cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: siswa menjelaskan cara menendang dan menggiring
bola dengan kontrol yang baik sesuai dengan hasil pemikiran mereka sendiri, dan
siswa belum mempraktekan dengan gerakan.
·
Tahap
keempat: melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Jadi guru membimbing
siswa mendapatkan informasi melalui praktek.
Kegiatan saat
PBM
Guru: memberikan kebebasan pada siswa untuk mempraktekan
cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik. Guru
hanya membimbing dan mengawasi.
Siswa: siswa mencoba dan mempraktekan cara menendang dan
menggiring bola dengan kontrol yang baik sesuai dengan hasil pemikiran mereka
sendiri.
·
Tahap
kelima: mengumpulkan dan mengalisis data. Setelah
seluruh siswa mempraktekan, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempraktekan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik hasil
pemikiran mereka sendiri, guru hanya menganalisis hasil pemikiran siswa.
Kegiatan saat
PBM
Guru: coba jelaskan dan demonstrasikan cara menendang dan
menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: berpikir
dan bergerak.
·
Tahap
keenam: membuat kesimpulan. Jadi
guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan tentang hasil pemikirannya.
Kegiatan saat
PBM
Guru: saya lihat kalian sudah dapat menendang dan
menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: siswa menyimpulkan cara menendang dan menggiring
bola dengan kontrol yang baik dengan verbal dan gerakan.
3)
Penutupan
a)
Siswa
berbaris dan melakukan gerakan-gerakan untuk pendinginan.
b)
Evaluasi
dan kesimpulan hasil belajar
c)
Berdoa
Siswa diberi kebebasan untuk pendinginan tanpa
komando atau diatur oleh guru. Guru hanya mengawasi.
No comments:
Post a Comment