Thursday, December 26, 2019

Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa

      Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Seperti yang telah diterangkan pada pemaparan di atas bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat motivasi siswa dapat meningkat dan motivasi tidak bisa lepas dari proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam penggunaan metode pembelajaran inquiry guru harus bisa menumbuhkan motivasi siswa karena dalam proses pembelajaran inquiry berpusat kepada siswa sebagai pemecah masalah pembelajaran atau kata lain student center, maka oleh itu jika guru tidak bisa menumbuhkan motivasi siswa tersebut tidak akan belajar dengan baik seperti yang diungkapkan oleh Sagala (2011: 197) bahwa metode inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat- syarat berikut:
(1)     Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber pada bahan pelajaran yang menantang siswa/ problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa;
(2)     Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan;
(3)     Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup;
(4)     Adanya siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi;
(5)     Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; dan
Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.” 
a.        Tahapan Model Pembelajaran Inquiry
Menurut Gulo (Trianto, 2007:137) menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1)        Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan inquiry ini dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
2)        Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3)        Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data.
4)        Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam meguji hipotesis yang telah diperoleh.  Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’.  Setelah memperoleh kesimpulan , dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inquiry yang telah dilakukannya.
5)        Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inquiry adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Dalam proses pembelajarannya guru mengajukan suatu permasalahan atau materi yang belum pernah diketahui oleh siswa. Dalam hal ini siswa diharapakan terdorong untuk mengajukan beberapa hipotesis yang nantinya menjadi sebuah data yang kemudian dianalisis dan di tarik kesimpulannya, untuk itulah pentingnya sebuah motivasi seorang guru untuk memancing siswa agar mereka tidak takut untuk melakukan pengamatan yang sesuai dengan proses inquiry tersebut.
Berikut contoh penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pendidikan jasmani mengacu pada Metzler (2000):
Kegiatan pembelajaran
1)        Pemanasan
a)        Berbaris, berdoa, dan mengabsen
b)        Pergangan statis dan dinamis. Siswa diberi kebebasan untuk memimpin pemanasan tanpa komando atau diatur oleh guru.  Guru hanya mengawasi sesuai dengan metode inquiry
2)        Kegiatan inti
Siswa di bagi menjadi lima kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi, lalu materi yang diberikan adalah: sebagai contoh dari RPP menendang bola dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
·           Tahap pertama: menyajikan pertanyaan atau masalah. Jadi guru memberikan pertanyaan lalu membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah.
Kegiatan saat PBM
Guru: Coba jelaskan menendang bola dengan kontrol yang baik.
Guru: Coba jelaskan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
·           Tahap kedua: membuat hipotesis: jadi guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mencurahkan pendapatnya dalam bentuk hipotesis
Kegiatan saat PBM
Guru: membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis bagaimana cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: berpikir dan berhipotesis untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
·           Tahap ketiga: merancang percobaan. Jadi guru memberikan siswa kesempatan untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. 
Kegiatan saat PBM
Guru: memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelaskan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: siswa menjelaskan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik sesuai dengan hasil pemikiran mereka sendiri, dan siswa belum mempraktekan dengan gerakan.
·           Tahap keempat: melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Jadi guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui praktek. 
Kegiatan saat PBM
Guru: memberikan kebebasan pada siswa untuk mempraktekan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.  Guru hanya membimbing dan mengawasi.
Siswa: siswa mencoba dan mempraktekan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik sesuai dengan hasil pemikiran mereka sendiri.
·           Tahap kelima: mengumpulkan dan mengalisis data.  Setelah seluruh siswa mempraktekan, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktekan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik hasil pemikiran mereka sendiri, guru hanya menganalisis hasil pemikiran siswa.
Kegiatan saat PBM
Guru: coba jelaskan dan demonstrasikan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: berpikir dan bergerak.
·           Tahap keenam: membuat kesimpulan.  Jadi guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan tentang hasil pemikirannya.
Kegiatan saat PBM
Guru: saya lihat kalian sudah dapat menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik.
Siswa: siswa menyimpulkan cara menendang dan menggiring bola dengan kontrol yang baik dengan verbal dan gerakan.
3)        Penutupan
a)        Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan untuk pendinginan.
b)        Evaluasi dan kesimpulan hasil belajar
c)        Berdoa
Siswa diberi kebebasan untuk pendinginan tanpa komando atau diatur oleh guru. Guru hanya mengawasi.

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate