Monday, July 1, 2019

Kemampuan Memahami Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini


a.  Pengertian Kemampuan
Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan. Selanjutnya dijelaskan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Depdiknas,2002). Istilah kemampuan siswa biasa dikenal dengan kompetensi. Menurut Poerwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Kompetensi yang ada dalam Bahasa Inggris adalah competency atau competence merupakan kata benda, menurut William D. Powell dalam aplikasi Linguist Version 1.0 (1997) diartikan: Pertama, kecakapan, kemampuan, kompetensi. Kedua, wewenang. Kata sifat dari competence adalah competent yang berarti cakap, mampu, dan tangkas (Saoping, 2009).
Berpijak dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan siswa adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dikuasai siswa untuk memperagakan atau mengerjakan sesuatu dengan benar.
b. Pengertian Memahami Konsep
Memahami berasal dari kata paham yang berarti pengetahuan banyak, mengerti benar, tahu benar. Pengertian memahami dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun 2000 berarti mengerti benar akan sesuatu (Depdiknas,2002). Konsep dapat dilihat dari pengertian connotative dan denotative (Womack, 1970). Konsep yang ada pada kamus, pengertian denotatif adalah ide atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa konkret.
Dalam pengertian konotatif, konsep memiliki pengertian yang lebih luas, antara lain :
1) Konsep adalah kumpulan pengertian abstrak (the abstract body of meaning) yang berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda (obyek) kejadian atau gagasan.
2) Konsep bersifat abstrak berisi pengertian yang berhubungan dengan semua anggota kelas yang mungkin (tidak dengan satu contoh khusus dari kelas).
3) Konsep adalah subyektif dan internalisasikan.
Konsep menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah “sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”. Sedangkan Parker menyatakan bahwa “Konsep/gagasan-gagasan tentang sesuatu, konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya”.
Dari beberapa pengertian tentang konsep di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah suatu ide/gagasan berupa pengertian abstrak yang berkaitan dengan symbol yang diinternalisasi dari contoh-contoh yang ada atau dari peristiwa konkret. Memahami konsep berarti mengerti benar tentang pengertian abstrak yang diinternalisasikan dari contoh-contoh atau peristiwa konkret.
c. Pengertian Bilangan dan Operasi Bilangan
Bilangan adalah konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya pada jenjang pendidikan formal berikutnya. Bilangan adalah suatu obyek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk kedalam unsur yang tidak didefinisikan (underfined term). Untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan dengan angka menyatakan konsep yang berbeda, bilangan berkenaan dengan nilai sedangkan angka bukan nilai melainkan suatu notasi tertulis dari sebuah bilangan. Sedangkan yang dimaksud dengan operasi bilangan menyangkut pengerjaan pada nilai bilangan. Bilangan itu mewakili banyaknya suatu benda (Sudaryanti, 2006:1).
Operasi bilangan diperkenalkan pada anak setelah anak memahami betul bilangan dan angka. Anak usia dini dapat memahami operasi bilangan dengan cara yang sangat sederhana (Sudaryanti, 2006:18). Menurut Suyanto (2005:63), matematika bukan pelajaran ingatan melainkan mengembangkan kemampuan berpikir. Jika anak sudah mengenal bilangan dan memahami operasi bilangan maka anak telah berpikir logis dan matematis, meskipun dengan cara yang sangat sederhana.
Pada anak usia dini kemampuan yang akan dikembangkan diantaranya: (a) mengenali atau membilang angka; (b) menyebut urutan bilangan; (c) menghitung benda; (d) menghitung himpunan dengan nilai bilangan benda; (e) memberi nilai bilangan pada suatu bilangan himpunan benda; (f) mengerjakan atau menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan konsep dari konkret ke abstrak. (Susanto, 2011:62).  
Berdasarkan standar NCTM (National Council of Teacher Mathematics) dalam Suyanto (2005:57) standar matematika untuk TK ada 13 macam, yaitu:
(1) matematika sebagai pemecahan masalah;
(2) matematika sebagai cara berkomunikasi;
(3) matematika sebagai cara berfikir;
(4) hubungan matematis;
(5) estimasi (perkiraan);
(6) mengenal bilangan dan angka;
(7) konsep keseluruhan dan sebagainya;
(8) menghitung semua dan sebagian;
(9) mengenal ruang dan jarak;
(10) pengukuran;
(11) statistik dan probabilitas;
(12) pecahan dan desimal;
(13) pola dan relasi.
Merujuk pada ke 13 standar di atas, operasi bilangan boleh diperkenalkan pada anak dengan cara yang sangat sederhana dan dapat dipahami anak. Fungsi utama pengenalan matematika ialah mengembangkan aspek kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis matematik. Operasi bilangan termasuk dalam hubungan matematis, setelah anak mampu berhitung, anak akan menyampaikannya secara matematis. Hubungan matematis menghubungkan konsep dan prosedur, matematika dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, kemampuan berhitung bilangan merupakan dasar untuk mengoperasikan bilangan nyata yang sederhana. Kemampuan mengoperasikan bilangan pada anak akan terwujud ketika anak sudah memahami betul angka dan bilangan dimulai dari lingkungan terdekatnya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai penjumlahan dan pengurangan. Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan operasi penjumlahan dan pengurangan pada anak, diperlukan pembelajaran yang melibatkan anak secara aktif untuk berinteraksi dalam proses pembelajarannya.
d. Konsep Bilangan Untuk Anak Usia Dini
Bilangan atau biasa disebut angka tidak terlepas dari matematika. Bilangan merupakan bagian dari hidup kita, setiap hari kita selalu menemukan angka atau bilangan, dimanapun dan kapanpun. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1986:140), bilangan berarti banyaknya benda atau satuan daripada jumlah atau banyaknya sesuatu.
Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, banyak anak tidak menyadari bahwa bilangan yang mereka lihat memiliki arti yang berbeda-beda. Seperti yang telah dikemukakan oleh Fatimah (2009:9) anak-anak akan belajar membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:
1)      Bilangan kardinal menunjukkan kuantitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok. Kuantitas terbagi 2 yaitu :
a)      Kuantitas diskret untuk menjawab pertanyaan berapa banyak benda, diakhiri dengan satuan beda (buah, butir, ekor)
b)      Kuantitas kontinu untuk menjawab pertanyaan tentang pengukuran benda, diakhiri dengan satuan ukuran (meter, jam)
2)      Bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara kesatu, dering telepon kelima kalinya, hari Kartini hari ke 21 di bulan April.
3)      Bilangan nominal, digunakan untuk memberi nama pada benda, contoh : nomor rumah, kode pos, nomor lantai/ruang di gedung, jam, uang.
Bilangan memiliki beberapa bentuk/tampilan (representasi) yang saling berkaitan, diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, dan simbol (angka atau kata). Memahami hubungan antar tampilan bilangan dapat diartikan, sebagai contohnya setelah anak mendengarkan soal (tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan dengan media balok (tampilan model/benda mainan), menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis jawaban pada kertas (simbol tertulis angka atau kata).
Setiap bilangan yang dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep abstrak. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa dalam pembelajaran matematika mengenai konsep bilangan, tidak hanya tampilan bahasa lisan saja tetapi harus diiringi dengan tampilan model/benda mainan ataupun tampilan gambar. Konsep abstrak ini merupakan hal yang sulit untuk anak usia dini memahaminya secara langsung.
Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar untuk dipahami oleh anak TK, dimana pemikiran anak usia dini berdasarkan pada pengalaman kongkrit. Untuk dapat mengembangkan konsep bilangan pada anak usia dini tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang pendek, harus dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk membantu proses pembelajaran mengenal bilangan.
Sedangkan menurut Suyanto (2005: 68), konsep bilangan dapat dikenalkan pada anak melalui cara-cara sebagai berikut:
a.       Menghitung dengan jari Hampir semua orang berlatih menghitung permulaan dengan jari tangannya. Guru dapat memulai dengan bertanya misalnya “Berapa banyak jari tangan kita ya?. Apakah jari tangan kanan sama banyak dengan jari tangan kiri? Siapa bisa menghitung?”.
b.      Bermain domino Kartu domino berisi lingkaran yang merepresentasikan bilangan dari kosong sampai 12. Kartu tersebut baik untuk melatih anak menghitung dan mengenal pola.
c.       Menghitung benda-benda Orang tua dan guru dapat melatih anak menghitung benda apa saja dan dimana saja.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, untuk mengajarkan angka pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara-cara yang dapat dilakukan harus tepat, menyenangkan dan menarik bagi anak. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengenalkan angka adalah melalui penggunaan benda konkret. Melalui penggunaan benda-benda yang konkret, dapat membantu anak untuk bisa memahami suatu angka dengan benar.
e. Tahapan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini
Dalam menyampaikan materi pembelajaran mengenal bilangan untuk anak usia dini, memerlukan tahapan-tahapan dalam penyampaiannya dan dilakukan  secara bertahap.
Menurut Pakasi (Andriyani, 2009:27) terdapat tiga cara membilang. Pertama membilang dengan menyentuh benda-benda itu dengan jari. Kedua, membilang dan menunjukkan benda-benda yang dibilang. Sedangkan menurut teori Piaget (dalam Yusuf, 2005:164) bahwa anak usia dini belajar melalui tiga tahap yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik. Pada tahap pertama enaktif anak memerlukan alat peraga. Setelah belajar menggunakan manik-manik siswa dapat belajar dengan menggunakan gambar lalu dilanjutkan dengan menggunakan simbol.
Kegiatan berhitung dilakukan sebagai cara agar ide abstrak konsep bilangan dapat dimodelkan sehingga anak menjadi tahu tentang angka-angka dan hal-hal yang terkait dengan konsep bilangan. Pendekatan dengan menggunakan materi konkret dan gambar harus secara intensif dilakukan di tingkat awal pada anak, sebelum anak memasuki tingkat pengenalan bilangan selanjutnya seperti yang telah dikemukakan oleh Fatimah (2009:10) tentang perkembangan konsep bilangan pada anak yaitu:
1)      Pengenalan kuantitas
Anak-anak menghitung sejumlah benda yang telah ditentukan. Dilakukan secara bertahap, 1-10 kemudian 11-20.
2)      Menghafal urutan nama bilangan
Menyebutkan nama bilangan dalam urutan yang benar.
3)      Menghitung secara rasional
Anak disebut memahami bilangan bila dapat :
-          Menghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangan
-          Membuat korespodensi satu-satu
-          Menyadari bilangan terakhir yang disebut mewakili total benda dalam satu kelompok
4)      Menghitung maju
Menghitung dua kelompok benda yang digabungkan dengan cara:
-          Menghitung semua, dimulai dari benda pertama sampai benda terakhir
-          Menghitung melanjutkan
-          Menghitung benda dengan cara melanjutkan dari jumlah salah satu kelompok.
Hal ini dapat dilakukan bila anak sudah dapat membedakan kelompok yang lebih banyak dan lebih sedikit dengan baik.
5)      Menghitung mundur
Menyebutkan bilangan satu atau lebih kurangnya dari bilangan sebelumnya. Dilakukan untuk memahami urutan dan posisi bilangan. Berhitung mundur dapat dilakukan dalam operasi pengurangan, namun efektif bila pengurangan angka menggunakan angka kecil saja. Apabila angka besar, berhitung mundur hanya akan menyulitkan anak-anak.
6)      Berhitung melompat
Menyebutkan bilangan dengan cara melompat dengan beda bilangan tertentu yang sama. Merupakan dasar pemahaman konsep perkalian.
Pada tahapan pemahaman konsep, anak memahami berbagai konsep melalui pengalaman bekerja dan bermain dengan benda-benda kongkrit, pada tahap transisi guru dapat mengenalkan lambang konsep dengan menghubungkan antara konsep konkrit dengan lambang bilangan dan pada tahap lambang guru dapat mengenalkan berbagai lambang yang ada dalam matematika.
Tahapan-tahapan yang dilakukan tersebut dilakukan untuk mencapai standar perkembangan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Usia Dini. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa standar tingkat pencapaian perkembangan anak kelompok usia 4 - < 6 tahun dalam perkembangan kognitif khusunya mengenai konsep bilangan dan lambang bilangan adalah menyebutkan lambang bilangan 1-10 dan mencocokan bilangan dengan lambang bilangan.


No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate