Monday, July 1, 2019

Konsep Dasar Psikologi Dan Implikasinya Dalam Pendidikan


1.      Konsep Dasar Psikologi Dan Implikasinya Dalam Pendidikan
a)      Hakikat psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam konteks pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan psikologi khusus. Psikologi pendidikan merupakan psikologi terapan, diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah psikolgis dalam praktik pendidikan.
Pengembangan subdisiplin psikologi diharapkan dapat meluaskan terapan psikologi bagi lulusan sarjana, magister, doktor psikologi dan psikolog. Masih banyak lagi bidang terapan yang bisa dikembangkan oleh profesional psikologi yang akan semakin meluaskan pemahaman masyarakat tentang psikologi dan terapannya sehingga tidak lagi dipahami dalam pengertian yang sempit, yaitu berkaitan dengan psiko tes semata. Masyarakat luas perlu memahami bahwa belajar psikologi tidaklah bertujuan untuk dapat melakukan tes psikologi melainkan memahami perilaku dalam arti yang sangat luas.
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku yang mempunyai tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan individu, melakukan analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala jiwa manusia. Sedangkan pendidikan mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hubungan antara psikologi dan pendidikan kemudian melahirkan cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi pendidikan. 

b)      Berbagai aliran psikologi
Aliran-aliran dalam psikologi yaitu sebagai berikut:
1. Aliran Progresivisme
Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progresivisme dalam sebuah realita kehidupan, agar manusia bisa survive menghadapi semua tantangan hidup. Dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan dan untuk mengembangkan kepribadiaan manusia. Dinamakan eksperimentalisme, karena aliran ini menyadari dan mempraktikkan asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori. Dan dinamakan environmentalisme, Karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu memengaruhi pembinaan kepribadiaan.
Adapun tokoh-tokoh aliran progresivisme ini, antara lain, adalah William James, John Dewey, Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller, dan Georges Santayana.
Dengan kata lain akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan baik. Perlu diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi sebagai pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak menjadi terampildan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Untuk itulah sekat antara sekolah dengan masyarakat harus dihilangkan.
2. Aliran Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaisance dengan ciri-cirinya yang berbeda dengan progresivisme. Dasar pijakan aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Menurut Immanuel Kant, segala pengetahuan yang dicapai manusia melalui indera memerlukan unsur apriori, yang tidak didahului oleh pengalaman lebih dahulu. Bila orang berhadapan dengan benda-benda, bukan berarti semua itu sudah mempunyai bentuk, ruang, dan ikatan waktu. Bentuk, ruang, dan waktu sudah ada pada budi manusia sebelum ada pengalaman atu pengamatan. Jadi, apriori yang terarah bukanlah budi pada benda, tetapi benda-benda itu yang terarah pada budi. Budi membentuk dan mengatur dalam ruang dan waktu. Dengan mengambil landasan pikir tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai substansi spiritual yang membina dan menciptakan diri sendiri.
Roose L. finney, seorang ahli sosiologi dan filosof, menerangkan tentang hakikat sosial dari hidup mental. Dikatakan bahwa mental adalah keadaan ruhani yang pasif, hal ini berarti bahwa manusia pada umumnya menerima apa saja Yang telah ditentukan dan diatur oleh alam sosial. Jadi, belajar adalah menerima dan mengenal secara sungguh-sungguh nilai-nilai sosial angkatan baru yang timbul untuk ditambah, dikurangi dan diteruskan pada angkatan berikutnya.
3. Aliran Perenialisme
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang. Dari pendapat ini diketahui bahwa perenialisme merupakan hasil pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap tegas dan lurus. Karena itulah, perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat, khususnya filsafat pendidikan.
Menurut perenialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi, dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya.
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, yang telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik ke arah kematangan. Matang dalam arti hidup akalnya. Jadi, akal inilah yang perlu mendapat tuntunan ke arah kematangan tersebut. Sekolah rendah memberikan pendidikan dan pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang tradisional seperti membaca, menulis, dan berhitung, anak didik memperoleh dasar penting bagi pengetahuan-pengetahuan yang lain.

4. Aliran Rekonstruksionisme
Kata Rekonstruksionisme bersal dari bahasa Inggris reconstruct, yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Menurut Muhammad Noor Syam, kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempumyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran.
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia. Karenanya, pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar pula demi generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara demokratis, bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sesungguhnya tidak hanya teori, tetapi mesti diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan. 
c)      Manusia sebagai subjek pendidikan
Jika kita bicara tentang pendidikan maka yang terlintas di benak kita adalah proses belajar mengajar di bangku sekolah, kita membayangkan ada satu kelas siswa SD yang memakai kaos putih, celana merah, dasi merah dan topi putih-merah yang duduk diam hikmat mendengarkan materi dari gurunya yang terkesan galak dan menakutkan. Jika pendidikan diilustrasikan seperti itu maka yang terbayang dalam benak kita adalah guru sebagai satu-satunya pelaku dalam pendidikan, guru berperan penuh sebagai sumber ilmu dan siswa berperan sebagai  obyek pendidikan, sehingga dalam pikiran siswa timbul pemahaman kalau belajar itu adalah proses menyimak & peroses mentransformasi ilmu dari guru ke siswa, yang pada akhirnya siswa berpikir  kalau proses belajar mengajar itu hanya ada di bangku sekolah.
Dalam dekade ini timbul pemahaman baru tentang pendidikan, yang dulunya berpikir kalau pendidikan itu hanya ada di sekolah bergeser kepemahaman baru yaitu pemahaman kalau belajar itu tidak harus ada di bangku sekolah tapi bisa dimana saja, mereka bisa belajar dari film, belajar dari teater, belajar dari internet, belajar dari buku dan belajar dari kondisi real yang ada. Sehingga pemahamannya tentang pendidikan berubah, yang dulunya belajar itu harus di sekolah berkembang menjadi lebih luas lagi, yang dulunya belajar itu hanya untuk anak-anak usia sekolah berkembang menjadi belajar sepanjang hayat yang artinya tidak ada batasan umur, tidak ada batasan ruang dan waktu sehingga timbul pemahaman baru kalau manusia itu sebagai pelaku dari pembelajaran, sehingga timbul konsekwensi-konsekwensi dari pemahaman baru tersebut, karena manusia itu memposisikan diri sebagai pelaku (penanggung jawab pembelajaran) maka mereka sebagai individu dituntut untuk lebih aktif mencari ilmu dari berbagai sumber.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan maka kita tidak bisa lepas dari yang namanya guru/pengajar, dewasa ini peran guru berubah dari pemberi materi utama menjadi pembimbing ”pengarah dalam proses belajar-mengajar”, kalau kita lihat dari posisi murid yang dulunya sebagai penerima materi berubah menjadi pencari materi “ pencari ilmu pengetahuan”, perubahan itu secara filosofis memiliki arti dan maksud yang sangat berbeda dari pemahaman lama. Di dalam pendidikan selain ada guru dan murid/pencari ilmu yang berperan sebagai subyek maka objek dari pendidikan adalah ilmu itu sendiri. Untuk memahami itu semua secara lebih dalam lagi perlu dikaji secara filosofis dari pengertian-pengertian tersebut
d)     Mutu pendidikan
                                    Definisi mutu memiliki konotasi yang bermacam – macam tergantung orang yang memakainya. Mutu berasal dari bahasa latin yakni  “Qualis” yang berarti what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). Mutu menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Mutu menurut Juran ialah kecocokan dengan kebutuhan.
                                    Menurut Philip H. Coombs melihat konsep mutu pendidikan tidak hanya diukur dari prestasi belajar, seperti yang dikaitkan dengan kurikulum dan standarnya saja tetapi mutu harus dilihat dari segi relevansi dan sejauh mana apa yang diajarkan dan dipelajari itu sesuai dengan kebutuhan belajar saat ini dan untuk masa yang akan datang. Lebih jauh dikemukakan bahwa masalah mutu pendidikan hendaknya dikaitkan dengan keseluruhan dimensi mutu secara sistemik yang berubah dari masa ke masa.
                                    Beeby melihat mutu pendidikan dari tiga perspektif yaitu : perspektif ekonomi, sosiologi dan pendidikan. Berdasarkan perspektif ekonomi, yang bermutu adalah pendidikan yang mempunyai kontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan secara langsung dapat memenuhi angkatan kerja di dalam berbagai sektor ekonomi. Dengan bekerjanya mereka pertumbuhan ekonomi dapat didorong lebih tinggi. Menurut pandangan sosiologi, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bermanfaat terhadap seluruh masyarakat dilihat dari berbagai kebutuhan masyarakat, seperti mobilitas sosial, perkembangan budaya, pertumbuhan kesejahteraan, dan pembebasan kebodohan. Sedangkan menurut perspektif pendidikan, melihat mutu pendidikan dari sisi pengayaan (richness) dari proses belajar mengajar dan dari segi kemampuan lulusan dalam hal memecahkan masalah.                        Sedangkan menurut Hari Sudradjad pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai – nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill), lebih lanjut Sudradjad mengemukakan pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral (integrated personality) yaitu mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu dan amal

2.      Perkembangan dan pertumbuhan manusia
a)      Hakekat perkembangan dan pertumbuhan manusia
Istilah pertumbuhan dan perkembangan atau juga disebut tumbuhkembang sering dipergunakan seolah-olah keduanya mempunyai pengertian yang sama, karena menunjukkan adanya proses tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah kepada kemajuan. Padahal sesungguhnya istilah perkembangan dan pertumbuhan mempunyai pengertian yang berbeda.
Yang bertumbuh adalah hidup sedangkan yang tidak bertumbuh adalah mati. Pertumbuhan adalah suatu proses penyesuaian pada tiap-tiap fase perubahan. Perkembangan sesuatu sering tergantung pada faktor-faktor pendukung pertumbuhan sesuatu itu. Perkembangan pada dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu sehingga membuahkan hasil atau manfaat bagi pihak lain. Istilah pertumbuhan khusus dimaksudkan untuk pertumbuhan dalam ukuran dan fungsi fisik yang murni, sedangkan istilah perkembangan khususnya dipakai untuk menunjukkan sifat-sifat khas gejala psikologi atau kejiwaan.
b)      Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masa pembuahan sampai lahir (masa dalam kandungan ibu) dan masa setelah lahir. Pada masa lahir, manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yaitu masa anak-anak, remaja, dewasa, dan manula. 
1. Masa Pembuahan sampai Lahir
Kehamilan didahului dengan pembuahan (fertilisasi). Pembuahan terjadi karena bertemunya ovum (sel kelamin betina atau sel telur) dengan sperma (sel kelamin jantan). Pembuahan akan menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot segera tumbuh dan memasuki rongga rahim. Setelah empat hingga enam hari (akhir minggu pertama) setelah pembuahan, zigot akan tumbuh membentuk embrio. Embrio akan melekat pada dinding rahim (uterus). Embrio akan tumbuh terus di dalam rahim.
Pada usia empat minggu, panjang embrio sekitar enam sampai tujuh milimeter. Organ tubuh yang penting sudah mulai terbentuk. Jantung belum sempurna. Tangan dan kaki belum terbentuk. Pada akhir minggu ke lima, panjang embrio sekitar dua belas milimeter. Pada bulan kedua dalam kandungan, embrio berukuran sekitar empat sentimeter. Jantung telah sempurna. Tangan dan kaki telah terbentuk. Rangka telah terbentuk tetapi masih berupa tulang rawan. Pada bulan ketiga dalam kandungan, embrio kemudian disebut janin (fetus). Panjang janin sekitar lima sampai delapan sentimeter dan berat sekitar 10-45 gram. Pada usia ini semua organ telah terbentuk. Selanjutnya, janin mengalami pertumbuhan memanjang, bertambah besar, dan bertambah berat. 
Pertumbuhan memanjang sangat mencolok selama bulan ketiga, keempat, dan kelima. Pada usia lima bulan dalam kandungan, panjang janin sekitar 15-19 sentimeter dan beratnya kira-kira 250-450 gram. Selama bulan kelima, gerakan janin biasanya dapat jelas dirasakan oleh ibunya. Sedangkan peningkatan berat badan sangat mencolok selama dua bulan terakhir dari kehamilan
Di dalam rahim ibu, janin dilindungi oleh selaput-selaput dan cairan (air ketuban). Selaput dan cairan ini berfungsi melindungi janin dari benturan dan goncangan. Selama dalam kandungan, janin mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah ibu melalui plasenta atau ari-ari. Biasanya bayi akan segera lahir setelah usia kandungan 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan. Pada saat lahir, berat badan janin sekitar 3 sampai 3,5 kg dengan panjang kira-kira lima puluh sentimeter. Meskipun ada pula janin yang saat lahir berat badannya kurang dari 3 kg atau lebih dari 3,5 kg.
2. Masa setelah Lahir 
Bayi akan segera bernapas begitu lahir. Paru-paru mulai berfungsi. Saat dilahirkan, secara proporsional kepala lebih besar daripada tubuhnya. Setelah itu lengan, kaki, dan paha tumbuh lebih cepat daripada kepala. Setelah lahir, manusia akan mengalami tahap-tahap perkembangan mulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula (manusia lanjut usia). Masa pertumbuhan manusia ada batasnya. Secara normal, pada laki-laki pertumbuhan akan terhenti pada usia sekitar 22 tahun. Sedangkan pada perempuan, pertumbuhan akan terhenti pada usia sekitar 18 tahun. Pada kebanyakan remaja, perkembangan tubuh lebih cepat dialami pada waktu mereka berusia 12-18 tahun. Untuk remaja perempuan, pertumbuhan cepat itu biasanya terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan untuk remaja laki-laki pada usia 14 tahun. 
Setelah usia 14 tahun, remaja laki-laki biasanya mengejar ketinggalan tinggi dan beratnya itu dan melampaui tinggi serta berat remaja perempuan. Pertumbuhan bayi sampai dewasa dipengaruhi oleh makanan, terutama yang mengandung protein tinggi, hormon, dan faktor keturunan dari kedua orang tuanya. Bahan makanan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah bahan makanan yang mengandung protein tinggi seperti ikan, daging, telur, susu, keju, kacang kedelai (tahu, tempe), dan kacang-kacangan lainnya. Hormon yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan adalah hormon tumbuh dan hormon kelenjar gondok (tiroksin). 
a. Masa anak-anak 
Masa anak-anak dimulai sejak lahir (bayi) hingga masa remaja, bayi sangat membutuhkan air susu ibu (ASI). Sebaiknya ASI diberikan pada bayi selama dua belas bulan sejak kelahiran. Hal ini karena bayi membutuhkan ASI selama tahun pertama kehidupannya. Pada usia balita terjadi pertumbuhan sel-sel otak, sehingga diperlukan makanan yang bergizi. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi akan belajar duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan. Otaknya tumbuh membesar dan bayi mulai berbicara. Umumnya bayi mulai berjalan dan mulai berbicara sekitar usia satu tahun. Pada usia sekitar tiga tahun, anak-anak mulai berbicara kalimat pendek. Anak-anak belajar menggambar, membaca, dan menulis. Bermain merupakan hal yang penting dalam kehidupan anak-anak. Menjelang usia sepuluh tahun, anak-anak sudah mencari teman. Mereka juga sudah tahu bagaimana berbagi, melakukan tugas mereka, dan bekerja sama dengan orang lain.
b. Masa remaja (masa pubertas) 
Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa pubertas. Pada masa ini baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk, dan organ kelaminnya sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang.
c. Dewasa 
Secara biologi, makhluk hidup (organisme) disebut dewasa bila telah menghasilkan sel-sel kelamin. Demikian pula pada manusia sebagai makhluk hidup. Pada laki-laki ditandai dengan kemampuan testis (buah zakar) untuk menghasilkan sperma. Pada perempuan ditandai dengan kemampuan ovarium (indung telur) menghasilkan sel telur. Hal ini menunjukkan bahwa manusia telah dewasa yang berarti telah mampu bereproduksi. Pada masa dewasa, badan seseorang tidak mengalami pertumbuhan tinggi lagi, tetapi hanya bertambah berat. Manusia dewasa telah memiliki tanggung jawab akan hidupnya. Mereka juga memikirkan pendidikan dan pekerjaan untuk masa depannya. Berkeluarga juga merupakan hal yang penting pada masa dewasa.
d. Manula
Manula atau manusia lanjut usia, yaitu seseorang yang telah memasuki usia lanjut. Pada usia ini, biasanya organ-organ manusia sudah mulai melemah atau berkurang kemampuannya. Pada manula, biasanya pigmentasi rambut kepala telah berkurang, sehingga rambut terlihat memutih. Gigi mulai tanggal bergantian dan tidak akan tumbuh kembali. Biasanya kulit sudah mulai tampak keriput. Pada manula umumnya penglihatan sudah mulai kabur karena daya akomodasi lensa mata berkurang dan pendengaran sering kali sudah berkurang. Pada manula, aktivitas organ reproduksi mulai menurun. Pada perempuan, ovarium sudah tidak dapat menghasilkan sel telur lagi, sehingga tidak terjadi menstruasi lagi. Masa ini disebut menopause. Akan tetapi, pada laki-laki proses pembentukan sperma masih terjadi, meskipun telah menurun.

c)      Berbagai issu tentang perkembangan manusia
Isu adalah kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya. Pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana perkembangan manusia, apakah dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Hal-hal tersebut yang akhirnya mengganggu pemikiran para psikolog sejak berkembangnya ilmu psikologi, selanjutnya perdebatan para psikolog sering kali terjadi, diantaranya :
1.    Bawaan dan Lingkungan (Nature Vs Nurture)
Salah satu pokok permasalahan yang sering diperdebatkan diantara para ahli psikologi ialah mengenai kotroversi bawaan-lingkungan (nature-nurture controversy) yakni, apakah perkembangan utama yang terjadi pada tiap-tiap individu lebih dipengaruhi oleh bawaan ataukah lebih dipengaruhi oleh lingkungan
2.    Kontinuitas dan Diskontinuitas
Permasalahan atau isu yang kedua ialah bagaimana laju perkembangan itu sendiri. apakah berjalan secara kontinyu ataukah diskontinyu. Dalam buku Life Span Development, John W. Santrock, memberikan dua opsi. Yang pertama, mengibaratkan  pertumbuhan manusia itu secara berangsur layaknya pertumbuhan bibit hingga menjadi sebuah pohon raksasa, dimana pertumbuhannya berjalan lambat. Ia juga menggambarkan bahwa pertumbuhan manusia itu layaknya ulat yang kemudian berubah menjadi kupu-kupu, dimana perkembangannya berjalan lebih cepat.
3.    Stabilitas dan perubahan
Permasalahan yang ke-3 ialah apakah perkembangan itu stabil ataukah mengalami perubahan selama beberapa waktu.
4.      Pengalaman sebelum dan pengalaman kemudian
Pengalaman pada masa pertama kehidupan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan pembekalan awal untuk proses perkembangan selanjutnya. Para ahli yang mendukung paham ini menyatakan bahwa anak-anak dapat ditempa sepanjang perkembangan dan pengasuhan sebelum dan kemudian berkedudukan sama pentingnya.
Ahli perkembangan masa hidup menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman sebelumnya merupakan penyumbang penting bagi perkembangan, tetapi tidak lebih penting dari pada pengalaman-pengalaman kemudian
5.      Pengaruh Masa Prenatal terhadap perkembangan individu dalam jangka panjang.
Perkembangan manusia pada masa prenatal ini sangatlah penting dan sangatlah besar pengaruhnya bagi perkembangan individu dalam tahap-tahap perkembangan kehidupan selanjutnya. Pada masa ini kondisi rahimlah yang sangat menentukan perkembangan janin.
Pada umumnya rahim merupakan lingkungan yang sangat nyaman dan terlindung dari setiap gangguan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika kondisi tersebut berubah disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar hingga akibat terparah yang akan terjadi pada janin ialah kerusakan-kerusakan pada sel yang sedang terbentuk pada janin tersebut. Dan pada akhirnya bayi tersebut akan terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kelatarbelakangan mental.

d)     Assesman perkembangan
Proses perkembangan manusia hendaknya tidak dipandang sepenuhnya sebagai salah satu saja, apakah dari hereditas atau dari lingkungan atau sebagainya. Kebanyakan para ahli perkembangan masa hidup mengakui bahwa sikap (posisi) yang ekstrim dalam isu ini tidak bijaksana, perkembangan tidak semuanya kontinyu atau semuanya diskontinyu, dan tidak semuanya stabilitas dan perubahan. Karena semua itu menandai perkembangan kita sepanjang siklus masa hidup.
Lingkungan nutritif selama masa prenatal, memberikan dampak atau pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan individu di masa depannya. Faktor gen, kematangan embrio, faktor psikiologis, serta asupan-asupan dari sang ibu. Seluruh faktor tersebut sangat menunjang dan menentukan bagaimana dan seperti bayi akan terlahir nantinya.

e)      Manfaat mempelajari perkembangan manusia bagi pendidikan
Adapun beberapa manfaat psikologi perkembangan sebagai berikut :
·       Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
·       Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
·       Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
·       Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.
·       Dengan bekal pengetahuan, psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
Kajian psikologi perkembangan berkaitan dengan pengembangan pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya pembahasan psikologi ini memberikan perhatian terhadap bagaimana input dan output pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
Secara Psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologi dalam pengembangan pendidikan dan pengajaran sesungguhnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari tingkat kecerdasan, kemampuan sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya.
Aspek pendidikan sesungguhnya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik dalam hal pokok masalah maupun metode penyampainnya. Kajian psikologi perkembangan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti teori Classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya.

Selain itu, penilaian sistem pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan. Di samping itu kajian psikologis telah memberikan pembelajaran tertentu. Sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai test psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya. Pemahaman kecerdasan bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting dalam upaya pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal. Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi perkembangan.

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate