1.
Konsep Dasar Psikologi
Dan Implikasinya Dalam Pendidikan
a) Hakikat
psikologi pendidikan
Psikologi
pendidikan merupakan cabang dari psikologi yang khusus mempelajari perilaku
manusia dalam konteks pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan psikologi
khusus. Psikologi pendidikan merupakan psikologi terapan, diterapkan untuk
memecahkan masalah-masalah psikolgis dalam praktik pendidikan.
Pengembangan subdisiplin psikologi diharapkan dapat meluaskan terapan psikologi bagi lulusan sarjana, magister, doktor psikologi dan psikolog. Masih banyak lagi bidang terapan yang bisa dikembangkan oleh profesional psikologi yang akan semakin meluaskan pemahaman masyarakat tentang psikologi dan terapannya sehingga tidak lagi dipahami dalam pengertian yang sempit, yaitu berkaitan dengan psiko tes semata. Masyarakat luas perlu memahami bahwa belajar psikologi tidaklah bertujuan untuk dapat melakukan tes psikologi melainkan memahami perilaku dalam arti yang sangat luas.
Pengembangan subdisiplin psikologi diharapkan dapat meluaskan terapan psikologi bagi lulusan sarjana, magister, doktor psikologi dan psikolog. Masih banyak lagi bidang terapan yang bisa dikembangkan oleh profesional psikologi yang akan semakin meluaskan pemahaman masyarakat tentang psikologi dan terapannya sehingga tidak lagi dipahami dalam pengertian yang sempit, yaitu berkaitan dengan psiko tes semata. Masyarakat luas perlu memahami bahwa belajar psikologi tidaklah bertujuan untuk dapat melakukan tes psikologi melainkan memahami perilaku dalam arti yang sangat luas.
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan
untuk mencapai tujuan. Tingkah laku dalam pengertian ini, adalah tingkah laku
yang mempunyai tujuan. Psikologi menjelaskan berbagai aspek perkembangan
individu, melakukan analisis dan menjelaskan berbagai gejala-gejala jiwa
manusia. Sedangkan pendidikan mengembangkan berbagai potensi, yang secara luas
melibatkan aspek fisik dan psikis pada manusia. Ini menunjukkan bahwa psikologi
dan pendidikan merupakan satu hubungan yang sangat penting dalam konteks
pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hubungan antara psikologi dan pendidikan
kemudian melahirkan cabang ilmu baru yang dikenal dengan psikologi
pendidikan.
b) Berbagai
aliran psikologi
Aliran-aliran dalam psikologi yaitu
sebagai berikut:
1. Aliran
Progresivisme
Aliran progresivisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progresivisme
dalam sebuah realita kehidupan, agar manusia bisa survive menghadapi
semua tantangan hidup. Dinamakan instrumentalisme, karena aliran ini
beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia sebagai alat untuk hidup, untuk
kesejahteraan dan untuk mengembangkan kepribadiaan manusia. Dinamakan eksperimentalisme,
karena aliran ini menyadari dan mempraktikkan asas eksperimen untuk menguji
kebenaran suatu teori. Dan dinamakan environmentalisme, Karena aliran
ini menganggap lingkungan hidup itu memengaruhi pembinaan kepribadiaan.
Adapun tokoh-tokoh aliran progresivisme ini, antara lain, adalah William
James, John Dewey, Hans Vaihinger, Ferdinant Schiller, dan Georges Santayana.
Dengan kata lain akal dan kecerdasan anak didik harus dikembangkan dengan
baik. Perlu diketahui pula bahwa sekolah tidak hanya berfungsi sebagai
pemindahan pengetahuan (transfer of knowledge), melainkan juga berfungsi
sebagai pemindahan nilai-nilai (transfer of value), sehingga anak
menjadi terampildan berintelektual baik secara fisik maupun psikis. Untuk
itulah sekat antara sekolah dengan masyarakat harus dihilangkan.
2. Aliran Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Esensialisme muncul pada zaman Renaisance dengan ciri-cirinya yang berbeda
dengan progresivisme. Dasar pijakan aliran ini lebih fleksibel dan terbuka
untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih
yang mempunyai tata yang jelas.
Menurut Immanuel Kant, segala pengetahuan yang dicapai manusia melalui
indera memerlukan unsur apriori, yang tidak didahului oleh pengalaman lebih
dahulu. Bila orang berhadapan dengan benda-benda, bukan berarti semua itu sudah
mempunyai bentuk, ruang, dan ikatan waktu. Bentuk, ruang, dan waktu sudah ada
pada budi manusia sebelum ada pengalaman atu pengamatan. Jadi, apriori yang
terarah bukanlah budi pada benda, tetapi benda-benda itu yang terarah pada
budi. Budi membentuk dan mengatur dalam ruang dan waktu. Dengan mengambil
landasan pikir tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai substansi
spiritual yang membina dan menciptakan diri sendiri.
Roose L. finney, seorang ahli sosiologi dan filosof, menerangkan tentang
hakikat sosial dari hidup mental. Dikatakan bahwa mental adalah keadaan ruhani
yang pasif, hal ini berarti bahwa manusia pada umumnya menerima apa saja Yang
telah ditentukan dan diatur oleh alam sosial. Jadi, belajar adalah menerima dan
mengenal secara sungguh-sungguh nilai-nilai sosial angkatan baru yang timbul
untuk ditambah, dikurangi dan diteruskan pada angkatan berikutnya.
3. Aliran
Perenialisme
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang
berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman
sekarang. Dari pendapat ini diketahui bahwa perenialisme merupakan hasil
pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap tegas dan
lurus. Karena itulah, perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah
arah tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat, khususnya
filsafat pendidikan.
Menurut perenialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi,
karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif.
Jadi, dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk
mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang
cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan problema yang
perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya.
Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang
menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah
pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman
telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik,
ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, yang telah banyak
memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
Tugas utama pendidikan adalah mempersiapkan anak didik ke arah kematangan.
Matang dalam arti hidup akalnya. Jadi, akal inilah yang perlu mendapat tuntunan
ke arah kematangan tersebut. Sekolah rendah memberikan pendidikan dan
pengetahuan serba dasar. Dengan pengetahuan yang tradisional seperti membaca,
menulis, dan berhitung, anak didik memperoleh dasar penting bagi
pengetahuan-pengetahuan yang lain.
4. Aliran
Rekonstruksionisme
Kata Rekonstruksionisme bersal dari bahasa Inggris reconstruct, yang
berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksionisme
merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan
aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Menurut
Muhammad Noor Syam, kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang
merupakan zaman yang mempumyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran,
kebingungan, dan kesimpangsiuran.
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia
merupakan tugas semua umat manusia. Karenanya, pembinaan kembali daya
intelektual dan spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina
kembali manusia dengan nilai dan norma yang benar pula demi generasi yang akan
datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Di samping itu, aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa
merupakan suatu dunia yang diatur dan diperintah oleh rakyat secara demokratis,
bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Cita-cita demokrasi yang sesungguhnya
tidak hanya teori, tetapi mesti diwujudkan menjadi kenyataan, sehingga mampu
meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan
masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama
(kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.
c) Manusia
sebagai subjek pendidikan
Jika kita bicara tentang pendidikan maka yang terlintas di benak kita
adalah proses belajar mengajar di bangku sekolah, kita membayangkan ada satu
kelas siswa SD yang memakai kaos putih, celana merah, dasi merah dan topi
putih-merah yang duduk diam hikmat mendengarkan materi dari gurunya yang
terkesan galak dan menakutkan. Jika pendidikan diilustrasikan seperti itu maka
yang terbayang dalam benak kita adalah guru sebagai satu-satunya pelaku dalam pendidikan,
guru berperan penuh sebagai sumber ilmu dan siswa berperan sebagai obyek
pendidikan, sehingga dalam pikiran siswa timbul pemahaman kalau belajar itu
adalah proses menyimak & peroses mentransformasi ilmu dari guru ke siswa,
yang pada akhirnya siswa berpikir kalau proses belajar mengajar itu hanya
ada di bangku sekolah.
Dalam dekade ini timbul pemahaman baru tentang pendidikan, yang dulunya
berpikir kalau pendidikan itu hanya ada di sekolah bergeser kepemahaman baru
yaitu pemahaman kalau belajar itu tidak harus ada di bangku sekolah tapi bisa
dimana saja, mereka bisa belajar dari film, belajar dari teater, belajar dari
internet, belajar dari buku dan belajar dari kondisi real yang ada. Sehingga
pemahamannya tentang pendidikan berubah, yang dulunya belajar itu harus di
sekolah berkembang menjadi lebih luas lagi, yang dulunya belajar itu hanya
untuk anak-anak usia sekolah berkembang menjadi belajar sepanjang hayat yang
artinya tidak ada batasan umur, tidak ada batasan ruang dan waktu sehingga
timbul pemahaman baru kalau manusia itu sebagai pelaku dari pembelajaran,
sehingga timbul konsekwensi-konsekwensi dari pemahaman baru tersebut, karena
manusia itu memposisikan diri sebagai pelaku (penanggung jawab pembelajaran)
maka mereka sebagai individu dituntut untuk lebih aktif mencari ilmu dari
berbagai sumber.
Kalau kita berbicara tentang pendidikan maka kita tidak bisa lepas dari
yang namanya guru/pengajar, dewasa ini peran guru berubah dari pemberi materi
utama menjadi pembimbing ”pengarah dalam proses belajar-mengajar”, kalau kita
lihat dari posisi murid yang dulunya sebagai penerima materi berubah menjadi
pencari materi “ pencari ilmu pengetahuan”, perubahan itu secara filosofis
memiliki arti dan maksud yang sangat berbeda dari pemahaman lama. Di dalam pendidikan
selain ada guru dan murid/pencari ilmu yang berperan sebagai subyek maka objek
dari pendidikan adalah ilmu itu sendiri. Untuk memahami itu semua secara lebih
dalam lagi perlu dikaji secara filosofis dari pengertian-pengertian tersebut
d) Mutu
pendidikan
Definisi mutu memiliki
konotasi yang bermacam – macam tergantung orang yang memakainya. Mutu berasal
dari bahasa latin yakni “Qualis” yang
berarti what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). Mutu
menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Mutu menurut Juran ialah
kecocokan dengan kebutuhan.
Menurut
Philip H. Coombs melihat konsep mutu pendidikan tidak hanya diukur dari
prestasi belajar, seperti yang dikaitkan dengan kurikulum dan standarnya saja
tetapi mutu harus dilihat dari segi relevansi dan sejauh mana apa yang
diajarkan dan dipelajari itu sesuai dengan kebutuhan belajar saat ini dan untuk
masa yang akan datang. Lebih jauh dikemukakan bahwa masalah mutu pendidikan
hendaknya dikaitkan dengan keseluruhan dimensi mutu secara sistemik yang
berubah dari masa ke masa.
Beeby melihat mutu
pendidikan dari tiga perspektif yaitu : perspektif ekonomi, sosiologi dan
pendidikan. Berdasarkan perspektif ekonomi, yang bermutu adalah pendidikan yang
mempunyai kontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan
secara langsung dapat memenuhi angkatan kerja di dalam berbagai sektor ekonomi.
Dengan bekerjanya mereka pertumbuhan ekonomi dapat didorong lebih tinggi.
Menurut pandangan sosiologi, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang
bermanfaat terhadap seluruh masyarakat dilihat dari berbagai kebutuhan
masyarakat, seperti mobilitas sosial, perkembangan budaya, pertumbuhan
kesejahteraan, dan pembebasan kebodohan. Sedangkan menurut perspektif
pendidikan, melihat mutu pendidikan dari sisi pengayaan (richness) dari proses belajar mengajar dan dari segi kemampuan
lulusan dalam hal memecahkan masalah. Sedangkan menurut Hari Sudradjad
pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang
memiliki kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi
kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai –
nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill), lebih lanjut Sudradjad
mengemukakan pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan
manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral
(integrated personality) yaitu mereka
yang mampu mengintegralkan iman, ilmu dan amal
2.
Perkembangan dan
pertumbuhan manusia
a) Hakekat
perkembangan dan pertumbuhan manusia
Istilah pertumbuhan dan
perkembangan atau juga disebut tumbuhkembang sering dipergunakan seolah-olah
keduanya mempunyai pengertian yang sama, karena menunjukkan adanya proses
tertentu dan terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah kepada kemajuan.
Padahal sesungguhnya istilah perkembangan dan pertumbuhan mempunyai pengertian
yang berbeda.
Yang bertumbuh adalah hidup
sedangkan yang tidak bertumbuh adalah mati. Pertumbuhan adalah suatu proses
penyesuaian pada tiap-tiap fase perubahan. Perkembangan sesuatu sering
tergantung pada faktor-faktor pendukung pertumbuhan sesuatu itu. Perkembangan
pada dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu sehingga membuahkan hasil
atau manfaat bagi pihak lain. Istilah pertumbuhan khusus dimaksudkan untuk
pertumbuhan dalam ukuran dan fungsi fisik yang murni, sedangkan istilah
perkembangan khususnya dipakai untuk menunjukkan sifat-sifat khas gejala
psikologi atau kejiwaan.
b) Proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia
secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masa pembuahan sampai lahir
(masa dalam kandungan ibu) dan masa setelah lahir. Pada masa lahir, manusia
mengalami tahap-tahap perkembangan yaitu masa anak-anak, remaja, dewasa, dan
manula.
1. Masa Pembuahan sampai Lahir
Kehamilan didahului dengan pembuahan (fertilisasi).
Pembuahan terjadi karena bertemunya ovum (sel kelamin betina atau sel telur)
dengan sperma (sel kelamin jantan). Pembuahan akan menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot segera tumbuh dan memasuki rongga rahim. Setelah empat
hingga enam hari (akhir minggu pertama) setelah pembuahan, zigot akan tumbuh
membentuk embrio. Embrio akan melekat pada dinding rahim (uterus).
Embrio akan tumbuh terus di dalam rahim.
Pada usia empat minggu, panjang embrio sekitar enam
sampai tujuh milimeter. Organ tubuh yang penting sudah mulai terbentuk. Jantung
belum sempurna. Tangan dan kaki belum terbentuk. Pada akhir minggu ke lima,
panjang embrio sekitar dua belas milimeter. Pada bulan kedua dalam
kandungan, embrio berukuran sekitar empat sentimeter. Jantung telah sempurna.
Tangan dan kaki telah terbentuk. Rangka telah terbentuk tetapi masih berupa
tulang rawan. Pada bulan ketiga dalam kandungan, embrio kemudian disebut
janin (fetus). Panjang janin sekitar lima sampai delapan sentimeter dan berat
sekitar 10-45 gram. Pada usia ini semua organ telah terbentuk. Selanjutnya,
janin mengalami pertumbuhan memanjang, bertambah besar, dan bertambah
berat.
Pertumbuhan memanjang sangat mencolok selama bulan
ketiga, keempat, dan kelima. Pada usia lima bulan dalam kandungan, panjang
janin sekitar 15-19 sentimeter dan beratnya kira-kira 250-450 gram. Selama
bulan kelima, gerakan janin biasanya dapat jelas dirasakan oleh ibunya.
Sedangkan peningkatan berat badan sangat mencolok selama dua bulan terakhir
dari kehamilan
Di dalam rahim ibu, janin dilindungi oleh
selaput-selaput dan cairan (air ketuban). Selaput dan cairan ini
berfungsi melindungi janin dari benturan dan goncangan. Selama dalam kandungan,
janin mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah ibu melalui plasenta
atau ari-ari. Biasanya bayi akan segera lahir setelah usia kandungan 266 hari
atau 38 minggu setelah pembuahan. Pada saat lahir, berat badan janin sekitar 3
sampai 3,5 kg dengan panjang kira-kira lima puluh sentimeter. Meskipun ada pula
janin yang saat lahir berat badannya kurang dari 3 kg atau lebih dari 3,5 kg.
2. Masa setelah Lahir
Bayi akan segera bernapas begitu lahir. Paru-paru
mulai berfungsi. Saat dilahirkan, secara proporsional kepala lebih besar
daripada tubuhnya. Setelah itu lengan, kaki, dan paha tumbuh lebih cepat
daripada kepala. Setelah lahir, manusia akan mengalami tahap-tahap perkembangan
mulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula (manusia lanjut usia). Masa
pertumbuhan manusia ada batasnya. Secara normal, pada laki-laki pertumbuhan
akan terhenti pada usia sekitar 22 tahun. Sedangkan pada perempuan, pertumbuhan
akan terhenti pada usia sekitar 18 tahun. Pada kebanyakan remaja, perkembangan
tubuh lebih cepat dialami pada waktu mereka berusia 12-18 tahun. Untuk remaja
perempuan, pertumbuhan cepat itu biasanya terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan
untuk remaja laki-laki pada usia 14 tahun.
Setelah usia 14 tahun, remaja laki-laki biasanya
mengejar ketinggalan tinggi dan beratnya itu dan melampaui tinggi serta berat
remaja perempuan. Pertumbuhan bayi sampai dewasa dipengaruhi oleh makanan,
terutama yang mengandung protein tinggi, hormon, dan faktor keturunan dari
kedua orang tuanya. Bahan makanan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah bahan
makanan yang mengandung protein tinggi seperti ikan, daging, telur, susu, keju,
kacang kedelai (tahu, tempe), dan kacang-kacangan lainnya. Hormon yang
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan adalah hormon tumbuh dan hormon kelenjar
gondok (tiroksin).
a. Masa
anak-anak
Masa anak-anak
dimulai sejak lahir (bayi) hingga masa remaja, bayi sangat membutuhkan air susu
ibu (ASI). Sebaiknya ASI diberikan pada bayi selama dua belas bulan sejak
kelahiran. Hal ini karena bayi membutuhkan ASI selama tahun pertama
kehidupannya. Pada usia balita terjadi pertumbuhan sel-sel otak, sehingga
diperlukan makanan yang bergizi. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi
akan belajar duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan. Otaknya tumbuh membesar
dan bayi mulai berbicara. Umumnya bayi mulai berjalan dan mulai berbicara
sekitar usia satu tahun. Pada usia sekitar tiga tahun, anak-anak mulai
berbicara kalimat pendek. Anak-anak belajar menggambar, membaca, dan menulis.
Bermain merupakan hal yang penting dalam kehidupan anak-anak. Menjelang usia
sepuluh tahun, anak-anak sudah mencari teman. Mereka juga sudah tahu bagaimana
berbagi, melakukan tugas mereka, dan bekerja sama dengan orang lain.
b. Masa remaja
(masa pubertas)
Pertumbuhan dan
perkembangan manusia menjadi dewasa mengalami suatu tahap yang disebut masa
pubertas. Pada masa ini baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan pertumbuhan
yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk, dan organ
kelaminnya sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang.
c. Dewasa
Secara biologi,
makhluk hidup (organisme) disebut dewasa bila telah menghasilkan sel-sel
kelamin. Demikian pula pada manusia sebagai makhluk hidup. Pada laki-laki
ditandai dengan kemampuan testis (buah zakar) untuk menghasilkan sperma. Pada
perempuan ditandai dengan kemampuan ovarium (indung telur) menghasilkan sel
telur. Hal ini menunjukkan bahwa manusia telah dewasa yang berarti telah mampu
bereproduksi. Pada masa dewasa, badan seseorang tidak mengalami pertumbuhan
tinggi lagi, tetapi hanya bertambah berat. Manusia dewasa telah memiliki
tanggung jawab akan hidupnya. Mereka juga memikirkan pendidikan dan pekerjaan
untuk masa depannya. Berkeluarga juga merupakan hal yang penting pada masa
dewasa.
d. Manula
Manula atau
manusia lanjut usia, yaitu seseorang yang telah memasuki usia lanjut. Pada usia
ini, biasanya organ-organ manusia sudah mulai melemah atau berkurang
kemampuannya. Pada manula, biasanya pigmentasi rambut kepala telah berkurang,
sehingga rambut terlihat memutih. Gigi mulai tanggal bergantian dan tidak akan
tumbuh kembali. Biasanya kulit sudah mulai tampak keriput. Pada manula umumnya
penglihatan sudah mulai kabur karena daya akomodasi lensa mata berkurang dan
pendengaran sering kali sudah berkurang. Pada manula, aktivitas organ reproduksi
mulai menurun. Pada perempuan, ovarium sudah tidak dapat menghasilkan sel telur
lagi, sehingga tidak terjadi menstruasi lagi. Masa ini disebut menopause. Akan
tetapi, pada laki-laki proses pembentukan sperma masih terjadi, meskipun telah
menurun.
c) Berbagai
issu tentang perkembangan manusia
Isu adalah kabar yang tidak jelas asal usulnya dan
tidak terjamin kebenarannya. Pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana
perkembangan manusia, apakah dalam perkembangannya dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu. Hal-hal tersebut yang akhirnya mengganggu pemikiran para psikolog
sejak berkembangnya ilmu psikologi, selanjutnya perdebatan para psikolog sering
kali terjadi, diantaranya :
1.
Bawaan dan Lingkungan (Nature Vs Nurture)
Salah satu pokok permasalahan yang sering
diperdebatkan diantara para ahli psikologi ialah mengenai kotroversi
bawaan-lingkungan (nature-nurture controversy) yakni, apakah
perkembangan utama yang terjadi pada tiap-tiap individu lebih dipengaruhi oleh
bawaan ataukah lebih dipengaruhi oleh lingkungan
2.
Kontinuitas dan Diskontinuitas
Permasalahan atau isu yang kedua ialah bagaimana laju
perkembangan itu sendiri. apakah berjalan secara kontinyu ataukah diskontinyu.
Dalam buku Life Span Development, John W. Santrock, memberikan dua opsi. Yang
pertama, mengibaratkan pertumbuhan manusia itu secara berangsur layaknya
pertumbuhan bibit hingga menjadi sebuah pohon raksasa, dimana pertumbuhannya
berjalan lambat. Ia juga menggambarkan bahwa pertumbuhan manusia itu layaknya
ulat yang kemudian berubah menjadi kupu-kupu, dimana perkembangannya berjalan
lebih cepat.
3.
Stabilitas dan perubahan
Permasalahan yang ke-3 ialah apakah perkembangan itu
stabil ataukah mengalami perubahan selama beberapa waktu.
4. Pengalaman sebelum
dan pengalaman kemudian
Pengalaman pada masa pertama kehidupan memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman
tersebut merupakan pembekalan awal untuk proses perkembangan selanjutnya. Para
ahli yang mendukung paham ini menyatakan bahwa anak-anak dapat ditempa
sepanjang perkembangan dan pengasuhan sebelum dan kemudian berkedudukan sama
pentingnya.
Ahli perkembangan masa hidup menyatakan bahwa
pengalaman-pengalaman sebelumnya merupakan penyumbang penting bagi
perkembangan, tetapi tidak lebih penting dari pada pengalaman-pengalaman
kemudian
5.
Pengaruh Masa Prenatal terhadap perkembangan individu dalam jangka panjang.
Perkembangan manusia pada masa prenatal ini sangatlah penting dan sangatlah
besar pengaruhnya bagi perkembangan individu dalam tahap-tahap perkembangan
kehidupan selanjutnya. Pada masa ini kondisi rahimlah yang sangat menentukan
perkembangan janin.
Pada umumnya rahim merupakan lingkungan yang sangat
nyaman dan terlindung dari setiap gangguan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan
jika kondisi tersebut berubah disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar
hingga akibat terparah yang akan terjadi pada janin ialah kerusakan-kerusakan
pada sel yang sedang terbentuk pada janin tersebut. Dan pada akhirnya bayi
tersebut akan terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kelatarbelakangan
mental.
d) Assesman
perkembangan
Proses
perkembangan manusia hendaknya tidak dipandang sepenuhnya sebagai salah satu
saja, apakah dari hereditas atau dari lingkungan atau sebagainya. Kebanyakan
para ahli perkembangan masa hidup mengakui bahwa sikap (posisi) yang ekstrim
dalam isu ini tidak bijaksana, perkembangan tidak semuanya kontinyu atau
semuanya diskontinyu, dan tidak semuanya stabilitas dan perubahan. Karena semua
itu menandai perkembangan kita sepanjang siklus masa hidup.
Lingkungan nutritif selama masa prenatal, memberikan
dampak atau pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan individu di masa
depannya. Faktor gen, kematangan embrio, faktor psikiologis, serta
asupan-asupan dari sang ibu. Seluruh faktor tersebut sangat menunjang dan
menentukan bagaimana dan seperti bayi akan terlahir nantinya.
e) Manfaat
mempelajari perkembangan manusia bagi pendidikan
Adapun beberapa manfaat psikologi perkembangan sebagai berikut :
· Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui
fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia.
· Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari
psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik
segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya.
· Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu
maka orang dapat menilai dirinya sendiri.
· Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa
sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa
orang lain.
· Dengan bekal pengetahuan, psikologi juga dapat
dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat
mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat
kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri.
Kajian psikologi perkembangan
berkaitan dengan pengembangan pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman
aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai
aliran psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya pembahasan psikologi
ini memberikan perhatian terhadap bagaimana input dan output pendidikan dapat
berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
Secara Psikologis, manusia
merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologi dalam
pengembangan pendidikan dan pengajaran sesungguhnya memperhatikan keunikan yang
dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari tingkat kecerdasan, kemampuan
sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya.
Aspek pendidikan sesungguhnya
mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik dalam hal pokok masalah maupun
metode penyampainnya. Kajian psikologi perkembangan telah melahirkan berbagai
teori yang mendasari sistem pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori
dalam pembelajaran, seperti teori Classical conditioning, connectionism,
operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori
pembelajaran lainnya.
Selain itu, penilaian sistem
pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami
seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis kita
dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pendidikan. Di samping itu kajian psikologis telah
memberikan pembelajaran tertentu. Sumbangan nyata dalam pengukuran
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah
dikembangkannya berbagai test psikologis, baik untuk mengukur tingkat
kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya. Pemahaman kecerdasan
bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis,
memiliki arti penting dalam upaya pengembangan proses pendidikan individu yang
bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang
optimal. Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi perkembangan.
No comments:
Post a Comment