Monday, July 1, 2019

TEKNIK ANALISIS DAN PENYAJIAN DATA

I. Pendahuluan

            Tugas seorang peneliti tidak hanya sampai pada selesainya penelitian, tetapi ia mempunyai tugas selanjutnya yaitu mengolah data, menganalisis data, menginterpretasikan data, yang kemudian menulisnya dalam bentuk laporan penelitian, mempresentasikan dan mempublikasikan penelitian. Tugas ini sangat mulia, karena karena dengan dipublikasikan hasil penelitiannya, akan bermanfaat bagi masyarakat luas.
            Setelah selesai penelitian, data (kasar) yang diperoleh harus diolah terlebih dahulu. Pilihlah data yang menjawab hipotesis, permasalahan dan tujuan penelitian, sedangkan data lainnya dapat disimpan untuk keperluan lain. Data kasar dapat  disederhanakan, ditabulasikan atau bentuk-bentuk lain agar mudah dianalisis. Data yang telah diolah dan disederhanakan kemudian dianalisis. Analisis data yang dipilih tentunya jenis analisis yang mampu menjawab hipotesis, permasalahan dan tujuan penelitian. Data yang telah dianalisis kemudian disajikan bisa dalam bentuk tabel, gambar, ilustrasi atau bentuk-bentuk lainnya.
            Dalam penelitian sosial, data yang diperoleh pada umumnya berupa data kualitatif, sehingga dalam pengolahannya sedikit berbeda dengan penelitian eksakta. Data atau informasi yang diperoleh dipilih. Data atau informasi yang dipilih adalah data atau informasi menjawab hipotesis, perumusan masalah, pertanyaan penelitian atau tujuan penelitian. Pilih analisis data yang tepat untuk menjawab hal di atas.

II. Analisis Data
            Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisislah, data tersebut  dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian (Nazir, 1988). Data mentah yang telah dikumpulkan selama penelitian perlu dipecah-pecah dalam kelompok-kelompok, diadakan katagorisasi, dilakukan manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis. Manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena.
Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan.        Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
Sehubungan dengan uraian tentang proses analisa dan penafsiran data di atas, maka dapat dijelaskan pokok-pokok persoalan sebagai berikut: Konsep dasar analisis data, Pemerosotan satuan, kategorisasi termasuk pemeriksahan keabsahan data, kemudian diakhiri dengan penafsiran data.

III. Konsep Dasar Analisis Data
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan.

IV. Pemrosesan Satuan
Uraian tentang pemrosesan satuan ini terdiri dari tipelogi satuan dan penyusunan satuan.
1. Tipelogi satuan.
Satuan atau unit adalah satuan suatu latar sosial. Pada dasarnya satuan ini merupakan alat untuk menghaluskan pencatatan data. Menurut Lofland dan Lofland, (1984) (dalam lexy 2002: 190), satuan kehidupan sosial merupakan kebulatan di mana seseorang mengajukan pertanyaan. Lincoln dan Guba (1985: 344) menamakan satuan itu sebagai satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori.
Sehubungan dengan itu, Patton, (1987: 306-310) membedakan dua jenis tipe satuan yaitu (1) tipe asli dan (2) tipe hasil konstruk analisis. Patton menyatakan bahwa tipe asli inilah yang menggunakan prespektif emik dan antropologi. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa perilaku sosial dan kebudayaan hendaknya dipelajari dari segi pandangan dari dalam dan definisi perilaku manusia. Jadi, konseptualisasi satuan hendaknya ditemukan dengan menganalisis proses kognitif orang-orang yang diteliti, bukan dari segi etnosentrisme peneliti.
Pendekatan ini menuntut adanya analisis kategori verbal yang digunakan oleh subjek untuk merinci kompleksitas kenyataan ke dalam bagian-bagian. Patton, menyatakan bahwa secara fundamental maksud penggunaan bahasa itu penting untuk memberikan ”nama” sehingga membedakan dengan yang lain dengan ”nama” yang lain pula. Setelah ”label” tersebut ditemukan dari apa yang dikatakan oleh subjek, tahap berikutnya ialah berusaha menemukan ciri atau karakteristik yang membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Untuk itu, tipelogi asli ini merupakan kunci bagi peneliti untuk memberikan nama sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan, dirasakan, dan dihayati oleh para subjek dan dihendaki oleh latar peneliti.
2. Penyusunan Satuan
Lincoln dan Guba (1985: 345) mengatakan bahwa langkah pertama dalam pemrosesan satuan ialah analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu, usahakan agar satuan-satuan itu diidentifikasi. Peneliti memasukkan ke dalam kartu indeks. Penyusunan satuan dan pemasukan ke dalam kartu indeks hendaknya dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap ini analisis hendaknya jangan dulu membuang satuan yang ada walaupun mungkin dianggap tidak relevan.
3.    Kategorisasi
Kategorisasi dalam uraian ini terdiri atas (1) fungsi dan prinsip kategorisasi dan (2) langkah-langkah kategorisasi yang diuraikan sebagai berikut.
(1). Fungsi dan prinsip kategorisasi
Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu. Selanjutnya Lincoln dan Guba menguraikan kategorisasi adalah (1) mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan, (2) merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data, dan (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan yang lain megikuti prinsip taat asas.
(2). Langkah-langkah kategorisasi
Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analisis komparatif yang langkah-langkahnya dijabarkan atas sepuluh langkah, yang mana langkah yang terakhir adalah analisis harus menelaah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan. Setelah selesai di analisis, sebelum menafsirkan penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan datanya, pemeriksaan itu dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data.

V. Keabsahan data
Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan (crebility) dengan teknik triangulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat (Moleong, 2004).
Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada (Moleong,2004). Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil observasi, hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bantuan alat pada efektif membaca.
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang diteliti, rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengecekan teman sejawat/kolega dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai proses dan hasil penelitian dengan harapan untuk memperoleh masukan baik dari segi metodologi maupun pelaksanaan tindakan.
            Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang terjadi dianalisis, perlu dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena lain di luar penelitian.
            Ada beberapa langkah dalam pengolahan data yaitu: a) editing, b) mengkode data: kode dan jenis pertanyaan/pernyataan, tempat kode; c) membuat tabulasi, d) menganalisis data.

a. Editing
            Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan, daftar pertanyaan atau pada pedoman wawancara perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki. Jika masih terdapat yang salah atau yang masih meragukan perlu dilakukan revisi. Artinya,  pada tahap ini anda meningkatkan kualitas data.
            Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a)      apakah data sudah lengkap dan sempurna?
b)      Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca?
c)      Apakah semua catatan dapat dipahami?
d)      Apakah semua data sudah cukup konsisten?
e)      Apakah data cukup seragam?
f)        Apakah ada data yang tidak sesuai?

b. Mengkode data
            Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya ”ya” atau ”tidak”. Untuk memudahkan analisis, maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode-kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer.
            Pemberian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pernyataan, jawaban atau pertanyaan. Dalam hal ini dapat dibedakan: a) jawaban yang berupa angka, b) jawaban dari pertanyaan tertutup, c) jawaban pertanyaan semiterbuka, d) jawaban pertanyaan terbuka, e) jawaban pertanyaan kombinasi.



c. Membuat tabulasi
            Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

d. Menganalisis data     
 Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Jenis analisis data yang dipilih hendaknya yang mampu menjawab hipotesis, pertanyaan penelitian, perumusan masalah atau tujuan penelitian.
 Anda dapat menganalisis data dengan bantuan statistik atau alat analisis lainnya. Pada prinsipnya, semuanya itu hanyalah alat untuk membantu anda dalam menganalisis. Jika anda salah dalam memilih jenis analisis data, maka besar kemungkinan tujuan penelitian anda tidak akan tercapai.

VI. Penyajian Data
Bagian hasil penelitian berfungsi untuk menjelaskan hasil penelitian anda, tanpa interpretasi, dalam  rangkaian yang logis dan urut. Penjelasan ini disajikan dalam bentuk tabel, gambar atau ilustrasi atau foto dan teks. Bentuk mana yang harus anda pilih? Ini bergantung kepada tingkat kompleksitas data, efisiensi penyajian, dan kemudahan data itu dibaca.
 Data atau informasi kualitatif biasanya disajikan dalam bentuk teks – yang disajikan secara deskriftif. Sementara, data kuantitatif yang sangat sederhana akan lebih efisien jika disajikan dalam bentuk teks. Sebagai contoh,  data yang hanya menginformasikan satu variabel – dengan hanya satu baris dalam tabel– akan lebih efisien jika disajikan dalam bentuk teks.
Ada data atau informasi yang akan lebih efisien dan lebih mudah dibaca jika data atau informasi tersebut disajikan dalam bentuk foto. Sebagai misal, data  hasil analisis jaringan yang menginformasikan jaringan yang abnormal dan yang normal lebih baik disajikan dalam bentuk foto. Foto ini tentu saja harus dilengkapi dengan keterangan yang memadai. Sajian dalam bentuk foto ini harus dijelaskan secara  rinci dalam teks.
Teks dalam hasil penelitian harus mampu memberikan petunjuk kepada pembaca. Caranya anda harus menekankan kunci-kunci hasil penelitian anda untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis. Fungsi utama teks adalah memberikan penjelasan  tentang informasi yang disajikan dalam tabel dan gambar atau ilustrasi.
            Tidak semua data yang dihasilkan selama penelitian ditampilkan dalam bagian hasil ini. Hanya data yang  menjawab hipotesis yang perlu disajikan. Hipotesis mengisyaratkan cara memilih bahan untuk penyajian. Hipotesis menjelaskan mengenai lingkup tulisan kita. Oleh sebab itu, sajikan hasil penelitian anda dalam rangkaian yang logis untuk menjawab hipotesis, atau pertanyaan penelitian yang biasanya ditulis dalam pendahuluan.

a. Pembuatan Tabel
Dalam penerbitan jurnal internasional, tabel selalu ditulis dalam halaman terpisah dari teks, biasanya setelah daftar pustaka. Tabel diberi nomor urut mengikuti angka arab, dan setiap tabel diketik dalam halaman terpisah. Sebelum membuat tabel perhatikan dulu format yang ada pada contoh artikel terbaru.
            Umumnya garis horisontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga, yaitu pada bagian atas (judul kolom) dan satu pada penutup tabel. Garis vertikal sama sekali tidak diperbolehkan. Setiap tabel yang ada harus dirujuk atau dibahas di dalam kalimat. Tabel biasanya dibaca dari atas ke bawah.
            Judul tabel biasanya ditempatkan di atas tabel. Perhatian format penulisan judul tabel. Judul tabel hendaknya mencerminkan isi tabel, jelas, singkat, menarik dan akurat. Judul tabel merupakan kalimat pernyataan secara ringkas yang berdiri sendiri dan dapat menerangkan arti tabel. Judul ”Rataan berat badan broiler selama penelitian” tidak memberikan informasi yang lengkap.
 Pembaca tidak akan mengetahui tentang penelitian apa yang telah dilakukan oleh peneliti. Padahal sebuah tabel harus bisa berdiri sendiri. Lain halnya jika judul di atas diubah menjadi ”Pengaruh pemberian ekstrak daun katuk terhadap berat badan broiler selama penelitian”. Judul ini memberikan informasi tentang perlakuan apa yang diteliti. Hindari penggunaan dalam singkatan dalam judul tabel. Judul tabel diletakkan di atas tabel dengan diawali huruf kapital tanpa diakhiri dengan tanda titik.
            Judul kolom dan baris dalam tabel juga perlu anda perhatikan susunannya. Buat judul kolom dan baris yang dapat dengan mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca. Singkatan dalam bagian ini sangat tidak dianjurkan. Akan tetapi jika terpaksa harus menggunakan singkatan maka perlu dijelaskan dalam catatan kaki.  Umumnya judul kolom merupakan judul tentang perlakuan dari sebuah penelitian, misalnya level protein, level energi dll., sedangkan judul dalam baris biasanya diisi dengan variabel yang diteliti. Judul variabel hendaknya dilengkapi dengan satuannya.
Sistem penulisan satuan variabel yang ditabulasikan juga perlu diperhatikan dengan cermat. Tabel dibaca dari atas ke bawah. Syarat yang selalu ditekankan dalam pembuatan tabel adalah bahwa pembaca bisa memahami dan menginterpretasikan tabel itu sendiri tanpa harus membaca teks. Susunlah data pada tabel sesuai dengan urutan penyajian dan pembahasan dalam teks. Kelompokkan data sejenis dalam satu tabel.
Catatan kaki pada tabel merupakan simbol non numerik seperti *, †, ‡ .. Petunjuk catatan kaki diletakkan pada bagian tabel yang memerlukan informasi tambahan tersebut.
            Tabel dengan mudah dapat dibuat dengan menggunakan word processor untuk fungsi tabel (microsoft word) dan juga dengan excel atau program yang lainnya. Berikut adalah contoh tabel untuk jurnal ilmiah.
            Untuk membuat tabel dalam artikel dengan menggunakan fungsi tabel dari microsoft word, pertama-tama setiap data dalam tabel harus dalam sel yang terpisah.
Berikut langkah-langkahnya:
1.    Tentukan jumlah kolom dan baris yang dibutuhkan.
2.      Buka insert table dialog box dengan mengklik icon atau menggunakan table drop-down menu. Maka akan terdapat tampilan tentang jumlah kolom dan baris.
3.      Masukkan jumlah kolom dan baris dan pilih ”autofit to contents”. Tambahan baris dapat dengan mudah dilakukan dengan Table > Insert > Row Below, tetapi lebih sulit untuk menentukan kolom kemudian.  Berikut ini tampilannya.


Spanner head

Stub head  (↓)
Column head
Column head
Column head
Column head
Row head




   Sub head




   Sub head




Row head




Contoh tabel.
Table 1. Effects of fermented chub mackerel extract on activities of lipogenic
related enzymes in the liver of diabetic rats.

Enzymes
0% FCME
1% FCME
2% FCME
Acetyl-CoA carboxylase (nmol/min/mg protein
Fatty acid synthetase (nmol/min/mg protein
HMG-CoA reductase (pmol/min/mg protein
Cholesterol 7a-hydroxylase (nmol/hr/mg protein
1.61 + 0.511

1.15 + 0.44
13.72 + 4.25

10.07+ 1.23
1.08 + 0.23**

0.71 0.29*
11.76 + 2.08

11.69 + 0.65**
1.07+ 0.58*

0.69 + 0.45*
12.64 3.05

17.09 + 4.29**
1Mean + SD for 7 rats.
*Significantly different (p<0.05) from the control group.
** Significantly different (p<0.01) from the control group.

b. Gambar
            Biasanya judul gambar dilampirkan setelah tabel. Tuliskan judul gambar dalam halaman terpisah dari gambarnya. Jika ada beberapa gambar, bisa diberi nomor dan judulnya dan mengetiknya dalam satu halaman. Perhatikan format penulisan judul gambar pada artikel contoh.
            Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Setiap gambar dicetak pada halaman terpisah. Untuk tidak membingungkan, tuliskan nomor gambar dan nama penulis dibalik (halaman belakang) gambar tersebut. Selain itu, untuk gambar yang tidak langsung kelihatan mana bawah dan atas, harus ditunjukkan di margin gambar tersebut dengan pensil. Karena gambar tidak disertai dengan judulnya, jangan sampai salah memberikan nomor di belakang gambar atau salah mengurutnya dalam teks.
            Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan gambar atau ilustrasi.
          Gambar selalu ditulis dalam halaman terpisah dari teks.
          Gambar diberi nomor urut mengikuti angka arab.
          Setiap gambar diketik dalam halaman terpisah.
          Perhatikan dulu format yang ada pada contoh artikel terbaru.
          Judul gambar dapat berupa satu kalimat atau lebih.
          Judul gambar diletakkan di bawah gambar dan diawali oleh huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik.
          Judul gambar biasanya ditulis terpisah dari gambar.
          Gambar biasanya dibaca dari bawah ke atas.
          Setiap gambar biasanya mempunyai simbol. Untuk itu, setiap simbol harus diberikan keterangan. Ukuran simbol dan keterangannya harus proporsional dengan ukuran gambar dan dapat dibaca dengan jelas.
          Setiap gambar yang terdapat dalam tulisan harus dirujuk di dalam teks.




DAFTAR PUSTAKA


Amirin, T. M.  1995. Menyusun Rencana Penelitian. PT Raja Grafindo Pustaka, Jakarta.

Haryanto, A. G., H. Ruslijanto dan D. Mulyono. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya IlmiahPenerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Malo, M. 1997. Metode Penelitian Sosial. Universitas Terbuka, Jakarta.

Mariani, I. R. dan J. Kuncoro. 2001. Teknik Mencari dan Menulis BeritaPusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.

Mullins, C. J. 1980. The Complete Writing Guide to Preparing Reports, Proposals, Memos, Etc. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, NJ.

Nazir, M. 1988.  Metode PenelitianGhalia Indonesia, Jakarta.

Rifai, M. A. 1995. Pegangan: Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. UGM Press. Yogyakarta.

Santoso, U. 2006. Merancang Penelitian Berskala Nasional. Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.  Bengkulu.

Santoso, U. 2007. Tips  Praktis Menulis Karya Ilmiah InternasionalJurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.  Bengkulu.

Winarto, Y. T., T. Suhardiyanto, dan E. M. Choesin. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis dan MencermatinyaYayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Description: http://us-ads.openx.net/w/1.0/ri?ts=1fHNpZD02NTczOHxhdWlkPTMxNDczNXxyaWQ9MGYzMTViZjctNzVmYi00OWUxLWE3ZmUtMjM5MjU5N2VhMzM4fHBjPVVTRHxydD0xMzU3ODI0MTAwfHB1Yj03OTQ5NA&cb=21083966

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate