Tanah liat atau Lempung
adalah partikel mineral
berkerangka dasar silikat
yang berdiameter
kurang dari 4 mikrometer. Tanah liat mengandung leburan silika dan/atau aluminium
yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi.
Tanah liat terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat
dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Tanah liat membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah
terkena air.
Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang
mendominasinya.
Mineral lempung
digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium
yang membentuk kristalnya.
Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium,
sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang mengapit
satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat
elastis yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku
inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau
"pecah-pecah" bila kering. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lempung)
Tanah liat dihasilkan oleh alam, yang bersal dari pelapukan kerak bumi
yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik,
terdiri dari batuan granit dan batuan beku. Kerak bumi
terdiri dari unsur unsur seperti silikon, oksigen, dan aluminium. Aktivitas
panas bumi membuat pelapukan batuan silika oleh asam karbonat. kemudian membentuk terjadinya
tanah liat. Transportasi air mempunyai pengaruh khusus pada tanah liat, salah
satunya ialah gerakan arus air cenderung menggerus mineral tanah liat menjadi
partikel-partikel yang semakin mengecil. Pada saat kecepatan arus melambat,
partikel yang lebih berat akan mengendap dan meninggalkan partikel yang halus
dalam larutan. Pada saat arus tenang, seperti di danau atau di laut, partikel –
partikel yang halus akan mengendap di dasarnya. Tanah liat yang dipindahkan
bisaanya terbentuk dari beberapa macam jenis tanah liat dan berasal dari
beberapa sumber (http://ruangkumemajangkarya. wordpress.com/mengenal-tanah-liat-atau-lempung/).
Tanah Liat atau tanah lempung
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok
untuk dijadikan lahan pertanian.
- Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam
keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan
lainnya.
- Dalam keadaan kering, butiran tanahnya
terpecah-pecah secara halus.
Merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya yang
dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas 10000C. Karena
pembentukannya melalui proses panjang dan bercampur dengan bahan pengotor, maka
tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna krem/abu-abu/coklat/merah
jambu/kuning, suhu matang antara 9000C-14000C. Semakin tinggi
suhu bakarnya semakin keras dan semakin kecil porositasnya, sehingga benda
keramik menjadi kedap air. (http://ruangkumemajangkarya.
wordpress.com/mengenal-tanah-liat-atau-lempung/).
Menurut Sumanto (2005: 191) tujuan dimanfaatkannya lingkungan alam dan
budaya dalam pembelajaran di TK adalah:
a) Agar
pembelajaran bisa lebih efektif, dengan lingkungan yang sudah dikenal anak maka
anak dapat menerima dan menguasai dengan baik
b) Agar
pelajaran jadi relefan dengan kebutuhan siswa sesuai dengan minat dan
perkembangannya.
c) Agar
lebih efisien murah dan terjangkau yakni dengan menggunakan bahan alam, seperti
tanah liat.
Karena pembelajaran yang
disukai anak adalah melalui bermain maka metode bermain plastisin sangat tepat
untuk langkah awal pembentukan kreativitas karena diawali dengan proses
melemaskan plastisin dengan meremas, merasakan, menggulung, memipihkan, dll.
Menurut Piaget (Sujiono, 2009: 56) menyatakan bahwa
pengetahuan bukan hanya berupa peniruan dari lingkungan anak melainkan lebih
kepada mengonstruksi pemikiran. Media dari tanah liat juga mempelajari
bagaimana obyek dapat berubah posisi dan bentuknya, sesuai keinginan atau
khayalan anak menurut teori perubahan/transformasi.
No comments:
Post a Comment