Tuesday, July 2, 2019

PERANCANGAN SAMPEL


           

            Sampel merupakan bagian dari keseluruhan obyek (populasi) yang diambil sebagai obyek penelitian. Persoalan perancangan sampel dianggap sangat penting, tidak hanya terkait dengan kredibiltas dan mutu penelitian itu sendiri tetapi juga terkait dengan berapa banyak biaya penelitian yang harus dibayar. Oleh karena itu, kepandaian dan pengalaman seseorang peneliti dalam menggabungkan berbagai kepentingan yang berbeda sangat menentukan keberhasilan perancangan sampel.

A. Mengapa Dalam Penelitian digunakan Sampel ?
            Rumusan pertanyaan ini muncul mengingat pembaca hasil penelitian akan mempertanyakan apakah dengan digunakannya sampel dapat dikatakan telah dapat mewakili seluruh populasi. Padahal sampel hanya sebagian kecil dari keseluruhan populasi. Kalaupun seluruh populasi ditetapkan sebagai responden, maka teknik yang digunakan adalah sensus. Dengan teknik sensus akan membutuhkan biaya yang mahal, tenaga pencacah yang banyak. Serta waktu penyelenggaraan sensus yang cukup lama. Sifat sensus yang seperti di atas tidak luwes dan tidak praktis untuk pengambilan keputusan yang bersifat terbatas.
            Sampael yang baik harus mengandung dua kriteria yaitu kecermatan (accuracy) dan ketepatan (precision). Kedua kriteria ini sangat penting sebagai pertimbangan pengambilan sampel agar dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada. Unsur kecermatan dalam pengambilan sampel dimaksudkan bahwa sampel yang diambil tidak akan bias. Maksudnya sampel tidak akan memberikan reaksi yang terlalu berlebih atau kurang. Jadi sampel bisa mewakili populasi secara wajar. Kriteria ketepatan mengandung arti sampel yang diambil dapat mewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut. Agar sampel dapat mewakili seluruh populasi, maka peneliti tidak akan sembarangan dalam mengambil sampel.
            Ada beberapa teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan sesuai dengan strategi penelitian yang akan dilakukan. Dengan mempertimbangkan tujuan dan dana yang tersedia, peneliti dapat memilih satu diantaranya sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, William Emory menyusun klasifikasi jenis-jenis sampel dalam tabel berikut :

Tabel Klasifikasi Jenis-jenis sampel
Element Selections
Representation Basis
Probability
Non Probability
Tidak dibatasi (Unrestricted)
Simpel random
Convenience
Dibatasi (Restricted)
Complex
Random
-      systematic
-      cluster
-      stratified
-      double
Purposiv
-        expert choice
-        quota

Emory menyusun klasifikasi sampel berdasarkan dua pertimbangan, yaitu (a) elemen penyeleksi (element selection) dan (b) basis keterwakilan (representation basis). Berdasar elemen seleksi, responden dipilih dengan mempertimbangkan apakah seluruh populasi mempunyai peran yang sama. Dengan demkian setiap anggota populasi tidak akan ditolak untuk menjadi responden. Basis keterwakilan menunjukkan bahwa setiap sampel harus dipertimbangkan apakah responden dapat mewakili populasi mengingat adanya faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat peran masing-masing anggota populasi. Dengan mempertimbangkan perannya masing-masing, melalui suatu proses seleksi, setiap anggota populasi dapat menjadi sampel.
            Ditinjau dari basis keterwakilannya, setiap anggota populasi dapat mempunyai kesempatan yang sama menjadi rsponden. Meskipun melalui proses seleksi kemukinannya sama, namun peneliti dapat pula memilih responden dengan tidak perlu mempertimbangkan probabilitasnya. Cara pengambilan sampel seperti ini disebut non probability.
            Arti Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Teknik ini berdasarkan konsep seleksi secara acak (random selection) yang pada dasarnya setiap elemen populasi dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk mnjadi sampel. Hal ini akan berbeda dengan nonprobability sampling yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian dalam nonprobability sampling, menggunakan cara yang berbeda.
            Penentuan desain sampel dalam suatu penelitian bisnis memerlukan banyak pertimbangan. Seorang peneliti perlu memperhatikan enam langkah berikut ini :
  1. Apakah sampel relevan dengan populasinya ?
  2. Tipe sampel apakah yang akan diambil ?
  3. Apakah akan menggunakan kerangka pengambilan sampel ?
  4. Apakah yang menjadi parameter pihak-pihak yang berkepentingan ?
  5. Berapa sampel yang akan diambil ?
  6. Berapa biaya yanga akan dikeluarkan ?
Ke enam langkah di atas menunjukkan bahwa sampel yang diambil harus dapat memenuhi tujuan penelitian yang akan dicapai. Ini berarti sampel harus benar-benar memenuhi ukuran kelayakan yang berarti sampel harus cukup kompeten. Arti cukup, berarti jumlahnya memadai untuk dianalisis, sedangkan arti kata kompeten berarti dapat diyakini kredibilitasnya. Dengan dua pertimbangan tersebut diharapkan suatu sampel benar-benar mewakili responden dan kualitas jawabannya memadai.
  1. Apakah sampel relevan dengan populasinya ? Dalam penelitian sosial, si peneliti dihadapkan pada sekelompok orang dengan perannya masing-masing. Sebagai contoh penelitian dengan situasi dan lokasi di kampus, seorang peneliti dihadapkan pada bermacam-macam peran sebagai anggota populasi seperti mahasiswa, dosen, pedagang lesehan dan lain-lain. Jika fokus penelitian tentang mahasiswa, maka peran yang lainnya tidak relevan dalam penelitian ini. Dengan demikian relevansi sampel dalam suatu penelitian tergantung obyek penelitiannya.
  2. Tipe sampel apakah yang akan diambil ? Hal ini berkaitan dengan metode apa yang harus digunakan dalam menentukan sampel. Setiap peneliti akan menemukan permasalahan jenis sampel macam apa yang sesuai dengan kebutuhan penelitiannya.
  3. Apakah akan menggunakan kerangka pengambilan sampel ? Peneliti tidak hanya menggunakan daftar populasi begitu saja sebagai dasar perumusan pengambilan sampel. Stratifikasi yang ada dalam setiap masyarakat menjadikan keharusan penggunaan kerangka pengambilan sampel, dengan maksud agar sampel dapat benar-benar mewakili populasi yang ada.
  4. Apakah yang menjadi parameter pihak-pihak yang berkepentingan ? Dalam menentukan bentuk sampel, peneliti harus memperhatikan kepentingan khusus yang menjadi parameter populasi.
  5. Berapa sampel yang akan diambil ? Jumlah sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian merupakan persoalan yang sangat penting dalam suatu penelitian.Berapa ukuran yang pantas besarnya sampel penelitian, ternyata tidak ada kesepakatan mengenai jumlah absolut maupun dalam persentase.
  6. Berapa biaya yang akan dikeluarkan ? Besarnya biaya penelitian dapat menjadi kendala suatu obyek penelitian. Oleh karena itu, dalam merencanakan sampel, peneliti juga memperhatikan aspek anggaran yang disediakan. Pemilik proyek penelitian pada umumnya tidak bersedia mengeluarkan dana bagi suatu penelitian yang membutuhkan dana sangat besar, namun hasil penelitiannya tidak sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkannya.



No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate