Dalam probability sampling jumlah
pengambilan sampel tidak dibatasi akan terbentuk metode simple random
sampling, sedangkan kalau dibatasi akan membentuk metode complex random
sampling.
1.
Simple Random Sampling, adalah pengambilan
sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk semua anggota populasi.
Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara yang sangat sederhana
sepanjang setiap elemen dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk
menjadi sampel, maka teknik ini dianggap memenuhi syarat. Kebaikan teknik
tersebut yaitu prosedurnya sangat mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan
proses pengolahan data yang rumit. Kelemahannya adalah memungkinkan munculnya
sampling eror yang sangat tinggi. Ini berarti sangat dimungkinkan adanya sampel
yang sebenarnya tidak dapat mewakili responden karena tidak sepenuhnya memahami
persoalan yang dihadapinya. Pengambilan sampel semcam ini mengandung
kemungkinan bias, sehingga hasil penelitian dapat diragukan oleh pihak lain.
2.
Systematic Sampling, merupakan pendekatan
pengambilan sampel yang dilakukan dengan menentukan sejumlah elemen dalam
populasi yang diambi. Sebagai contoh pengambilan sampel diawali dengan acak
untuk sampel ke satu dan untuk sampel berikutnya dengan pola (sistematika)
tertentu. Pola pengambilan sampel ini sangat simple dan bersifat fleksibel,
sehingga sangat mudah dilaksanakan. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah
sebagai berikut :
a.
buatlah kartu bernomor untuk semua anggota populasi,
dapat pula dengan daftar nama-nama semua anggota populasi
b.
tentukan rasio sampel yang akan digunakan, dan
c.
tentukan secara random nomor pertama sampel yang akan
dipilih.
Kelemahan
pendekatan diatas, kemungkinan sampel bias sangat besar. Sangat dimungkinkan
dari suatu populasi sebetulnya tidak terwakili oleh sampel yang diambil.
3.
Stratified Random Sampling adalah pendekatan
pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata dari
populasi. Pendekatan ini dilakukan mengingat dalam setiap populasi tertentu
pasti akan ditemukan suatu strata populasi yang bersifat mutually exclusive.
Pengambilan sampel yang dilakukan secara random memperhatikan stratifikasi
populasi tersebut. Alasan penggunaan pendekatan ini adalah :
- secara statistik akan menaikkan efisiensi setiap
sampel,
- memberikan data yang cukup untuk melakukan analisis
berbagai jenis pengelompokkan populasi, dan
- memungkinkan diterapkannya metoda dan prosedur
penelitian yang berbeda untuk setiap strata yang diambil.
Kebaikan penggunaan pendekatan ini adalah setiap strata diharapkan secara
internal bersifat homogen sedangkan dengan strata yang lain bersifat heterogen.
Langkah-langkah pengambilan sampel adalah sbb :
- tentukan basis stratifikasi populasi yang akan
digunakan
- tentukan berapa banyak strata yang akan diambil
(meskipun tidak dapat ditentukan berapa jumlah yang pasti), dan
- tentukan berapa banyak jumlah sampel untuk setiap
strata, apakah dengan proportionate sampling atau disproportionate
sampling.
4.
Propostionate Sampling, pengambilan jumlah
sampel dilakukan secara porporsional dengan maksud agar pengambilan sampel
dilakukan dengan suatu penalaran yang logis yang diharapkan dalam setiap strata
akan diwakili oleh suatu sampel.
5.
Disproportionate sampling (jumlah sampel tidak
proporsional), maksudnya setiap strata tidak harus/perlu diwakili oleh
responden dalam jumlah yang proporsional. Sampel non proporsional dimungkinkan
juga dengan penalaran atau alas an, belum tentu anggota populasi pada setiap
strata dapat mewakili kepentingan/tujuan penelitian secara keseluruhan.
6.
Cluster Random Sampling, adalah pendekatan
pengambilan sampel dengan cara melakukan seleksi terlebih dahulu terhadap
setiap individu yang menjadi populasi. Pemilihan sampel dapat pula dilakukan
dengan cara membagi populasi kedalam kelompok-kelompok elemen dan secara random
beberapa dari kelompok tersebut dipilih sebagai sampel. Perbedaan antara Cluster
dengan Stratified adalah sebagai berikut :
Stratified Sampling
|
Cluster Sampling
|
1. Populasi dibagi kedalam
beberapa kelompok (subgroups), berdasarkan hubungan criteria tertentu sesuai
dengan variabel yang dipelajari.
|
1. Populasi
dibagi dalam beberapa kelompok (subgroups), berdasarkan kriteria yang ada
atau tersedia dalam pengumpulan data
|
2. Diusahakan agar homogenitas
dalam kelompok serta heterogenitas antar kelompok dapat terjaga
|
2. Homogenitas
dalam kelompok dan heterogenitas antar kelompok dijaga, tetapi biasanya
dibuat cadangan
|
3. Pemilihan elemen sampel dalam
masing-masing group dilakukan secara random
|
3. Untuk studi
yang bersifat tipikal, pemilihan sampel dalam kelompok dilakukan secara
random
|
Perancangan sampel
dengan pendekatan ini hendaknya diperhatikan pertanyaan – pertanyaan berikut
ini :
1.
Sejauhmana homogenitas setiap cluster ?
2.
Apakah setiap cluster dapat dipisahkan kesamaan atau
ketidaksamaannya ?
3.
Seberapa luaskah cluster yang akan diambil ?
4.
Apakah akan digunakan single step atau multiple
step cluster ?
5.
Berapa banyak sampel yang diinginkan ?
7.
Double Sampling, adalah pendekatan pengambilan
secara berganda. Pendekatan ini dilakukan dengan dua langkah, pertama, memperoleh
data dengan menggunakan salah satu dari pendekatan di atas, kedua atas
dasar data yang diperoleh tadi dilakukan pemilihan sampel tahap kedua dengan
pendekatan yang sama atau yang lainnya.
No comments:
Post a Comment