1.
Batasan Menulis
Menulis merupakan kemampuan menyampaikan sesuatu melalui bahasa tulisan dan dapat mengungkapkan sesuatu ide yang jelas apabila
seseorang membaca tulisan tersebut. Yang dimaksud bahasa tulisan di sini, bukan
berarti tulisan itu harus indah seperti gambar. Tarigan berpendapat “menulis
adalah menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik tersebut akan memahami
bahasa itu” (Tarigan, 1982:82).
Bahasa tulisan merupakan pencerminana kembali dari bahasa lisan dalam
bentuk simbol-simbol tertulis. Untuk menyerap makna yang terkandung dalam
bahasa tulis, diperlukan kode yang seksama dari bentuk tulisan menjadi
lambang-lambang bunyi yang bertekanan, berintonasi, mengandung makna, ide atau
gagasan yang sama seperti yang dikehendaki oleh penulisnya.
Kemampuan menulis berarti kemampuan melahirkan pikiran, perasaan dalam
bentuk tulisan yang harus disadari oleh
1. Penggunaan ejaan yang tepat diantaranya
2. Pemakaian imbuhan
3. Penulisan kata-kata yang tepat
4. Penulisan kalimat yang efektif
5. Penulisan Paragraf.
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya yang
berjudul Menulis sebagai
Keterampilan
Berbahasa menjelaskan :
Gambaran
atau tulisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna tetapi tidak menggambarkan
kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representatif bagian dari
kesatuan-kesatuan bahasa. Hal ini merupakan utama antara tulisan dan lukisan
dan antara melukis dan menulis. Dengan perkataan lain menggambar huruf-huruf
bukan menulis. Seorang penulis dia tidak dikatakan menulis kalau dia tidak tahu
bagaimana cara menulis cina beserta huruf-hurufnya. (Lado, 1984:21)
Dengan kata lain, antara
menulis dan melukis tidak bisa disamakan walaupun objek yang tertulis dan yang
dilukis adalah sama. Sebagai contoh objeknya itu adalah huruf cina. Orang yang
dapat melukis huruf-huruf indah, jika seorang dapat menulis dengan baik, dia
tidak bisa pula dikatakan dia pandai melukis. Dari beberapa pendapat di atas,
maka penulis simpulkan bahwa menulis merupakan kemampuan melahirkan isi pikiran
dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang tertulis, apabila orang lain membaca
akan memahami isi tulisan tersebut.
2.
Fungsi Menulis
Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk
berpikir. Juga memudahkan kita berpikir secara kritis dan memperdalam daya
tangkap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang
kita hadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu
pikiran-pikiran kita. Tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita
pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah,
dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis aktual.
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir untuk membaca tertentu
dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas penting bagi penulis adalah menguasai
prinsip-prinsip menulis dan berpikir yang akan dapat menolongnya mencapai
maksud dan tujuannya. “Yang paling penting diantara prinsip-prinsip itu adalah
penemuan, susunan dan gaya bahasa. Secara singkat belajar menulis adalah
belajar berpikir dengan cara singkat belajar menulis adalah berpikir dengan
cara tertentu” (D’Angelo,1980 : 5 ; Tarigan, 1982 :22).
Penulis yang baik adalah penulis yang harus senantiasa memanfaatkan dan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Maksud dan tujuan penulis (perubahan yang
diaharapkan terjadi pada diri pembaca).
b. Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu
orang tua, kenalan atau teman orang penulis).
c. Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan
yang melibatkan berlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat dan
situasi yang menuntut langsung, masalah yang memerlukan
pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban dan sebagainya). (D.Angelo, 1980 : 20. Tarigan, 1982 : 22).
3.
Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan perasaan dan sikap kepada para
pembaca. Tujuan menulis menurut Henry Guntur Tarigan adalah “ responsi atau
jawaban yang diharapkan penulis akan diperolehnya dari pembaca” (Tarigan,
1982:23).
Berdasarkan batasan tertentu, maka dapat dikatakan bahwa.
a. Tulisan yang bertujuan untuk
memberitahukan atau menginformasikan disebut wacana informasi (informative discourse).
b. Tulisan yang bertujuan untuk menyakinkan
atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive
discourse).
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur
atau menyenangkan yang mengandung tujuan estestika disebut tujuan literatur
(wacana kesastraan atau riterery
discourse).
d. Tulisan yang mengungkapkan perasaan atau
emosi yang kuat atau berapi-apai disebut wacana ekspresif (ekspresive discourse).
Agaknya perlu diperingatkan di sini bahwa tujuan-tujuan yang telah
disebutkan tadi sering bertumpang tindih dan setiap orang mungkin saja
menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup dalam daftar di atas.
“tetapi dalam kebanyakan, tujuan menulis itu ada yang menonjol atau dominan,
dan yang dominan inilah yngdiberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut”
(D’Angelo, 1980:25:Tarigan 1982:24).
Selain itu sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, maka seorang
ahli merangkumnya sebagai berikut.
a. Asegment
purpose (tujuan
penugasan).
Tujuan
penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis
sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan dirinya sendiri.
b. Altruistic
purpose (tujuan
altruistik)
Penulis
bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan
penalarannya ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karnyanya itu.
c. Persuasive
purpose (tujuan
persuasif)
Tulisan
yang bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakannya.
d. Informational
purpose (tujuan
informasional, tujuan penerangan).
e. Self-ekspresive
(tujuan pernyataan diri)
Tulisan
yang bertujuan memperkenalkan diri kepada pembaca
f. Creative
purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini
erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri tetapi keinginan kreatif disini
melebihi pernyataan diri dan meliputi dirinya dan keinginannay mencapai norma
artistik, atau seni ideal, seni idaman).
g. Problema
solving purpose (tujuan
pemecahan masalah)
Dalam
tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara
cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dimengerti dan diterima oleh
para pembaca (Hiple, 1973:309-311: Tarigan, 1982:24-25).
Disini, agaknya perlu
diperhatikan bahwa dalam prakteknya jelas sekali terlihat tujuan-tujuan yang
telah disebutkan tadi sering bertumpang tindih, serta mungkin saja setiap orang
akan menambahkan tujuan-tujuan lain yang belum tercakup pada uraian di atas.
Tujuan yang penulis maksud
adalah seperti tujuan yang dikemukakan oleh Natasasmita. Tujuan-tujuan itu
adalah:
1.
Untuk
menyampaikan informasi.
2.
Untuk
menegaskan sesuatu,
3.
Untuk
mengungkapkan ekspresi diri,
4.
Untuk
memberikan hiburan,
5.
Untuk
mengungkapkan hasil imajinasi,
6.
Untuk
meyakinkan, dan
7.
Untuk
memecahkan berbagai masalah.
Dari uraian tadi, maka penulis simpulkan bahwa
tujuan menulis adalah untuk menyampaikan pikiran, perasaan, ide, gagasan serta
informasi penulis kepada pembaca.
No comments:
Post a Comment