Saturday, June 30, 2018

Penerapan Teori Pembelajaran CTL


a. Pengertian Pembelajaran CTL
CTL adalah konsep belajar yang membantu guru  mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Menurut Nurhadi (2002:18) pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif, yakni: kontruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment), refleksi (Reflection).
b. Ciri-ciri pembelajaran CTL
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL, jika telah menerapkan ketujuh komponen CTL, yaitu:
1)        Kontruktivisme (Constructivisme)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pada CTL, yang prinsipnya menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman. Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat, apabila selalu diuji dengan pengalaman yang baru. Menurut Piaget manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang berisi informasi bermakna berbeda-beda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan struktur pengetahuan tersebut, sehingga terjadi pengembangan struktur pengetahuan dengan cara asimilasi atau akomodasi.
Dalam pandangan konstruktivisme strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.
2)        Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama dalam CTL, sebab pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dari bertanya.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.
3)        Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari CTL, sebab pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri seperti layaknya cara kerja seorang ilmuwan dengan metode ilmiah dan pendekatan keterampilan prosesnya.
4)        Masyarakat Belajar (Learning Community)
Berdasarkan pemahaman bahwa sesungguhnya belajar adalah suatu proses sosial, maka konsep masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Sebab secara teori siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Dalam masyarakat belajar setiap anggota kelompok terlibat secara aktif dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak harus mau saling mendengarkan dan merasa bahwa orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.
5)        Pemodelan (Modeling)
Dalam suatu pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Karena model itu bisa berupa cara mengoperasikan atau mengerjakan sesuatu, maka guru memberikan model tentang bagaimana cara belajar. Dalam CTL guru bukan satu-satunya model, bisa saja karena keahliannya, siswa atau anggota masyarakat lainnya menjadi model dalam suatu pembelajaran.
6)        Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari, atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Karena pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses, maka kunci refleksi adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap di benak siswa dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru.
7)        Penilaian Yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian autentik bertujuan untuk menyediakan informasi yang absah dan akurat mengenai apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program pendidikan. Penilaian sejauh mana pengetahuan dan keterampilan dipelajari dengan baik dan berarti termasuk juga pemanfaatannya di dalam suatu kontek kehidupan nyata yang bermakna.
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karena penilaian menekankan proses pembelajaran dan kemajuan belajar dinilai dari proses (bukan hasil), maka data yang dikumpulkan harus diperoleh pembelajaran. Gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses pembelajaran, maka penilaian tidak dilakukan di akhir periode pembelajaran, tetapi harus dilakukan bersama secara terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran.
Strategi yang cocok untuk penilaian autentik adalah kombinasi dan beberapa teknik penilaian seperti penilaian kinerja. Observasi sistemik, portofolio, jurnal dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate