a. Pengertian Pembelajaran CTL
CTL adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa
untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan
keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan baru ketika ia belajar. Menurut Nurhadi (2002:18) pembelajaran
berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif, yakni:
kontruktivisme (Constructivism),
bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment), refleksi (Reflection).
b. Ciri-ciri
pembelajaran CTL
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan CTL, jika telah menerapkan
ketujuh komponen CTL, yaitu:
1)
Kontruktivisme
(Constructivisme)
Konstruktivisme
merupakan landasan berpikir pada CTL, yang
prinsipnya menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman.
Pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat, apabila selalu diuji dengan
pengalaman yang baru. Menurut Piaget manusia memiliki struktur pengetahuan
dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang berisi informasi bermakna berbeda-beda.
Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan struktur pengetahuan tersebut,
sehingga terjadi pengembangan struktur pengetahuan dengan cara asimilasi atau
akomodasi.
Dalam pandangan konstruktivisme strategi memperoleh lebih
diutamakan dibandingkan dengan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat
pengetahuan.
2)
Bertanya
(Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama
dalam CTL, sebab pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dari bertanya.
Bertanya dalam pembelajaran dipandang
sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam
melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry yaitu menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada
aspek yang belum diketahui.
3)
Menemukan
(Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari
CTL, sebab pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri
seperti layaknya cara kerja seorang ilmuwan dengan metode ilmiah dan pendekatan
keterampilan prosesnya.
4)
Masyarakat
Belajar (Learning Community)
Berdasarkan pemahaman bahwa
sesungguhnya belajar adalah suatu proses sosial, maka konsep masyarakat belajar
menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
Sebab secara teori siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Dalam masyarakat belajar setiap
anggota kelompok terlibat secara aktif dalam komunikasi pembelajaran saling
belajar. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi apabila tidak ada pihak yang
dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya,
tidak ada pihak yang menganggap paling tahu, semua pihak harus mau saling
mendengarkan dan merasa bahwa orang lain memiliki pengetahuan, pengalaman, atau
keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari.
5)
Pemodelan
(Modeling)
Dalam suatu pembelajaran keterampilan
atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Karena model itu bisa
berupa cara mengoperasikan atau mengerjakan sesuatu, maka guru memberikan model
tentang bagaimana cara belajar. Dalam CTL guru bukan satu-satunya model, bisa
saja karena keahliannya, siswa atau anggota masyarakat lainnya menjadi model
dalam suatu pembelajaran.
6)
Refleksi
(Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang
apa yang baru dipelajari, atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah
kita lakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,
aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
Karena pengetahuan yang bermakna
diperoleh dari proses, maka kunci refleksi adalah bagaimana pengetahuan itu
mengendap di benak siswa dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan
bagaimana merasakan ide-ide baru.
7)
Penilaian
Yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian autentik bertujuan untuk
menyediakan informasi yang absah dan akurat mengenai apa yang benar-benar
diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa atau tentang kualitas program
pendidikan. Penilaian sejauh mana pengetahuan dan keterampilan dipelajari
dengan baik dan berarti termasuk juga pemanfaatannya di dalam suatu kontek
kehidupan nyata yang bermakna.
Penilaian adalah proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karena
penilaian menekankan proses pembelajaran dan kemajuan belajar dinilai dari
proses (bukan hasil), maka data yang dikumpulkan harus diperoleh pembelajaran.
Gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan di sepanjang proses
pembelajaran, maka penilaian tidak dilakukan di akhir periode pembelajaran, tetapi
harus dilakukan bersama secara terintegrasi dengan kegiatan pembelajaran.
Strategi yang cocok untuk penilaian autentik adalah kombinasi dan
beberapa teknik penilaian seperti penilaian kinerja. Observasi sistemik,
portofolio, jurnal dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment