Monday, June 25, 2018

PERANAN WALI SONGO DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM




          Perkembangan agama Islam di Indonesia berlangsung sangat cepat. Hal ini tidak terlepas dari peranan para saudagar muslim, ulama, dan mubalig. Dengan penuh semangat mereka menyebarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat setempat. Nilai-nilai ajaran Islam tersebut disampaikan melalui perdagangan, sosial, dan pendidikan.
          Berdasarkan penelitian para ahli, agama Islam dibawa dan dikembangkan oleh para saudagar muslim dari Gujarat, Arab, dan Persia. Ajaran Islam ini diterima oleh masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir pantai utara. Dengan demikian, melalui para saudagar/pedagang inilah agama Islam mulai berkembang pesat yang ditandai adanya kerajaan-kerajaan Islam di pesisir pantai.
Selain para pedagang, faktor lain yang memiliki jasa besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia adalah ulama dan mubalig. Penyebaran agama Islam khususnya di Jawa dikembangkan oleh sejumlah wali. Untuk mengoordinasikan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para wali tersebut, dibentuklah sebuah organisasi atau dewan dakwah wali yang disebut Wali Songo (ulama Sembilan) yang beranggotakan Sembilan orang wali.
          Wali adalah seseorang yang mempunyai kepribadian baik dan dianggap dekat dengan Allah SWT, serta mempunyai kemampuan atau kekuatan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Pendapat lain mengatakan bahwa seorang wali adalah orang yang selalu dijaga oleh SWT, dan senantiasa berbakti kepada-Nya.
          Wali Songo mengembangkan agama Islam antara abad ke-14 sampai abad ke-16 M. dalam buku Babad Tanah Jawi dikatakan bahwa dalam berdakwah para wali ini dianggap sebagai kelompok mubalig untuk daerah penyiaran tertentu. Selain dikenal sebagai ulama, mereka juga berpengaruh besar dalam pemerintahan. Oleh karena itu, mereka diberi gelar Sunan atau susuhunan (Junjungan).
          Berikut ini diantara Wali Songo yang berperan dalam menyiarkan dan mengembangkan agama Islam di Pulau Jawa.
a.   Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Maulana Magribi, karena berasal dari wilayah Magribi (Afrika Utara). Namun, ia lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gresik karena selama lebih kurang 20 tahun ia berhasil mencetak pelopor penyebaran agama Islam pertama di Pulau Jawa. Ia berdakwah secara intensif dan bijaksana. Meskipun bukan orang Jawa, tetapi ia mampu mengatasi keadaan masyarakat setempat dan menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati masyarakat kepada Islam. Di antara upayanya, yaitu menghilangkan sistem kasta dalam masyarakat.
b.   Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah)
Sunan Ampel memulai dakwahnya dari sebuah pesantren yang didirikan di Ampel Denta (dekat Surabaya). Sunan Ampel dikenal sebagai wali yang tidak setuju terhadap adat istiadat masyarakat Jawa pada masa itu, misalnya kebiasaan mengadakan sesaji atau selamatan. Namun, para wali lain berpendapat bahwa hal itu tidak dapat dihilangkan dengan segera, melainkan dengan cara memasukkan nilai-nilai Islami di dalamnya. Sunan Ampel juga dianggap sebagai penerus cita-cita dan perjuangan Sunan Gresik.
c.   Sunan Bonang (Maulana Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang termasuk wali yang menyebarkan agama Islam dengan cara menyesuaikan kebudayaan masyarakat Jawa seperti wayang dan musik gamelan. Untuk itu ia menciptakan gending-gending yang memiliki nilai-nilai keislaman. Setiap bait lagu diselingi dnegan ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain) sehingga musik gamelan yang mengiringinya dikenal dengan istilah sekaten.
d.   Sunan Drajat (Maulana Syaifuddin)
Sunan Drajat dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial tinggi. Sumbangsihnya terhadap yatim piatu, fakir miskin, dan orang sakit cukup banyak. Perhatiannya yang demikian besar terhadap masalah sosial sangat tepat karena ia hidup pada saat Kerajaan Majapahit runtuh dan rakyat mengalami krisis yang memprihatinkan. Selain itu, dalam berdakwah ia juga menggunakan media kesenian. Pangkur adalah salah satu ciptaannya.
e.   Sunan Giri (Maulana Ainul Yaqin)
Sunan Giri yang aslinya bernama Raden Paku merupakan seorang wali yang menyebarkan agama Islam dengan menitikberatkan pada bidang pendidikan. Ia pernah belajar di Pesantren Ampel Denta dan juga sebagai pendiri Pesantren Giri. Dapat dikatakan bahwa Sunan Giri merupakan tokoh pemersatu Indonesia di bidang pendidikan agama Islam.
f.     Sunan Kalijaga (Maulana Muhammad Syahid)
Sunan Kalijaga selain dikenal sebagai seorang wali, juga sebagai budayawan dan seniman. Karena wawasannya yang luas dan pemikirannya yang tajam, ia tidak hanya disukai oleh rakyat tetapi juga para cendekiawan dan penguasa. Sunan Kalijaga melakukan adkwahnya dengan cara berkelana. Saran dakwah yang digunakan berupa pertunjukan wayang kulit. Alur cerita dan tokoh wayang memuat nilai-nilai Islam. Di antara lagu yang diciptakannya adalah Dandanggula.
g.   Sunan Muria (Maulana Umar Said)
Sunan Muria termasuk salah satu Wali Songo yang dikenal pendiam, tetapi sangat tajam fatwanya. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai guru tasawuf. Dalam menyebarkan agama Islam ia lebih memfokuskan di daerah pedesaan karena ia sendiri tinggal di tempat yang jauh dari keramaian bersama rakyat biasa. Ia juga seorang wali yang menyukai seni. Dua tembang bernuansa Islam hasil ciptaannya adalah Sinom dan Kinanti. Tembang sinom umumnya melukiskan suasana ramah tamah dan ansihat. Adapun tembang Kinanti bernada gembira digunakan untuk menyampaikan ajaran agama, nasihat, dan falsafat hidup.
h.   Sunan Kudus (Maulana Ja’far Shadiq)
Wali Songo yang mendapat gelar wali Al ‘Ilmi (orang berilmu luas) adalah Sunan Kudus karena memiliki berbagai ilmu agama, seperti ilmu tauhid, dan fikih. Karena keahliannya itu, ia mendapat kepercayaan dari Kesultanan Demak untuk mengendalikan pemerintahan dan hakim tinggi di wilayah itu. Untuk melancarkan penyebaran Islam, ia membangun sebuah masjid di Kudus yang disebut Menara Kudus karena disampingnya terdapat menara tempat bedug masjid.
i.     Sunan Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah)
Salah seorang wali songo yang sangat berperan dalam penyebaran agama Islam di Cirebon-Jawa Barat adalah Sunan Gunung Jati. Ia merupakan cucu Raja Pajajaran yang lahir di Mekah. Setelah dewasa, ia memilih berdakwah di Jawa dan menggantikan kedudukan pamannya dan berhasil menjadikan Cirebon sebagai Kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.

Selain dari Wali Songo tersebut masih ada para wali lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam penyiaran dan perkembangan agama Islam di Pulau Jawa, diantaranya Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang dari Demak, Sunan Tembayat di Bayat-Klaten, Sunan Geseng di Tirta-Magelang, Syekh Maulana Ishak, Sunan Ngudung, Syekh Syubakir, dan Syekh Qurrotul Ain.
Adapun para wali yang berjasa dalam mengembangkan agama Islam di wilayah luar Jawa adalah sebagai berikut :
1)   Syekh Samsudin, telah berhasil menyiarkan dan mengembangkan agama Islam di daerah Kalimantan Barat.
2)   Datuk Ribandang, telah menyiarkan dan mengembangkan agama Islam di daerah Sulawesi.
3)   Sunan Giri, telah menyiarkan dan mengembangkan agama Islam ke daerah Nusa Tenggara, Banjarmasin, Ternate, dan Maluku, dan daerah-daerah lainnya di samping Pulau Jawa sendiri sebagai pusat kegiatannya.

4)   Syekh Burhanudin, telah berjasa dalam menyiarkan agama Islam di Ulakan-Minangkabau.       

No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate