Monday, June 25, 2018

FENOMENA LITOSFER




A.    KLASIFIKASI BATUAN
Untuk lebih jelasnya marilah kita telaah klasifikasi batuan menurut proses terjadinya. Berdasarkan proses terjadinya batuan dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu :
1.      Batuan Beku
Terjadi dari magma (batuan cair) yang mengalami proses pendinginan, kemudian membeku.
a)      Batuan Beku Dalam
Pembekuannya terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginannya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna dan kompak. Struktur mineral seperti itu disebut struktur plutonik atau granitas atau holokristalin. Batuan beku dalam disebut juga batuan abyssis.
Contoh batuan granit, diorite, sienit, dan gabro.
b)      Batuan Beku Gang atau Korok atau Batuan Hypoabyssis
Sisa magma yang masih cair itu meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuannya relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur (Kristal-kristal) yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam. Struktur batuan beku gang ini disebut struktur forfirit.
Contoh granit, forfirit, diorit forfirit, seinit dan forfirit.
c)      Batuan Beku Luar atau Batuan Beku Efusif
Batuan beku macam ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuannya cepat sekali, sehingga tidak sempat membentuk Kristal (hablur). Oleh karena itu, strukturnya pun disebut amorf (tidak berbentuk).
Contoh : basalt, andesit, dan obsidian.
2.      Batuan Sedimen
Batuan beku yang terdapat di permukaan bumi akan mengalami penghancuran (pelapukan) oleh pengaruh cuaca kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin atau gletser dan kemudian diendapkan di tempat lain, terjadilan batuan endapan (sedimen).
a)      Menurut proses terjadinya batuan sedimen dibedakan menjadi :
(1)   Batuan sedimen klasik (mekanik). Batuan sedimen jenis ini terdiri dari endapan pecahan/hancuran batuan, yang ukurannya berbeda-beda :
a.       Berupa kerikil dengan sudut-sudut tajam (breksi)
b.      Berupa kerikil dengan sudut-sudut tumpul (konglomera)
c.       Pasir (batu pasir, tanah pasir, dan pasir)
d.      Tanah liat
e.       Batu lim
(2)   Batuan sedimen kimiawi-anorganik atau batuan sedimen kimiawi, batuan ini terjadi dari endapan hasil pelarut secara kimia.
Contoh batu garam, gips.
b)      Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya (medianya) batuan sedimen terbagi atas :
(1)   Sedimen Akuatis, diendapkan oleh air.
Contoh batu pasir, tanah liat
(2)   Sedimen aeolis (aeris), diendapkan oleh angin (udara).
Contoh tanah loss, tanah pasir
(3)   Sedimen glasial diendapkan oleh gletser
Contoh batu-batu morena
c)      Berdasarkan tempat diendapkannya, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi :
(1)   Sedimen teristis           à di darat: batutuf, batu pasir, tanah loss
(2)   Sedimen marine          à di laut : batu karang, batu garam
(3)   Sedimen fluvial           à di sungai: pasir, tanah liat
(4)   Sedimen limnis            à di danau/rawa: tanah rawa, tanah gambut
(5)   Sedimen glacial           à di daerah es: batu morena, batu lim
3.      Batuan Metamor (Malihan)
Faktor penyebab perubahan bentuk batuan adalah suhu dan tekanan yang tinggi, dalam jangka waktu yang lama. Dalam proses pembentukannya dimasuki zat lain, pada batuan induknya.
Batuan metamor dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)      Batuan metamor kontak.
2)      Batuan metamor dinamo.
3)      Batuan metamor pneumatolitis.
(a)    Batuan metamor kontak, terjadi akibat adanya pengaruh suhu yang tinggi. Misalnya karena letaknya berdekatan dengan magma.
Contoh : batuan kapur yang karena pengaruh suhu yang tinggi menjadi cair, kemudian setelah mengalami proses pendinginan berubah batuan kapur tadi menjadi batu pualam (marmer).
(b)   Batuan metamor dynamo, terjadi akibat pengaruh tekanan yang tinggi serta waktu yang lama. Batuan metamor dynamo ini disebut batuan metamor kinetis.
Contoh: batu tulis (sabak) berasal dari tanah liat.
(c)    Batuan metamor pneumotolistis. Proses pembentukannya disusup batuan unsur-unsur lain (zat lain).
Contoh: kuarsa yang dalam proses metamornya disusupi unsur barium, akan menghasilkan semacam batu permata yang disebut turmalin, sedangkan jika unsur penambahnya adalah florium akan menghasilkan topas, semacam permata berwarna kuning.


B.     TENAGA YANG MEMBENTUK MUKA BUMI
Tenaga Geologi
 
 












1.      Proses Endogenik (Tenaga Endogen)
a)      Vulkanisme
-          Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma di dalam perut bumi.
-          Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi terdiri atas mineral dan gas.
1)      Menurut derajat keasamannya
Tenaga Geologi
 
Magma Pertengahan (Andesit)
Contoh : kandungan kuarsa + besi magnesium seimbang (berwarna kelabu gelap)
 
 













2)      Gejala Vulkanisme terdiri atas
Intrusi magma
Adalah peristiwa penyusupan magma di antara dua litosfer (magma yang tidak sampai ke permukaan bumi).
Hasil instrusi magma berupa :
1.      Batolith yaitu batuan beku dalam yang terjadi di dalam dapur magma.
2.      Lakolit yaitu magma yang menyusup di antara litosfer dan menekan ke atas sehingga bagian atas berbentuk cembung tetapi bagian bawah datar.
3.      Sill yaitu batuan beku dalam yang bentuknya tipis dan pipih.
4.      Diatrema yaitu batuan intrusiv pengisi pipa letusan yang berbentuk silinder dan memanjang dari mulai dapur magma sampai permukaan bumi.
5.      Gang (korok) yaitu intrusiv yang bentuknya tipis dan panjang, dengan arah intrusi vertikal atau miring.
6.      Apofisa yaitu batuan intrusiv yang merupakan cabang dari gang.
3)      Ekstrusi Magma
Adalah suatu proses keluarnya magma ke permukaan bumi hasilnya berupa ledakan (erupsi).
Eksplosif
Adalah erupsi gunung api yang berupa ledakan kuat dan menyemburkan materi-materi gunung api ke udara.
Kekuatan
 
Efusif
Erupsi
berdasarkan
 
Adalah erupsi gunung api yang berupa ledakan klava melalui retakan pada badan gunung api.
Efusif Linier
Adalah erupsi dimana magmanya keluar melalui retakan
Efusif Areal
Adalah erupsi yang terjadi pada daerah yang luas.
Bentuknya
 
Cirinya:
a.      Letak dapur magmanya dekat dengan permukaan bumi.
b.      Enegi panas yang dihasilkan oleh magma membentuk lubang besar
c.      Magma keluar melalui lubang tersebut
Erupsi Sentra
Adalah erupsi gunung api dimana materi-materi gunung api keluar melalui pusat erupsi, sehingga membentuk kerucut-kerucut gunung api tersendiri
Erupsi sentral merupakan jenis erupsi yang paling banyak terjadi di permukaan bumi
2.      Bentuk Gunung Api
No.
Bentuk Gunung
Ciri-Cirinya
1.




2.




3.
Strato




Maar




Perisai (tameng)
-       bentuknya seperti kerucut
-       terjadi karena erupsi efosif dan eksplosif
-       lereng gunung terdiri dari bermacam-macam lapisan batuan
-       banyak terdapat di Indonesia
-       terjadi karena erupsi eksplosif yang hanya satu kali
-       dapur magmanya yang terlalu dangkal
-       bahan yang dikeluarkan berupa bahan-bahan piroklastika
-       kandungan gasnya tidak terlalu banyak
-       jenis magmanya encer
-       aliran lava menyebar dan menutupi daerah yang luas
-       lerengnya sangat landai
-       dijumpai di Pulau Hawaii

Tanda-tanda Gunung Api akan meletus
1.      suhu sekitar kawah naik
2.      banyak sumber air yang tiba-tiba mengering
3.      terdengar suara gemuruh
4.      sering terjadi gempa kecil
5.      binatang-binatang liar di sekitar gunung banyak yang mengungsi
Gejala pasca vulkanik
Pascavulkanik adalah gunung api yang tidak menampakkan gejala aktivitas magmatik.
Gejala Pasca-Vulkanik
1.      ditemukan sumber air panas
2.      adanya geyser
geyser adalah semburan air panas dari celah atau retakan batuan
3.      ditemukan bahan-bahan ekshalasi terdiri atas :
a.       Solfatar adalah sumber gas belerang (H2S)
b.      Mofet adalah sumber gas asam arang (CO2)
c.       Fumoral adalah sumber gas uap air.
4.      Adanya mata air makdani adalah mata air panas yang banyak mengandung mineral belerang.



3.      Jenis Tipe Letusan Gunung Api
1.      Tipe Hawaii. Lavanya cair encer, tekanan gas rendah, dan dapur magmanya sangat dangkal. Gunung apinya berbentuk perisai.
2.      Tipe Stromboli. Lavanya cair encer tekanan gasnya sedang karena sumber/dapur magamanya dangkal. Letusan yang terjadi berupa semburan gas yang membawa magma dengan disertai bom dan lapili.
Contoh : gas Stromboli Gunung Raung di Jatim
3.      Tipe Vulkano. Magmanya cair kental. Tipe ini dibedakan atas dua macam yaitu sebagai berikut :
a.       Vulkano lemah, tekanan gas sedang sumber magma dangkal. Contoh: gunung Bromo.
b.      Vulkano kuat, tekanan gas tinggi, sumber magma dalam. Contoh Gunung Semeru.
4.      Tipe Perret. Tipe ini ditandai dengan lava cair kental, tekanan gas sangat tinggi, sumber magma sangat dalam lebih kurang 50 km. letusannya demikian dahsyat. Semburan gas dengan disertai material padat dapat mencapai ketinggian 85 km menjulang ke angkasa. Seperti terjadi pada letusan Gunung Krakatau tahun 1883 duapertiga dari badan Gunung Krakatau hancur, sehingga akhirnya membentuk suatu kaldera yang luas sekali.
5.      Tipe Merapi. Lavanya kental, sumber magma sangat dangkal, tekanan gasnya rendah. Letusan berupa semburan gas yang keluar dari sumber kawah yang retak atau dari sisi sumbat kawah itu. Awan panas meluncur di lereng gunung dengan disertai pecahan sumbat kawah sebagai “bom”nya. Cnoth Erapi than 1920 dan 1930
6.      Tipe St. Vincent. Lavanya kental, tekanan gas sedang, sumber magma dangkal. Contoh Gunung St. Vincent, Gunung Kelud tahun 1919.
7.      Tipe Pelee. Lavanya kental. Tekanan gas tinggi, sumber magma dalam. Contoh Gunung Montagne Pelle di Ameika Tengah. Pada waktu gunung itu meletus gas pijar keluar dari celah-celah sumbat kawah dengan suhu 2000C.

C.    TEKTONISME
Tektonisme adalah perubahan letak lapisan kulit bumi dengan arah vertikal maupun horizontal yang disebabkan oleh tenaga endogen.
1.      Pembagian Tektonisme
a.       Menurut Kecepatan Geraknya
1.      Epirogenesa adalah pergeseran kulit bumi yang berlangsung dalam waktu yang lama, gerakannya lambat dan meliputi daerah yang luas.
Terbagi atas dua macam :
a.       Epirogenessa positif adalah peristiwa turunnya daratan, sehingga kelihatan permukaan air laut naik.
b.      Epirogenessa negatif adalah peristiwa gerak naiknya daratan, sehingga permukaan laut turun. Epirogenessa negatif berkali-kali akan menghasilkan bentukan di permukaan bumi yang berupa pantai berundak-undak.
2.      Orogenessa adalah gerakan pergeseran lapisan kulit bumi dengan arah vertikal maupun horizontal dengan gerakannya relatif cepat dan pada wilayah yang sempit. Gerakan ini menghasilkan gunung dan lipatan.
b.      Menurut Arah Gerakannya
1)      Gerakan Tekanan Horisontal
Gerakan dengan arah horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastik berkerut, melipat, dan menyebabkan relief-relief muka bumi berbentuk pegunungan.
Contoh : pegunungan liptan muda seperti Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
Rangkaian sirkum mediterania dimulai dari Pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Himalaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku.
Di Indonesia kelanjutan jalur Pegunungan Sirkum Mediterania terbagi menjadi :
a.       Busur Luar
Merupakan jalur pegunungan yang bersifat nonvulkanik . jalur busur luar melewati Pulau Simalue, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Pulau Enggano, kemudian tenggelam (berada di bawah laut) sepanjang Samudera Hindia kemudian muncul di Pulau Sawu, Pulau Rote, Pulau Timor, Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan berakhir di Pulau Buru.
b.      Busur dalam
Jalur pegunungan busur dalam bersifat vulkanis. Jalur pegunungan busur dalam melewati sepanjang Bukit Barisan, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Solor, Wetar, Kepulauan Banda, dan berakhir di Saparua.
c.       Sirkum Pasifik
Jalur sirkum pasifik dimulai dari Pegunungan Andes tersambung dengan Pegunungan Rocky Mountains. Kemudian berbelok ke Kepulauan Jepang kemudian ke Filipina sampai di Indonesia bercabang menjadi dua jalur.
1.      Jalur pertama dari Pulau Luzon besambung dengan pegunungan di Kalimantan melalui Pulau Pahlawan dan Kepulauan Sulu.
2.      Jalur kedua, dimulai di Pulau Luzon, Pulau Samor, Pulau Mindano, Kepulauan Sangihe dan berakhir di Pulau Sulawesi
2)      Gerakan Tekanan Vertikal dan Horizontal
Gerakan vertikal meghasilkan morfologi patahan.
Berdasarkan arah tekanan:
1.      Patahan akibat dua buah tekanan yang arahnya horizontal dan saling menjauh.
2.      Patahan sebagai akibat tekanan yang arahnya vertikal
3.      Patahan sebagai akibat dua buah tekanan horizontal yang berlawanan arah.
Puncak atau bagian yang tinggi dari bentukan patahan dinamakan horst, sedangkan lembah (bagian yang rendah) dari bentuknya patahan dinamakan slenk (graben).
Macam-macam bentukan patahan di permukaan bumi.
1.      Patahan akibat tektogenesa ke arah vertikal
Akibat adanya tekanan ke arah vertikal, litosfer akan mengalami retakan yang menghasilkan bentuk patahan atau retakan. Bagian puncaknya disebut horst dan bagian lembahnya disebut slenk (graben)
2.      Patahan akibat tektogenesa yang bergerak horizontal dan memusat
Akibat adanya gerak dari dua arah atau lebih secara horisontal, dapat menjadikan suatu bagian  kerak bumi terdorong naik membentuk sebuah horst atau turun membentuk suatu slenk (graben) di lereng terjal sekali. Patahan akibat adanya gerak horizontal yang tidak frontal (sesar).
Jika pergeseran dengan dua arah namun tidak frontal dapat menimbulkan bentuk patahan yang disebut sesar.
Ada dua macam sesar, yaitu :
a.       Dekral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesar lainnya di depan kita bergeser ke kanan.
b.      Senistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesar lainnya di depan kita bergeser ke kiri.
Fleksur
Fleksur adalah bentuk pergeseran vertikal yang merupakan peralihan dari bentuk lipatan ke bentuk patahan.





Block mountain (pegunungan blok)
Block mountain adalah kumpulan pegunungan-pegunungan patahan didalamnya terdapat macam-macam bentuk horst, slenk dan sebagainya.

2.      Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen.
a.       Istilah-istilah Gempa Bumi
1.      Seismologi ialah ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi.
2.      Seismograf ialah alat pencatat gempa.
3.      Seismogram ialah hasil gambaran seismograf yang berupa garis-garis patah
4.      Isoseista ialah garis pada peta yang menghubunngkan tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama.
5.      Pleistoseista ialah garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat gempa.
6.      Homosesta ialah garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama.
7.      Hiposentrum ialah titik atau garis tempat peristiwa yang menimbulkan terjadinya gempa, letaknya di dalam litosfer.
8.      Episentrum ialah titik atau garis di permukaan bumi tempat gelombang permukaan mulai dirambatkan atau tempat gelombang primer dan sekunder pertama kali mencapai permukaan bumi.
9.      Makroseisme ialah daerah yang merusakkan gempa terluas.
10.  Teduhisme ialah daerah berbentuk gelang pada permukaan bumi yang tidak diguncang gelombang primer dan sekunder.
b.      Gelombang Gempa Bumi
1.      Primer (longitudinal) yaitu 7-14 km/detik. (gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui litosfer secara menyebar).
2.      Sekunder (transversal) yaitu 4-7 km/detik. (Gelombang gempa yang bersama-sama gelombang primer dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah di dalam litosfer)
3.      Panjang (permukaan) disebut juga gelombang perusak yaitu 3,5-3,9 km/detik. (Gelombang gempa yang dirambatkan mulai dari episentrum menyebar ke segala arah di permukaan bumi).





c.       Klasifikasi Gempa Bumi
Klasifikasi Gempa
Jenis Gempa
Artinya
Menurut penyebabnya
-      Vulkanik

-      Tektonik



-      Runtuhan (terban)



Gempa yang terjadi karena erupsi gunung api
Gempa yang terjadi karena pergeseran lapisan batuan (dislokasi) dan meliputi wilayah yang luas
Gempa yang terjadi karena runtuhnya masa batuan mengisi ruang yang kosong di dalam litosfer

Intensitasnya
-      Makroseisme

-      Mikroseisme

Gempa yang intensitasnya besar
Gempa yang intensitasnya kecil
Hiposentrumnya
-      Gempa Dalam
-      Gempa pertengahan
-      Gempa Dangkal
300 km – 700 km
100 km – 300 km
Kurang dari 100 km

3. Proses Eksogenik (Tenaga Eksogen)
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar. Sumber tenaga air, sinar matahari, cuaca dan organisme.
a.       Jenis Tenaga Eksogen
1)      Pelapukan (Weathering)
Pelapukan adalah proses penghancuran masa batuan baik secara fisika, kimiawi, maupun biologis.
Pelapukan terdiri atas :
a.       Pelapukan mekanik (desintegrasi) adalah suatu proses penghancuran masa batuan tanpa mengubah struktur kimiawi batuan tersebut.
Pelapukan mekanik terjadi karena :
a.       Perubahan suhu secara tiba-tiba
b.      Pembekuan air menjadi Kristal-kristal es pada celah-celah batuan.
b.      Pelapukan kimiawi (dekomposisi) adalah proses penghancuran masa batuan disertai perubahan struktur kimiawi batuan tersebut.
2)      Erosi
Erosi adalah suatu proses pelepasan dan pemindahan massa batuan, secara alamiah dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh suatu zat pengangkut. Dalam peristiwa erosi terdapat 3 proses gerakan yaitu :
a.       Pelepasan massa batuan (detacent).
b.      Proses pengangkutan massa batuan
c.       Proses pengendapan massa batuan.
Proses erosi terbagi atas erosi air, erosi es, erosi angin, dan erosi air laut.
1)      Erosi Air
Erosi yang dilakukan oleh tenaga air terbagi atas:
1.      Erosi percikan (splash erosion)
Cirinya :
a.       Penyebabnya adalah percikan air hujan yang jatuh ke tanah.
b.      Sulit diamati oleh mata telanjang.
2.      Erosi lembar (sheet erosion)
Cirinya :
a.       Yang terkena erosi lapisan tanah bagian atas, yang berakibat kesuburan tanah berkurang.
b.      Warna tanah menjadi pucat (terang)
3.      Erosi alur (riil erosion)
Cirinya :
                        Ciri yang utama adalah hasil erosi membentuk alur-alur yang amat jelas serta bentuk alur relatif lurus di daerah berlereng dan berkelok-kelok.
4.      Erosi parit (gully erosion)
Cirinya :
1.      Pada lereng yang kena erosi membentuk parit yang dalam dan berbentuk huruf V dan U
2.      Terjadi daerah yang memiliki kemiringan lereng tinggi
3.      Tanah yang rusak akibat erosi parit sulit dikembalikan kesuburannya.
2)      Erosi Es
Erosi oleh es (gletsyer) sering disebut erosi glasial.
Gletsyer adalah sisa es yang bergerak. Gletsyer terdapat di daerah kutub dan pegunungan tinggi yang puncaknya tertutup es.
3)      Erosi Angin
Erosi angin disebut deflasi.
Erosi angin banyak terjadi di daerah gurun.
4)      Erosi Air Laut
Adanya proses abrasi mengakibatkan terbentuknya bentang alam di pantai yang berupa :
a.       Cliff (pantai yang berdinding curam)
b.      Relung (cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding lereng).
 
3)      Bentuk Muka Bumi sebagai Akibat Erosi
Bentangan alam hasil erosi yaitu :
1.      Cliff yaitu pantai terjal dan berdinding curam.
2.      Relung, yaitu cekung yang terdapat dinding cliff
3.      Dataran abrasi yaitu hamparan wilayah pendataran akibat abrasi
4.      Guguk pasir
5.      Morena, yaitu massa batuan hasil erosi yang berukuran besar/kecil.
6.      Ngarai, yaitu lembah yang dalam.
7.      Batu jamur yaitu yang disebabkan oleh erosi angin.

b.      Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan massa batuan atau tanah. Proses sedimentasi pada dasarnya dapat dikategorikan menurut tempat pengendapan dan tenaga yang mengendapkan.

c.       Menurut Tempat Pengendapan
1)      Sedimentasi Fluvial
Jenis sedimentasi terjadi di sepanjang aliran sungai atau dasar sungai. Di daerah hulu sungai dijumpai jenis batuan breksi, pada bagian tengah sungai dijumpai jenis batuan konglomerat sedangkan di muara terdapat endapan pasir halus dan lumpur.
Bentuk bentangan alam yang dihasilkan sedimentasi fluvial dapat berupa:
a.       Delta, ialah deposit lumpur tanah pasir dan batuan yang terdapat di muara sungai.
b.      Bantaran sungai ialah dataran yang terdapat di tengah-tengah badan sungai.
2)      Sedimentasi Eolis (Aeris)
Sedimentasi aeris ialah proses sedimentasi yang materi-materinya diangkut oleh angin. Bentukan yang dihasilkan oleh proses sedimentasi aeris antara lain guguk pasir (sand dumes) atau gundukan-gundukan pasir yang terdapat di pantai tua gurun.
3)      Sedimentasi Marine
Sedimentasi marine merupakan suatu proses sedimentasi yang mana materi hasil abrasi diangkut dan diendapkan di sepanjang pantai.
Hasil bentukan alam dari sedimentasi marine dapat berupa:
a.       Beach ialah kumpulan puing-puing batu karang yang terdapat di sekitar cliff
b.      Bar ialah endapan pasir di pantai yang arahnya memanjang.
c.       Tombolo ialah endapan pasir yang menghubungkan dua buah pulau.



No comments:

Post a Comment

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate