Monday, June 25, 2018

KONSEP FENOMENA HIDROSFER




A.    FENOMENA HIDROSFER
Sungai adalah aliran air tawar yang mengalir melalui terusan alami dan kedua pinggirnya dibatasi tanggul-tanggul alami yang akhirnya mengalir ke laut atau sungai induknya.
1.      Bagian Sungai
No
Hulu
Tengah
Hilir
1.
Daerahnya bergunung-gunung
Terjadi erosi vertikal,dan horizontal
Dekat dengan laut
2.
Dengan dengan mata air
Dasar sungainya cenderung berbentuk huruf U
Merupakan daerah yang sangat datar
3.
Banyak ditemui bongkahan batuan runcing di badan sungai
Terjadi sedimentasi
Aliran air sungai sangat lambat
4.
Arusnya deras
Ditemukan batu-batuan guling
Ditemukan meander
5.
Terjadi erosi vertikal (dasar)
Kemiringan lerengnya landai
Ditemukan kali mati
6.
Banyak ditemukan air terjun

Merupakan wilayah flood plain (dataran banjir)
7.


Bentuk lembah sungai sangat lebar
8.


Ditemukan delta

2.      Klasifikasi Sungai
a.       Menurut Sumber Airnya
No
Jenis
Artinya
1.
Sungai Hujan
Sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan atau mata air
Jenis sungai tersebut banyak dijumpai di wilayah Indonesia
2.
Sungai Campuran
Sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan gletsyer.
Jenis sungai ini ditemui di Irian Jaya (Papua). Misalnya Sungai Digul dan Sungai Mamberamo
3.
Gletsyer
Sungai yang sumber airnya berasal dari es yang mencair.
Jenis ini ditemukan di daerah pegunungan tinggi

b.      Menurut Volume Airnya
No
Jenis
Artinya
1.
Sungai permanen (episodik atau perennial)
Sungai yang volume airnya tetap stabil sepanjang tahun
2.
Sungai periodik (euphemeral)
Sungai yang volume airnya melimpahpada waktu musim hujan dan berkurang bajhkan kering pada waktu musim kemarau.

c.       Menurut Arah Aliran Terhadap Kemiringan Lereng
1.      Sungai konsekuen yaitu sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan lereng.
2.      Sungai subsekuen yaitu sungai yang mengalirnya tegak lurus pada sungai konsekuen.
3.      Sungai obsekuen yaitu arah sungai subsekuen yang arah alirannya berlawanan dengan sungai konsekuen.
4.      Sungai resekuen yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya sejajar dengan sungai konsekuen.
5.      Sungai insekuen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur dan tidak terikat oleh lereng daratan.
d.      Menurut Kecepatan Erosi
1.      Antisedensi yaitu sungai yang dasar sungainya terjadi pengangkatan oleh tenaga endoen tetapi diimbangi oleh adanya pengikisan di dasar sungai, sehingga sungai tidak berubah arahnya.
2.      Epigenesa yaitu sungai yang dasar sungainya terjadi pengikisan sampai mencapai batuan induknya.
3.      Pola Aliran Sungai
No
Jenis pola aliran
Keterangan
1.
Dendritik
Suatu pola aliran sungai yang anak sungainya membentuk sudut yang tidak teratur
Terdapat di daerah dataran rendah
2.
Pinnate
Suatu pola aliran sungai yang anak sungainya membentuk sudut lancip
Terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng curam.
3.
Trellis
Suatu pola aliran sungai yang relatif sejajar dengan anak-anak sungai yang bermuara pada sungai utama dan membentuk sudut 900
Terdapat di daerah lipatan
4.
Radial sentripetal
Suatu pola aliran sungai yang memusat ke suatu daerah.
Terdapat di daerah cekungan atau ledok
5.
Anular
Suatu pola aliran sungai yang anak sungainya melingkar
Terdapat di daerah kubah  (dome)
6.
Radial sentrifugal
Suatu pola liran sungai yang menyebar dari suatu puncak ke arah lereng


B.     MEANDER DAN DELTA
Meander yaitu aliran sungai yang berkelok-kelok secara teratur dengan arah pembelokan kurang lebih 1800.
Delta yaitu endapan batuan, pasir, kerikil, dan lumpur yang terdapat di muara sungai.
Syarat-syarat terbentuknya delta:
1.      Adanya sungai yang menuju ke laut.
2.      Arus dan gelombang sungai kecil.
3.      Lautnya dangkal
4.      Gelombang laut kecil.
5.      Tidak adanya gerakan tektonik.
6.      Pasang surut relatif kecil

C.    DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
DAS yaitu bagian permukaan bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan.
1.      Jenis DAS
DAS Hulu
DAS Tengah
DAS hilir
1.      Berbukit-bukit
2.      Lerengnya curam
3.      Dijumpai jeram
4.      Biasanya yang digunakan areal hutan dan perkebunan
1.      Morfologinya relatif landai
2.      Dimanfaatkan untuk lahan pertanian
3.      Merupakan pusat pemukiman
1.      Morofologinya datar dan subur
2.      Dimanfaatkan untuk lahan pertanian
3.      Dimanfaatkan untuk lahan pemukiman

 










Upaya-upaya mempertahankan DAS
a.       Dilakukan reboisasi di bagian hulu,
b.      Larangan penebangan hutan di bagian hulu,
c.       Mencegah adanya pencemaran DAS,
d.      Melarang pembangunan pemukiman di sekitar DAS.

a.      Manfaat DAS
1)      Merupakan cadangan air;
2)      Untuk irigasi,
3)      Perikanan darat,
4)     
Metode thiese digunakan untuk DAS yang panjang dan luas (1000-5000 km2)
 
Sebagai tempat wisata
 








b.      Danau
Danau adalah suatu cekungan yang digenangi air tawar dalam jumlah cukup banyak dan luas.
Biasanya air danau merupakan air tawar kalau danau tersebut airnya asin, maka dinamakan laut, seperti Danau Kaspia dan Danau Mati (di Israel).


c.       Klasifikasi Danau
1)      Menurut proses terjadinya.
No
Jenis Danau
Keterangan
1.




2.



3.


4.
Tektonik




Vulkanik



Vulkano-Tektonik


Karst

Terjadi akibat adanya tenaga tektonik, misalnya patahan
Contoh : Danau Poso, Danau Tempe, Danau Towuti, Danau Anau, dan Danau Singkarak

Terjadi akibat erupsi gunung berapi. Contoh: Danau Kalimutu, Danau Kawah Ijen, Danau Kerinci, dan Danau Batur

Terjadi karena adanya proses vulkanik dan tektonik. Contoh Danau Toba

Danau yang terdapat di daerah berbatu. Contoh: Danau Doline


D.    PERAIRAN LAUT
1.      Klasifikasi Laut
a.      Menurut Letaknya
No
Jenis Laut
Keterangan
1.


2.


3.


Laut Tepi


Laut pertengahan


Laut pedalaman
Laut yang letaknya di sepanjang tepi benua. Contoh Laut Cina Selatan, Laut Jepang

Laut yang terletak di antara dua benua atau daratan. Contoh Laut yang terdapat di Indonesia

Laut yang terletak di tengah-tengah benua atau dikelilingi daratan. Contoh Laut Kaspia dan Laut Mati

b.      Menurut Terjadinya
No
Jenis Laut
Keterangan
1.




2.





3.


Laut Ingresi




Laut Transgresi





Laut regresi
Laut dalam yang terjadi karena adanya penurunan dasar samudera (adanya patahan)
Contoh: Laut Banda, Laut Sulawesi, Laut Flores, dan Laut Seram.

Laut dangkal yang terjadi karena adanya genangan air pada daratan yang lebih rendah pada zaman berakhirnya zaman diluvium
Contoh : Laut Jawa, Laut Arafura, Selat Sunda, Selat Bali

Laut yang terjadi karena adanya proses penyempitan permukaan air laut karena terjadinya penurunan air laut. Misalnya Laut Jawa

c.       Berdasarkan Kedalamannya
No
Jenis Laut
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Zona litoral (pesisir)
Zona neritis
Zona batiyal
Zona abissal
Zona antara garis air surut dengan air pasang
Wilayah laut yang kedalamannya 0-200 m
Wilayah laut yang kedalamannya 200-1000 m
Wilayah laut yang kedalamannya lebih dari 1000 m

2.      Relief Dasar Laut
Relief dasar laut terdiri atas :
1.      Continental Shelf (lands kontinen) juga disebut paparan benua. Continental shelf mempunyai kedalaman kurang dari 180 meter.
Contoh: Paparan Sunda, Paparan Australia, Landas Kontinen Eropa.
2.      Continental Slope (lereng benua), kedalaman continental slope antara 200-1800 meter
3.      Ocean floor (dasar samudera). Kedalaman lebih dari 1800 meter.
4.      The deep (trough).
Contoh through adalah Palung Mindanau
5.      a
3.      Sifat Fisik dan Kimia Laut
Salinitas (Kadar Garam)
Salinitas adalah banyak sedikitnya kadar garam yang terdapat dalam setiap 1 liter air laut. Rata-rata kadar garam air laut, yaitu 34,5%, artinya tiap 1 liter air laut mengandung garam = 34,5 gram.


2 comments:

  1. Tulisan di tabelnya sulit dibaca karena warna background tabel yang cerah sekali :"3
    Terima kasih atas ilmunya ヽ( 'ω' )ノ

    ReplyDelete
  2. Terima kasih atas kritik dan sarannya

    ReplyDelete

About

About

loading...

Pengaruh Gaya Hidup di Masa Pandemi Covid-19

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah tergantung jaman. Gaya hidup bisa dilihat dari pakaian, bahasa, k...

Search This Blog

Translate